Pamrih Anak Gadis II

58 tanpa belas kasihan berkata, kamu telah menjatuhkan gulungan itu, jadi ambilah gulungan itu kembali. Suatu ketika gulungan benang tersebut jatuh ke dalam sumur. Sang anak berlari menuju ibu tirinya dan menangis. Ia bingung tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Namun ibunya malah memarahi sang anak dan ia tidak mau tahu bagaimanapun caranya sang anak harus bisa mendapatkan kembali gulungan benang tersebut. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa sang ibu tidak memiliki rasa belas kasihan sama sekali terhadap anak tirinya tersebut.

4. Frau Holle

a. Baik Hati

Frau Holle merupakan seorang nenek tua yang mempunyai watak baik hati. Hal ini disampaikan oleh pengarang secara tidak langsung melalui kutipan berikut ini: “,,,, was fürchtest du dich, liebes Kind?bleib bei mir, wenn du alle Arbeit im Hause ordentlich tun willst, so soll dirs gut gehen.” P 5 Apa yang kamu takutkan anak manis? Tinggalah bersamaku, jika kamu melakukan pekerjaan rumah ini dengan rapi kamu akan baik-baik saja. “,,,,,so will ich dich selbst wieder hinaufbringen.” P 8 ,,,aku sendiri yang akan membawamu ke atas kembali. Dari kutipan di atas nenek terlihat baik hati karena menawarkan anak gadis I itu tinggal bersamanya. Karena Anak Gadis I itu sudah membantu Frau Holle mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan baik, maka sebagai balas budi Frau Holle sendiri yang akan mengantar Anak 59 Gadis I itu kembali pulang. Frau Holle memberikan hadiah yang setimpal dengan kebaikan sang anak yang mau membantu Frau Holle mengerjakan semua pekerjaan rumahnya. Karena kebaikannya membantu Frau Holle, Anak Gadis II mendapatkan hadiah emas yang menyelimuti tubuhnya.

2. Perwatakan Tokoh Dalam Dongeng Bawang Merah Bawang Putih

Tokoh dalam dongeng ini adalah Bawang Putih sebagai tokoh utama dan Bawang Merah dan ibunya sebagai tokoh tambahan. Seperti yang dijelaskan oleh Nurgiyantoro 2012:176, tokoh utama dalam cerita adalah tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi cerita. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya sekali atau hanya beberapa kali dimunculkan dalam cerita. Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan menjadi tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Menurut Altenbernd Lewis dalam Nurgiyantoro, 2012: 178, tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Dalam dongeng ini Bawang Putih digambarkan sebagai seorang gadis yang baik hati, penurut, pendiam, rajin, tulus, santun, sopan, menghormati orang tua, dan tidak serakah. Bawang merah digambarkan sebagai seorang gadis yang serakah, pemalas, pemarah, dan tidak punya sopan santun. Ayah digambarkan