4.13.3.4 Kemampuan Berbagi
Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis tentang aktivitas siswa pada saat kegiatan diskusi, kerja sama siswa dalam kegiatan diskusi kelompok sudah
baik. Siswa terlihat bersemangat dan saling berbagi pendapat dengan teman dalam satu kelompok secara sungguh-sungguh. Kerja sama diperlihatkan dengan
pembagian tugas antaranggota kelompok. Kemampuan berbagi dengan sesama anggota kelompok juga sudah baik, meskipun belum semua siswa mau membantu
teman sekelompok yang mengalami kesulitan. Kegiatan belajar mengajar membaca pemahaman dengan model word
square pada siklus II terlihat lebih tenang dan kondusif. Siswa telah mampu untuk siswa dapat mengendalikan diri dan belajar dengan serius. Hal ini dapat
dibuktikan pula dari hasil tes membaca pemahaman dengan model word square pada siklus II yang diperoleh siswa. Sebagian besar siswa telah memperoleh nilai
berkategori baik. Pada pembelajaran ini siswa sudah mampu melaksanakan kegiatan diskusi dalam kelompok, sehingga tidak terlihat siswa berjalan-jalan atau
keluar dari kelompok tiap-tiap. Secara keseluruhan siswa memberi tanggapan setuju seperti pada catatan harian pada siklus II, yaitu mereka merasa senang dan
tertarik dengan pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square. Sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran yang
berlangsung. Adapun uraian yang diberikan siswa mengenai manfaat diskusi kelas
dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square, siswa
mengungkapkan bahwa mereka dapat bertukar pikiran dengan teman-temannya karena dalam model word square guru meminta siswa untuk berkelompok,
sehingga dapat bersama-sama mengungkapkan pendapat mengenai jawaban dari soal yang disajikan dan secara bersama-sama merumuskan soal yang berkaitan
dengan isi teks. Hal tersebut tentu membantu siswa yang belum sepenuhnya mengerti untuk memahami isi bacaan secara keseluruhan. Selain itu, siswa yang
semula belum bisa mengetahui cara menjawab atau menyusun pertanyaan akan merasa lebih terbantu dengan penjelasan dari teman satu kelompoknya.
Manfaat lain dari pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square adalah siswa memiliki pengalaman baru dalam pembelajaran. Siswa
tersebut dapat menggunakan teks bacaan dan media word square untuk meatih kemampuan membaca mereka. Kegiatan diskusi kelas yang dilaksanakan daat
akhir pembelajaran dapat membantu siswa untuk bertukar pendapat dengan teman-temannya serta dapat menemukan pemahaman yang sama mengenai isi
teks, cara menjawab pertanyaan, serta cara menyusun pertanyaan tentang isi teks. Kegiatan wawancara pada siklus II masih sama dengan kegiatan
wawancara pada siklus I. Kegiatan wawancara ini dilakukan pada akhir pembelajaran siklus II. Wawancara dilakukan pada siswa yang mendapat nilai
paling tinggi, sedang, dan rendah. Pertanyaan wawancara pada siklus II ini sama dengan siklus I. Hasil wawancara terhadap tiga siswa tersebut dapat dilihat pada
uraian berikut ini.
Hasil wawancara juga mengungkapkan kemampuan siswa untuk berbagi secara lisan dengan guru. Semua siswa yang diwawancarai pada siklus II
mengatakan bahwa mereka merasa senang dengan pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square. Menurut siswa yang memperoleh nilai
berkategori sangat baik, pembelajaran membaca dengan model word square memberikan pengalaman yang baru bagi siswa. Selain itu, pembelajaran tersebut
dapat merangsang daya pikir dan ketelitian siswa dalam membaca pemhaaman. Sementara itu, siswa yang memperoleh nilai berkategori baik mengatakan bahwa
dia senang karena pembelajaran dengan model ini sangat efektif. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai berkategori kurang dan sangat kurang, sehingga
wawancara dilakukan terhadap siswa yang belum tuntas atau memperoleh nilai berkategori cukup. Siswa tersebut mengungkapkan bahwa pembelajaran tersebut
sudah baik, namun siswa tersebut masih memerlukan waktu yang lebih untuk memahami bacaan. Hal tersebut diakui siswa berkaitan dengan kemampuan
membacanya. Siswa
tersebut mengungkapkapkan
bahwa kemampuan
membacanya belum makasimal dengan kata lain siswa tersebut belum lancar membaca. Siswa tersebut mengaku sudah dapat memahami pembelajaran
membaca pemahaman dengan model word square, meskipun masih sulit untuk menyusun pertanyaan tentang isi teks.
