Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan.
5 Permainan
Format ini berisi permainan yang mengacu pada proses pembelajaran. Siswa yang malas belajar menjadi ada ketertarikan untuk mencoba, karena
pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa sebenarnya sedang melakukan proses belajar.
Kelima format sajian multimedia pembelajaran interaktif di atas bukan hal yang mustahil jika digabungkan menjadi satu program. Tentu akan lebih
memberikan manfaat kepada siswa, karena konten yang disajikan lebih lengkap. Seorang guru seharusnya memiliki kelimanya atau paling tidak satu sebagai alat
bantu dalam proses pembelajaran. Apabila guru belum dapat membuat sendiri, program seperti ini telah tersebar di dunia maya dan mudah untuk didownload.
Hal yang paling utama dalam kelima sajian tersebut adalah adanya kemudahan dalam pengoperasiannya oleh siswa. Aneh jika program yang dibuat sempurna
tetapi siswa tidak dapat menggunakannya dan menjadi malas untuk menggunakannya.
d. Prosedur Pembuatan Pembelajaran Multimedia Interaktif
Krigsman dalam Lisana menjelaskan tiga fase dalam pembuatan aplikasi multimedia, yaitu fase definisi, fase spesifikasi, dan fase implementasi. Fase
definisi merupakan pemilihan projek. Selanjutnya fase spesifikasi adalah pembuatan rancangan multimedia. Fase yang terakhir, yaitu fase implementasi
yaitu pengolahan komponen multimedia yang telah dipilih dan dirancang.
14
Seperti halnya dalam sebuah prosedur, tahapan pertama adalah mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dan diakhiri dengan pengolahan rancangan
yang telah dibuat sebelumnya.
14
Lisana, Op. cit., h. 46.
Prosedur pembuatan multimedia pembelajaran interaktif, dapat pula mengikuti tahapan pada tabel berikut:
15
Tabel 2.1. Prosedur Pembuatan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif
No Tahap
Penjelasan 1
Analisis Kebutuhan Program yang dibuat harus sesuai dengan spesifikasi
keilmuan dan ketepatan metodologi pembelajaran dengan
substansi materi
dan kompetensi
yang diharapkan.
2
Identifikasi Materi Identifikasi mencakup tujuan pembelajaran umum dan
khusus, pokok materi, pokok bahasan, dan subpokok bahasan, sarana, dan waktu yang dibutuhkan untuk
pembelajaran.
3
Menentukan Format
Pembelajaran Multimedia
Interaktif Memilih format sesuai kebutuhan siswa, antara format
pembelajaran multimedia interaktif drill dan practice, tutorial, simulasi, percobaan atau eksperimen, atau
permainan.
4
Desain Flow Chart Penggambaran menyeluruh mengenai alur program dari
start hingga finish yang dibuat dengan simbol-simbol tertentu.
5
Penulisan Story Board Sebagai bentuk pengembangan dari desain flow chart
dan upaya dokumentasi program secara tertulis.
6
Pengumpulan Bahan Grafis Mempersiapkan bahan grafis seperti foto, ilustrasi
gambar, rekayasa foto, dan sebagainya sesuai yang direncanakan dalam story board.
7 Pengumpulan Bahan Animasi
Pengumpulan bahan animasi sebagai pesan yang membutuhkan unsur gerak dan membuat tampilan lebih
menarik.
8
Pemrograman Menggabungkan materi-materi yang dibutuhkan dalam
story board untuk dihasilkan program pembelajaran multimedia interaktif.
9 Finishing, Mastering
Menyempurnakan program yang telah selesai sehingga tidak ada kesalahan sedikit pun.
10 Uji Coba
Tujuan uji coba untuk mengetahui keterbacaan visual; apakah pesannya jelas, animasi tidak terlalu mencolok
dan mengganggu, tulisannya jelas atau tidak; kualitas suara; dan sebagainya.
11 Revisi Produk Akhir
Apabila dalam uji coba terdapat kesalahan, dilakukan revisi agar program dapat berjalan dengan sempurna.
Kesebelas prosedur merupakan rangkaian yang tidak boleh terlewatkan dan harus dilakukan secara berurutan. Sebagai contoh, bagaimana mungkin dapat
15
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. I, h. 41-44.
16
Tahapan Deskripsi
1: Assemble the content
Mengumpulkan dan mengatur konten media yang akan digunakan
2: Digisting media
Mengubah konten media yang berupa analog menjadi format digital
3: Editing the media files
Memodifikasi dan
mengedit konten
media menggunakan aplikasi pembantu
4: Author the application
Mensinkronisasikan konten media dan memberi fasilitas interaktif
5: Incorporating interactivity
Membuat navigasi yang mudah digunakan dan fungsi interaktif
6: Deliviring the application
Mengemas hasil aplikasi sehingga dapat digunakan oleh pengguna
17
16 17
Prosedur atau tahapan-tahapan pada intinya dilakukan untuk menciptakan multimedia pembelajaran interaktif yang dapat digunakan oleh guru sebagai alat
bantu dalam pembelajaran. Jika guru atau penbuat multimedia pembelajaran interaktif tidak melakukan step-step dengan benar, maka banyak terjadi kesalahan
pada program yang sudah dibuat. Program yang gagal tidak akan dapat dipakai sebagai alat bantu guru.
Suatu multimedia interaktif yang dikembangkan harus memenuhi kriteria. Thorn dalam Hasrul mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia
interaktif, anatara lain:
18
1 Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah multimedia
interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswamahasiswa dapat mempelajarinya tanpa harus memiliki pengetahuan yang kompleks
tentang media. 2
Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Artinya, terdapat kandungan pengetahuan yang jelas.
3 Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai isi
dan program multimedia interaktif itu sendiri. 4
Kriteria keempat
adalah integrasi
media, dimana
media harus
mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan. 5
Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik untuk menarik minat belajar.
6 Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, dengan
kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.
Selain melakukan prosedur secara berurutan dan tuntas, perlu diperhatikan pula kriteria-kriteria yang harus dimiliki multimedia interaktif. Telah disebutkan
bahwa kriteria pertama adalah multimedia interaktif harus mudah dioperasikan
18
Hasrul, Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif, Jurnal MEDTEK Vol. 2 No.1, 2010, h. 2.
oleh pengguna. Karena sebagus apapun multimedia interaktif dibuat, apabila pengguna sulit mengoperasikan maka akan menjadi tidak berguna. Dengan
demikian untuk membuat multimedia interaktif, harus memenuhi-memenuhi kriteria-kriteria tersebut.
e. Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran