Analisis Kebutuhan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dilakukan oleh peneliti dalam penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa LKS mengacu kurikulum 2013. Analisis kebutuhan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi atau masalah yang ada dan terjadi di lapangan. Analisis kebutuhan juga sebagai pedoman pengembangan penyusunan LKS dan juga sebagai pedoman bagi peneliti untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa terhadap LKS yang berdasarkan kurikulum 2013. Analisis kebutuhan diawali dengan melakukan wawancara terhadap Ibu C yang merupakan guru kelas II A SD Negeri Kalasan 1 pada hari Selasa, 28 Juli 2015 pukul 09:30 di ruang kelas II A SD Negeri kalasan 1. Berikut ini daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan. 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan berjumlah 17 butir pertanyaan yang telah dibuat peneliti. Berikut ini merupakan data hasil wawancara dengan guru kelas II A SD Negeri Kalasan 1. Pertanyaan pertama terkait sudah pernah menggunakan LKS dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa ia pernah menggunakan LKS dalam proses pembelajaran. Pertanyaan kedua tentang jenis LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa buku. Pertanyaan ketiga tentang pentingnya LKS dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa LKS dapat membantu beliau dalam memberikan latihan soal-soal kepada peserta didik untuk pekerjaan rumah. Pertanyaan keempat tentang seberapa sering penggunaan LKS dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa ia jarang menggunakan LKS dalam proses pembelajaran atau kadang-kadang saja. Pertanyaan kelima tentang penggunaan LKS dalam proses pembelajaran merupakan buatan sendiri atau LKS yang sudah ada. Guru mengatakan bahwa LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran merupakan LKS yang sudah ada dalam buku. Pertanyaan keenam tentang keinginan guru dalam membuat sendiri LKS untuk proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa ia ingin membuat LKS sendiri karena LKS yang sudah ada menyimpang jauh dari materi dan ada pertanyaan yang tidak sesuai. Pertanyaan ketujuh tentang sumber LKS yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa sumber yang biasa digunakan yaitu cara belajar efektif CBE, lantip dan cemara. Pertanyaan kedelapan tentang sejauh mana pemahaman terhadap komponen-komponen yang harus ada dalam LKS. Guru mengatakan bahwa ia sudah memahami LKS, namun LKS yang biasa dipakai kadang-kadang tidak sesuai dengan materi. Pertanyaan kesembilan tentang pengenalan konsep kecerdasan ganda. Guru mengatakan bahwa ia sudah mengenal konsep kecerdasan ganda tetapi hanya beberapa saja dan belum memahami lebih dalam terkait konsep kecerdasan ganda. Pertanyaan kesepuluh tentang sejauh mana pemahaman terkait kecerdasan ganda. Guru mengatakan bahwa ia hanya memahami sebagian kecerdasan saja dan sebagian belum dipahami. Pertanyaan kesebelas tentang bagaimana pandangan tentang trend pembelajaran masa kini yang mengakomodasikan 9 kecerdasan ganda. Guru mengatakan bahwa hal ini sangat bagus dan perlu diakomodasikan karena pada dasarnya semua kecerdasan harus di kembangkan. Pertanyaan kedua belas tentang LKS yang biasa digunakan sudah mengakomodasikan 9 kecerdasan ganda. Guru mengatakan bahwa LKS yang biasa digunakan dalam pembelajaran belum mengakomodasikan 9 kecerdasan ganda. Pertanyaan ketiga belas tentang kecerdasan mana yang dominan direalisasikan di LKS atau pembelajaran. Guru mengatakan bahwa kecerdasan yang dominan direalisasikan dalam proses pembelajaran yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pertanyaan keempat belas tentang apakah ada kesulitan untuk mengembangkan 9 kecerdasan yang belum direalisasikan. Guru mengatakan bahwa untuk merealisasikan 9 kecerdasan tentu ada kesulitan yang akan ditemukan. Pertanyaan kelima belas tentang kesulitan apa saja yang dihadapi dalam mengembangkan LKS berbasis kecerdasan ganda. Guru mengatakan bahwa kesulitan yang sering dihadapi yaitu ketersediaan sumber belajar dan sarana dan prasarana yang belum memadai. Pertanyaan keenam belas tentang cara mengatasi kesulitan yang dihadapi. Guru mengatakan bahwa cara ia mengatasi kesulitan itu dengan mencari sumber-sumber belajar lain misalnya dari internet dan buku penunjang. Pertanyaan ketujuh belas tentang keinginan terkait pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda. Guru mengatakan bahwa LKS yang dibuat dapat mengembangkan 9 kecerdasan tersebut. Guru juga sangat mengharapkan adanya pelatihan pembuatan LKS berbasis kecerdasan ganda agar bisa mengembangkan 9 kecerdasan ganda. 2. Pembahasan hasil wawancara analisis kebutuhan Berdasarkan hasil wawancara yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru sudah cukup memahami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fungsi dan peranan LKS dalam proses pembelajaran. Akan tetapi adanya kendala-kendala yang membuat guru kesulitan untuk membuat LKS berbasis kecerdasan ganda, baik sarana prasarana, dan sumber belajar yang belum memadai. Hal inilah yang menjadi kesulitan guru dalam membuat LKS berbasis kecerdasan ganda.

B. Deskripsi Produk Awal

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 1 356

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran Problem Based Learning SD Kanisius Klepu.

0 0 212

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatakan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VA pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

3 17 366

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393