Pendapat siswa tentang penggunaan model word square dalam pembelajaran membaca pemahaman, siswa yang memperoleh nilai berkategori
sangat baik mengungkapkan bahwa model tersebut sangat membantu siswa untuk memahami soal dengan menemukan jawaban dalam word square, hal tersebut
juga memudahkan siswa untuk memahami bacaan. Selain itu, media word square yang berisi kata tanya, membuat siswa mengerti dan memahami macam-macam
kata tanya dan penggunaannya. Siswa yang memperoleh nilai berkategori baik mengatakan sudah dapat memahami teks bacaan, tetapi masih sulit untuk
menyusun pertanyaan. Namun, setelah diberi media tambahan berupa word square yang berisi kata tanya siswa tersebut mengaku sudah cukup mengerti
penggunaan kata tanya. Pemberian contoh oleh guru, dirasa sangat efektif bagi siswa tersebut. Sementara itu, siswa yang memperoleh nilai berkategori cukup,
mengaku sudah memahami penerapan model word square dalam pembelajaran membaca pemahaman setelah diberi pendalaman materi oleh guru. Siswa tersebut
mengaku sudah cukup paham setelah berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompok masing-masing. Hanya saja kedua siswa tersebut mengatakan masih
kesulitan untuk menyusun pertanyaan yang sesuai dengan jawaban. Siswa yang diwawancarai pada siklus II memiliki pendapat yang berbeda
tentang cara mengajar guru. Menurut siswa yang memperoleh nilai berkategori sangat baik, guru sudah menyampaikan materi secara lengkap dan jelas sehingga
pemahaman mereka lebih meningkat dari sebelumnya. Siswa merasa pendalaman materi yang diberikan guru sudah sangat detail, sehingga keduanya merasa materi
tersebut diulang kembali. Siswa yang memperoleh nilai berkategori baik mengatakan bahwa penjelasan materi oleh guru sudah membuat mereka paham
tentang penerapan model word square dalam pembelajaran membaca pemahaman. Sementara itu, siswa yang memperoleh nilai berkategori cukup, mengatakan
bahwa guru sudah memberikan contoh-contoh yang lebih sederhana dan lebih
mudah dipahami dibandingkan pada siklus I. Guru juga sudah dapat berinteraksi dengan baik dan tidak dianggap terlalu serius sehingga siswa tersebut dapat
menerima penjelasan dari guru dengan mudah dan menyenangkan. Hasil wawancara tentang kemudahan dan kesulitan yang dialami siswa
dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai berkategori sangat baik dan
baik mendapat kemudahan dalam menentukan jawaban pertanyaan melalui word square yang telah disediakan. Siswa tersebut pun lebih mudah menyusun
pertanyaan dengan mengenal kata tanya yang ada dalam word square yang berisi kata tanya. Namun, siswa yang belum tuntas atau memperoleh nilai berkategori
cukup masih mengalami kesulitan, yaitu siswa merasa masih merasa kesulitan untuk menyusun pertanyaan yang tepat, meskipun sudah mengenal kata tanya dan
mengetahui kegunaannya dalam menyusun pertanyann. Meskipun kedua siswa merasa kesulitan dengan topik pada siklus II, keduanya mengaku lebih mudah
untuk menyusun pertanyaan karena pendalaman materi yang diberikan oleh guru, serta pemberian contoh oleh guru.
Siswa yang memperoleh nilai berkategori baik dan sangat baik memberikan saran terhadap pembelajaran menulis argumentasi melalui media
gambar karikatur teknik pancingan kata kunci agar guru tetap menggunakan model pembelajaran ini supaya siswa lebih semangat dalam pembelajaran. Siswa
lain menyarankan agar guru lebih mengenal karakter siswa dan lebih akrab dengan siswa. Saran siswa menjadi masukan dan pengalaman tersendiri bagi guru
untuk dapat mendidik siswa dengan lebih baik.
Hasil dokumentasi foto memperlihatkan perubahan perilaku siswa dalam hal berbagi. Siswa berbagi secara lebih leluasa dan lebih santai karena sudah
mengenal guru, meskipun masih ada beberapa siswa yang terlihat malu dan sulit berpendapat. Secara keseluruhan, siswa menunjukkan sikap yang baik dan santun
selama proses wawancara berlangsung. Siswa juga menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru dengan baik dan lancar.
Berdasarkan uraian tersebut, diketahui kemampuan siswa bekerja sama dan berbagi dalam kegiatan kelompok pada siklus II sudah meningkat
dibandingkan siklus I. Siswa yang pada siklus I tidak suka membantu temannya berubah menjadi lebih suka membantu pada siklus II. Kemampuan berbagi juga
berubah menjadi lebih baik. Penggunaan model word square dirasa sudah efektif dan memudahkan siswa dalam membaca pemahaman. Siswa mengaku sudah lebih
memahami penerapan model word square dalam pembelajaran membaca pemahaman setelah diberi penjelasan yang lebih mendalam oleh guru. Proses dan
interaksi pembelajaran antara guru dan siswa sudah berlangsung dengan baik sehingga perilaku siswa berubah menjadi lebih baik.
4.1.3.8 Refleksi Siklus II