Fase Integrasi Deskripsi kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri

69,9 melampaui KKM nilai rata-rata kelas II SD Negeri Sendangadi 2 pada mata pelajaran matematika yaitu ≥ 60 dengan nilai tertinggi 93,3 dan nilai terendah 53,3. Hasil nilai rata-rata kelas tersebut menunjukan bahwa tujuan fase integrasi telah “tercapai”, yaitu siswa mampu mengintegrasikan materi yang dipelajari. Kegiatan selanjutnya yaitu guru membimbing siswa untuk membimbing siswa untuk merangkum materi pembelajaran yang sudah dipelajari dari awal sampai akhir. Gambar 4.8 Siswa merangkum materi pembelajaran. Kegiatan fase integrasi yang terakhir yaitu siswa menuliskan refleksi pembelajaran secara individu. Berdasarkan pengamatan guru, sebagian besar siswa sudah mampu menjawab pertanyaan refleksi dengan lancar, hanya ada beberapa yang bertanya kepada guru karena kesulitan memahami maksud beberapa pertanyaan refleksi, sehingga guru membimbingnya dengan menjelaskan maksud pertanyaan refleksi yang sulit dipahami beberapa siswa tersebut. Gambar 4.9 Siswa menuliskan refleksi. Berikut ini adalah rangkuman hasil jawaban refleksi 14 siswa: 1. Hari ini kita telah belajar tentang bangun datar persegi dan persegi panjang. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran tersebut? Jawaban: tahu dan mengenal tentang persegi dan persegi panjang, tahu benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang. 2. Di lingkungan sekitar kita ada banyak benda berbentuk persegi dan persegi panjang. Coba kamu sebutkan benda-benda yamg berbentuk persegi dan persegi panjang Jawaban: Benda berbentuk persegi itu ubin, jam dinding. Benda berbentuk persegi panjang itu meja, papan tulis, almari, kalender, pintu, jendela. 3. Coba sebutkan manfaat belajar persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari Jawaban: supaya tahu bentuk benda-benda persegi dan persegi panjang. Berdasarkan rangkuman hasil refleksi siswa tersebut, ternyata siswa dapat mengetahui dan mengenal tentang persegi dan persegi panjang serta benda- bendanya. Siswa dapat menyebutkan benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang. Siswa juga dapat menyebutkan manfaat mempelajari persegi dan persegi panjang yaitu supaya mengetahui bentuk benda-benda persegi dan persegi panjang. Hasil refleksi siswa tersebut menunjukkan bahwa tujuan pada fase integrasi telah “tercapai”. Berdasarkan fase integrasi nampak jelas jika siswa memahami macam- macam bentuk segi empat persegi dan persegi panjang. Hal tersebut juga tampak pada hasil rubrik penilaian. Hasil rubrik penilaian dapat dilihat pada lampiran 5.7. Guru mendapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.8 Rekapan Hasil Rubrik Penilaian No Indikator Jumlah siswa yang mendapatkan skor 10 15 20 25 1 Mengidentifikasi minimal 5 benda berbentuk segi empat yang ada di dalam dan di luar kelas melalui kegiatan pengamatan. 14 21 42 21 2 Menjelaskan 2 definisi bentuk benda berbentuk segiempat melalui kegiatan pengamatan. - 7 57 36 3 Menyusun minimal 4 puzzle berbagai macam bentuk segiempat. - 14 43 43 4 Menunjukan sikap bekerjasama saat mengerjakan tugas dalam kelompok. - 21 50 29 Berdasarkan hasil rubrik penilaian indikator ternyata dapat membantu siswa memahami macam-macam segi empat sesuai dengan level 0 yaitu visualisasi yang berkaitan dengan kemampuan mengenal tampilan bentuk bangun datar sederhana. Hal tersebut terbukti dari persentase siswa yang memperoleh skor 25. Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada indikator 1 sebanyak 21 3 siswa. Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada indikator 2 sebanyak 36 5 siswa. Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada indikator 3 sebanyak 43 6 siswa. Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada indikator 4 sebanyak 29 4 siswa.

4.2 Pembahasan

Hasil validasi prototipe oleh dosen ahli dan guru mendapatkan skor rata- rata 3,75 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan skor rata-rata tersebut maka produk tersebut layak untuk diujicobakan. Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa siswa dapat melakukan kegiatan dengan cukup baik dan lancar pada setiap fase pembelajaran tersebut. Hal tersebut terbukti dari lima fase van Hiele yang telah dilakukan siswa sebagai berikut: 1. Fase Informasi Siswa cukup aktif dan antusias saat kegiatan menyanyikan lagu “Segi Empat”, tanya jawab tentang isi lagu, dan mengamati contoh benda persegi dan persegi panjang yang ditunjukkan guru. 2. Fase Orientasi Langsung Siswa mampu melaksanakan tugas kelompok yaitu mencari benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang di dalam atau di luar kelas dengan antusias. 3. Fase Penjelasan Siswa mampu menjelaskan hasil observasinya dengan menyebutkan benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang dengan tepat dan lancar. 4. Fase Orientasi Bebas Siswa mampu melakukan kegiatan kelompok yaitu menyusun puzzle persegi dan persegi panjang dengan rapi, lancar, dan tepat sesuai perintah. Masing-masing siswa juga mampu menggambar rumah impian yang terdiri dari bentuk persegi dan persegi panjang dengan rapi, menarik, dan bervariasi. 5. Fase Integrasi Siswa mendapatkan nilai yang cukup memuaskan dari hasil pengerjaan soal evaluasi, siswa mampu merangkum materi yang telah dipelajari dengan kata-kata mereka sendiri, berdasarkan hasil refleksi siswa, siswa juga mampu memahami materi dan manfaat dari materi yang dipelajari. Seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan membuat siswa cukup antusias dan cukup membantu pemahaman siswa akan materi persegi dan persegi panjang. Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele ini dapat membantu siswa dalam memahami macam dan unsur bangun datar yang merupakan salah satu bagian dari konsep geometri. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II sekolah dasar, peneliti memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Prototipe perangkat pembelajaran geometri untuk siswa kelas II

tersebut disesuaikan dengan pemahaman ide-ide ruang siswa kelas II berdasarkan lima tahapan berpikir geometri menurut van Hiele. Tahapan berpikir geometri siswa kelas II termasuk ke dalam level 0 yakni visualisasi. Terbukti siswa terbantu untuk mengenal dan menamakan bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk tersebut. Berdasarkan hasil rubrik penilaian, masih ada 14 siswa yang belum mampu mengidentifikasi 5 benda berbentuk segi empat

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENYAJIAN PEMBELAJARAN MATERI GEOMETRI PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SD BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

0 5 16

ANALISIS PROSES BERPIKIR GEOMETRI SISWA TUNANETRA PADA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE(Sebuah Studi Kasus).

0 1 27

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE.

0 1 25

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE.

0 1 31

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van hiele untuk siswa kelas I sekolah dasar.

7 54 174

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van hiele untuk siswa kelas III sekolah dasar.

0 1 194

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van hiele untuk siswa kelas V sekolah dasar.

6 25 224

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 1 207

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 0 158

Penerapan Fase-fase Pembelajaran Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Materi Bangun Datar Sederhana Siswa Kelas II SDN Dabasah 1 Bondowoso

0 0 5