Kriteria dalam Penilaian Otentik
menyebutkan ada banyak tugas dan kegiatan penilaian pembelajaran yang dapat dikelompokkan ke dalam asesmen otentik. Misalnya, mengungkapkan kembali
pesan yang didengar, dibaca, atau dilihat baik secara lisan atau tertulis jadi berunjuk kerja secara lisan dan tertulis, wawancara, pertanyaan terbuka,
membuat karya tulis tertentu, membuat laporan kegiatan, demonstrasi, pengamatan oleh guru, portofolio, penilaian diri sendiri atau oleh teman, dan lain-
lain. Sementara itu, model penilaian yang disebutkan oleh Kemdikbud 2013:
234-238 antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian tertulis. Model penilaian otentik juga disebutkan oleh Wahyuni dan
Ibrahim 2012: 68-83 juga menyebutkan 6 model penilaian otentik, yaitu: penilaian kinerja, portofolio, proyek, diri, sejawat, dan sikap. Berikut ini adalah
penjelasan beberapa model penilaian otentik yang telah disebutkan. 1.
Penilaian Kinerja Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didik
dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, menguji apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata
dan dalam konteks tertentu. Dalam konteks penilaian pembelajaran bahasa di sekolah ketepatan kinerja tersebut harus ditekankan pada ketepatannya
mempergunakan bahasa dan sekaligus muatan informasinya. 2.
Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat Penilaian diri meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri,
sedangkan penilaian sejawat meminta peserta didik untuk menilai temannya.
Penilaian sejawat tidak jauh berbeda dengan penilaian diri. Menurut Kemdikbud 2013: 235 penilaian diri merupakan teknik penilaian yang meminta peserta didik
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi dalam mata pelajaran tertentu.