Dimas. Ia tidak dapat mengajukan segala pertanyaan tentang rasa kasih yang Dimas berikan kepadanya dengan rasa kasih yang ia tidak tunjukan
secara langsung kepada Surti karena ia mengetahui jawabannya.
g. Lintang Utara
Lintang Utara adalah anak dari hasil perkawinan campur antara Dimas Suryo dengan Vivienne Deveraux. Dalam novel ini, Lintang
digambarkan sebagai tokoh berkembang. Dia juga menjadi tokoh penting karena pada beberapa bab cerita berfokus kepadanya. Dalam novel ini,
Lintang merupakan tokoh yang cukup dominan. Sejak kecil hingga dewasa, dia mengalami perubahan perwatakan dari setiap peristiwa yang
dialami dan dikisahkan. Lintang Utara itulah nama puteri yang lahir setelah pernikahan
kami berusia lima tahun. Semua yang ada pada Lintang adalah perwujudan ibunya, kecuali rambutnya yang hitam dan ikal adalah
rambut keluarga Suryo.
22
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Lintang Utara merupakan perpaduan antara kecantikan khas Prancis yang dimiliki ibunya dengan
warna khas pribumi yang dimiliki oleh ayahnya. Sampai dia beranjak dewasa kecantikannya semakin terlihat.
Lintang dewasa bukan hanya cantik tetapi juga pintar. Hal ini terlihat dari kutipan berikut,
“Maman,” dia menghela nafas, “aku merasa tidak cukup hanya mendengar cerita dari Ayah, Om Nug, Om Tjai, dan Om Risjaf.
Tidak cukup juga mewawancarai orang-orang Kedutaan...ada konteks kesejarahan yang harus kupahami, bagaimana absurditas
sejarah di Indonesia ini dimulai.” Inilah celakanya membesarkan anak dengan buku dan pendidikan
Sorbonne.
23
Lintang mempunyai kehidupan yang berbeda dari anak-anak hasil perkawinan campur lainnya. Perbedaan tersebut tergambar pada kutipan
berikut ini,
22
Ibid., h. 85.
23
Ibid., h. 210-211.
Aku mulai merasa ada sebuah kehidupan lain di bawah kehidupan „normal’ kami sebagai keluarga sejak aku masih kanak-
kanak: keluarga kami berbeda dari keluarga Prancis umumnya.
24
Perbedaan yang dialaminya adalah karena dia anak dari eksil politik. Sejak kecil dia hanya mengenal sebagian tanah airnya yang lain dari
cerita-cerita orangtuanya, cerita bagaimana ayahnya bisa sampai di Paris dan mengapa tidak bisa kembali lagi ke Indonesia. Sampai pada saat dia
ingin menyelesaikan tugas akhirnya di Universitas Sorbone dia disarankan untuk mengangkat film dokumenter tentang Indonesia.
“Negara kelahiran ayahmu sedang bergejolak. Ekonomi jadi pemicu. Tetapi situasi politik semakin memanas karena Indonesia
sudah dipimpin oleh presiden yang sama.”
25
Negara lain juga mengalami situasi sosial dan politik yang tidak stabil seperti Indonesia, namun tidak seperti situasi politik yang dialami
Indonesia. Sejak pemerintahan Soeharto atau rezim Orde Baru dan selama pemeritahan itu masih berkuasa, orang-orang seperti keluarga Lintang
tidak akan bisa menginjakkan kaki di Indonesia. Celakanya, selama 32 tahun Indonesia dipimpin oleh presiden yang sama.
Lintang memang tidak pernah datang ke Indonesia, tetapi dia cukup mengenal makanan dan cerita-cerita Indonesia, seperti cerita perwayangan.
Tokoh yang paling disukai Lintang pada saat itu adalah Srikandi dan Panji Semirang.
“Kenapa Srikandi?” “Aku merasa dia bergerak mencari raga yang tepat.”
“Kenapa Panji Semirang?” “Dia memburu identitas.”
26
Berdasarkan kutipan di atas terlihat alasan mengapa Lintang memilih tokoh-tokoh yang memburu identitas adalah karena sama dengan
dirinya yang juga memburu identitas. Sebenarnya dia juga mempunyai hak
24
Ibid., h. 143.
25
Ibid., h. 134.
26
Ibid., h. 184.