Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Word Square

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Widodo 2009 yang menjelaskan bahwa word square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Berbeda dengan teka-teki silang, jawaban yang tersedia dalam kotak huruf disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. Tujuan pemberian huruf pengecoh bukan untuk mempersulit siswa, namun untuk melatih sikap teliti dan kritis siswa. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa word square merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan kotak-kotak huruf sebagai media dalam pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam model ini pun telah ditentukan. Kotak-kotak huruf tersebut berisi jawaban dari soal yang disajikan pada siswa. Pemberian huruf tambahan berfungsi sebagai pengecoh, sehingga siswa lebih teliti dalam menjawab soal.

2.2.4 Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Word Square

Pembelajaran membaca pemahaman merupakan pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami isi dari teks yang dibaca. Pada penerapan pembelajaran keterampilan membaca dengan model word square, siswa dituntut untuk mampu menjawab pertanyaan soal yang berhubungan dengan isi teks. Pembelajaran membaca pemahaman pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran word square sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis argumentasi. Sebagai sebuah model, pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square memiliki empat komponen, yaitu sintaks, sistem sosial, peran guru, dan sarana pendukung. Penjelasan mengenai empat hal tersebut adalah sebagai berikut. 1 Sintaks Pembelajaran membaca pemahaman dengan model pembelajaran word square dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap inti dibagi lagi ke dalam tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Tahap pendahuluan, pada pembelajaran membaca melalui model word square kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan guru memberikan apersepsi kepada siswa. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan serta manfaat yang akan diperoleh oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Tahap inti, 1 eksplorasi; guru menjelaskan tentang membaca pemahaman dengan model word square. Guru kemudian memperlihatkan media word square yang akan digunakan untuk menjawab soal pada siswa. Selanjutnya, guru meminta pendapat siswa mengenai media yang ditampilkan, kemudian memberikan contoh secara langsung membaca pemahaman dengan model word square, 2 elaborasi; siswa membentuk kelompok. Guru kemudian memberikan teks bacaan pada masing-masing kelompok. Selanjutnya, siswa membaca pemahaman teks dan mengerjakan soal menggunakan media word square secara berkelompok. Soal dikerjakan bersama-sama dengan cara berdiskusi, 3 konfirmasi; setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju ke depan membacakan jawaban dari soal yang telah ditemukan. Tahap penutup; guru bersama siswa melakukan simpulan, refleksi, mengevaluasi, dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru kemudian memberikan motivasi pada siswa agar siswa rajin membaca. Motivasi bertujuan untuk memberikan semangat pada siswa. 2 Sistem Sosial Sistem sosial yang ada dalam pembelajaran ini adalah keterlibatan guru, siswa, sekolah, serta masyarakat umum. Guru pada hakikatnya berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa berkedudukan sebagai subjek pembelajaran sehingga siswa memiliki kebebasan untuk mencari informasi atau pengetahuan yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Sedangkan masyarakat umum dan komponen di luar sekolah dapat dijadikan sebagai objek sasaran yang dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan siswa. Pada saat proses pemodelan, guru dan siswa terlibat dalam kegiatan memahami teknis pelaksanaan sebelum siswa melakukan unjuk kerja. Pada bagian tertentu, kegiatan dilakukan secara kelompok dan pada bagian lain, siswa harus menyelesaikan persoalan secara individu. Siswa mengerjakan soal latihan secara berkelompok. Hal ini memudahkan siswa untuk berdiskusi, berbagi pendapat, dan guru dapat membimbing dengan memberikan saran dan arahan. Pada saat siswa sudah berlatih dan telah mengerti teknis menjawab pertanyaan soal, maka prinsip kerja sama sudah tidak lagi digunakan. Siswa harus membaca teks dan menjawab pertanyaan soal secara individu. 3 Peran Guru Selama proses pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square, guru bertperan sebagai model, fasilitator, konsultan, dan motivator bagi siswa. Guru melakukan pemodelan secara klasikal. Guru merangsang siswa dengan topik yang dekat dengan kehidupan siswa. Pada siswa mulai kesulitan untuk memahami isi teks yang dibaca, guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk memahami pesan yang terdapat di dalam teks. Selain itu, guru juga bisa bertindak sebagai instruktur dengan cara memberikan motivasi dan arahan pada siswa untuk mengembangkan keterampilan membaca dan menyukai kegiatan membaca. 4 Sarana Pendukung Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman dengan model word square adalah menggunakan media word square dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media word square dalam pembelajaran ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam menjawab soal dan memahami isi bacaan. Selain itu, sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran adalah perpustakaan yang telah ada di sekolah. Dengan adanya perpustakaan siswa dapat mengakses beberapa sumber informasi dari internet dan buku atau referensi yang telah ada. Siswa juga dapat melatih kemampuan membaca di perpustakaan. Model pembelajaran word square merupakan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran membaca pemahaman di kelas. Permainan yang terkandung dalam model word square akan dapat menimbulkan ketertarikan pada siswa. Latihan yang dilakukan secara intensif akan membantu siswa untuk dapat lebih memahami isi bacaan secara tepat. Model ini memungkinkan siswa untuk lebih santai dalam kegiatan belajar sehingga siswa belajar dengan perasaan senang.

2.3 Kerangka Berpikir

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dipelajari. Dengan membaca, pengetahuan akan bertambah serta dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang. Keterampilan membaca tidak diperoleh seseorang secara alami, tetapi harus melalui proses. Kemampuan membaca seseorang dapat ditingkatkan melalui latihan. Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman akan membantu siswa untuk memahami informasi yang terdapat dalam sumber bacaan. Salah satu keterampilan membaca yang harus dikuasai siswa kelas III SD adalah keterampilan membaca pemahaman. Dalam kompetensi ini, siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan teks agak panjang 150-200 kata dengan tepat. Dalam penerapannya, siswa sering mengalami kesulitan untuk memahami bacaan dan menjawab soal. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian sebagai upaya

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III SD NEGERI 1 MATARAM GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINARMULYA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 62

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR AKSARA JAWA MELALUI MODEL WORD SQUARE SISWA KELAS VA SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG

1 40 226

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENDAHULUAN PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KANDANGREJO KABUPATEN GROBOGAN.

0 2 8

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menerapkan Model Word Square Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Sempukerep, S

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Activity (DRA) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Paseh Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK SKRAMBEL BAGI SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 17

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK SKRAMBEL Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 17