Munafik Janda Ibu Bawang Merah

80

f. Semena-mena

Ibu Bawang Merah bertindak semena-mena terhadap Bawang Putih. Tindakan semena-mena ini dapat ditunjukkan dalam kutipan berikut ini secara langsung oleh pengarang: “Suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang Putih.” P 4 Setelah ayah Bawang putih meninggal, Bawang merah dan ibunya semakin bersikap semena-mena terhadap Bawang Putih. Bawang Putih hampir tidak beristirahat. Ia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Memasak air, mempersiapkan sarapan, memberi makan ternak, mencuci dan menyetrika. Semua pekerjaan itu ia lakukan setiap hari.

g. Serakah

Watak serakah yang dimiliki oleh ibu Bawang Merah disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini ; “Alangkah terkejutnya Bawang Putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranyadan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan Bawang Merah yang dengan serakah langsung merebut emas dan permata tersebut.” P 15 Sesampainya di rumah Bawang putih menyerahkan baju ibu tirinya yang hanyut di sungai. Kemudian ia menuju apur untuk membelah labu pemberian nenek tadi. Namun alangkah terkejutnya ia saat melihat isi labu tersebut yang berisi emas permata yang sangat banyak. Kemudian ia 81 memanggil saudara dan ibu tirinya. Namun dengan serakah keduanya langsung merebut emas permata dari tangan Bawang Putih. Jelas terlihat bahwa Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah sama-sama memiliki watak serakah.

h. Licik

Watak licik ini disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang. Hal ini dapat terlihat dari kutipan berikut ini : “Mendengar cerita Bawang Putih, Bawang Merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini Bawang Merah yang melakukannya.” P 16 Kelicikan ibu Bawang Merah terlihat saat berencana untuk melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih yang ingin mendapatkan emas permata. Ia memaksa Bawang Putih untuk menceritakan bagaimana ia bisa mendapatkan hadiah tersebut.setelah menengar cerita dari Bawang Putih keduanya berniat untuk melaksanakan hal yang sama. Watak licik ini juga terlihat dari kutipan berikut ini : “Karena takut Bawang Putih akan meminta bagian, mereka menyuruh Bawang Putih untuk pergi ke sungai.” P 17 Sesampainya di rumah, Bawang Merah langsung menemui ibunya. Karena takut Bawang putih meminta bagian, mereka menyuruh Bawang putih untuk pergi ke sungai. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ibu Bawang Merah adalah seorang ibu yang jahat, kejam, serakah, dan lain sebagainya. Ibu Bawang Merah ini termasuk tokoh tambahan. Namun jika