Ekonomi ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1

73 Walaupun perekonomian Indonesia melambat, terdapat beberapa indikasi bahwa perekonomian Indonesia dapat terhindar dari perlambatan yang lebih buruk. Pertama, mulai membaiknya daya beli masyarakat sejak bulan Juli 2008. Hal ini terlihat dari kenaikan Indek Kepercayaan Konsumen IKK sejak bulan Juli 2008 Gambar 10. IKK adalah indeks yang menggambarkan penilaian masyarakat terhadap keadaan ekonomi mereka. IKK juga dapat menggambarkan daya beli masyarakat. IKK yang meningkat menggambarkan keadaan ekonomi masyarakat yang baik yaitu meningkatnya daya beli masyarakat. Sebaliknya, IKK yang menurun menunjukkan meburuknya keadaan ekonomi masyarakat karena menurunnya daya beli. Pada bulan November 2008, IKK telah mencapai level tertinggi dalam satu tahun terakhir. Walaupun pada bulan Desember IKK sedikit menurun, akan tetapi level IKK masih pada level yang relatif tinggi yang berarti daya beli konsumen yang masih baik. Gambar 10. Indeks Kepercayaan Konsumen Tahun 2002-2008 Sumber : danareksa-research.com [2 Maret 2009] Kedua, semakin terkedalinya inflasi yang mendorong perbaikan daya beli konsumen. Walaupun angka inflasi masih dua digit hingga sampai dengan akhir tahun 2008, kenaikan harga cenderung menurun, bahkan pada Bulan Desember 2008 terjadi deflasi penurunan harga yang disebabkan oleh jatuhnya harga pangan dan harga minyak dunia ke level yang rendah Gambar 11 . Akibatnya, harga komoditas pangan di dalam negeri juga mengalami penurunan. Pemerintah bahkan telah menurunkan harga BBM bersubsidi. Tekanan inflasi akan semakin 74 terkendali hingga bulan Desember 2009 diperkirakan inflasi tahunan akan turun ke level 6,52 persen. Gambar 11. Tingkat Inflasi Indonesia May 2008 – Januari 2009 Sumber : www. bi.go.id [2 Maret 2009] Ketiga, terbukanya ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga dikarenakan semakin terkendalinya inflasi. BI rate telah turun mencapai 8,25 persen terhitung 4 Februari 2009 . Penurunan BI rate akan diikuti oleh penurunan suku bunga lainnya, termasuk suku bunga pinjaman. Suku bunga yang rendah akan cenderung memicu belanja konsumen, karena bunga yang rendah akan mendorong masyarakat yang memiliki dana untuk membelanjakan uangnya karena bunga yang diterima dari deposito atau tabungan menjadi tidak sebesar sebelumnya. Di samping itu, masyarakat yang tidak memiliki dana juga tidak lebih segan untuk meminjam uang dari perbankan karena bunga yang lebih rendah. Keadaan ini akan mendorong konsumsi masyarakat. Kenaikan konsumsi masyarakat akan mendorong pengusaha untuk meningkatkan aktivitas bisnisnya untuk memenuhi kenaikan permintaan. Gambaran perekonomian Indonesia menurut indikator ekonomi dapat dilihat pada Tabel 20. 75 Tabel 20. Tabel Indikator Perekonomian Indonesia Tahun 2006 – 2009 Forecasting Indikator Ekonomi 2006 2007 2008F 2009F Gross Domestic Product yoy 5,5 6.3 6,3 4,5 – 5,9 Inflasi yoy 6,6 6.6 11,6 6,52 BI Rate 9,8 8.0 9,3 8,0 USDIDR 9.020 9.419 10.780 9.507 Ekspor yoy 9,4 8.0 13,7 3,6 Impor yoy 8.6 8.9 13,6 5,7 Sumber : Danareksa Research Institute dalam Agro Observer edisi Maret 2009

6.2.2 Politik dan Kebijakan Pemerintah

Kebijakan yang terkait dengan industri minuman antara lain pemerintah menurunkan tarif bea masuk bahan baku untuk industri minuman, bahan baku industri kimia dan bahan baku untuk industri kecil kerajinan perak. Penurunan ini ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19 PMK.0112009 tertanggal 13 Februari 2009. Latar belakang ditetapkannya PMK ini yaitu untuk mendukung sektor riil dalam menghadapi krisis. Dalam Peraturan Meneteri Keuangan tersebut juga ditetapkan kebijakan menaikkan tarif pada produk tertentu. Produk-produk yang dinaikkan tarif bea masuknya adalah industri minuman, industri kimia, industri logam yang terkait dengan kawat dan paku dan industri alat-alat mesin pertanian. Kebijakan menaikkan tarif ini dilakukan untuk memberikan perlindungan sementara terhadap beberapa produk jadi yang diproduksi industri hilir dalam menghadapi serbuan produk-produk impor. Kondisi perekonomian Indonesia yang mulai membaik mendorong Pemerintah Kota Depok untuk meningkatkan iklim investasi daerah. Hal ini dapat dilihat dari arah kebijakan penanaman modal Kota Depok, yaitu meningkatkan investasi daerah berbasis tenaga kerja dengan kerangka anggaran penyediaan insenif bagi dunia usaha, memperkuat struktur permodalan dan kinerja BUMD, serta kemitraan dunia usaha dan pemerintah. Salah satu program yang dilakukan 76 sebagai langkah implementasi kebjakan tersebut yaitu melaksanakan kegiatan memfasilitasi kemitraan antara usaha besar dan kecil dalam rangka investasi daerah Disperindag Depok, 2009. Kebijakan Penanaman Modal yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Depok dengan mengacu kepada : 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1967 Jo No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing PMA. 2. Undang-undang No. 6 Tahun 1968 Jo No 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Negeri PMDN berdasarkan keputusan Presiden Rl No. 99 Th. 1998 tentang bidangjenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidang jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan dan Undang-undang No.9 Tahun 1995, tentang usaha kecil. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 99 Tahun 1998 tentang bidangjenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidangjenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan. 4. Keputusan Walikota Depok Nomor 821.2991KptsPerindagHk2004 tentang pembentukan tim fasilitasi dalam rangka kemitraan antara usaha kecil, menengah dengan usaha besar. Kebijakan lain yang menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan bagi perkembang dan perusahaan yaitu terkait dengan kebijakan Rencana Strategis Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pertanian yang menjadikan belimbing sebagai ikon Kota Depok. Dijadikannya belimbing sebagai ikon Kota Depok meningkatkan dukungan pemerintah terhadap perusahaan yang bergerak pada pengolahan komoditas unggulan Kota Depok. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Kota Depok tersebut menjadi peluang CV WPIU untuk menjalin kerjasama dalam pengembangan usaha.

6. 2.3 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Bisnis makanan dan minuman merupakan bisnis yang selalu dibutuhkan. Hal ini terkait dengan energi, nutrisi, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas hidup manusia. Demikian halnya dengan bisnis jus buah