Decoupling Point dalam Supply Chain

dengan sistem MTS. 2. Assemble-to-order ATO ATO adalah sistem dimana hanya kegiatan perakitan yang menunggupesanan dari pelanggan, sedangkan kegiatan pabrikasi komponendilakukan atas dasar ramalan. ATO cocok diterapkan pada sistem yangmemproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan anatra komponen dari tiap produk yang cukup tinggi. Jadi, DP ditempatkan setelah proses pabrikasi atau diawal proses perakitan yang berarti bahwa persediaan akandisimpan dalam bentuk komponen siap rakit. Aspek kunci dalammengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan ATO adalah lamanya proses perakitan setelah ada pesanan dari pelanggan dan jumlahvariasi produk yang dapat ditawarkan ke pelanggan. Kecepatanperusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan sangat ditentukan olehlead time perakitan. 3. Make-to-order MTO MTO adalah sistem dimana kegiatan pabrikasi tidak bisa dikerjakan tanpamenunggu pesanan dari pelanggan karena setiap pesanan memilikivariabilitas yang tinggi dan berbeda beda. Untuk mengatasi masalahvariabilitas ini perusahaan harus memproduksi pesanan pelanggan setelahpelanggan melakukan pesanan. Usaha perusahaan untuk menyiapkanproduk sebelum adanya pesanan dari pelanggan dianggap memiliki biayayang mahal dan resiko yang tinggi. Aspek kunci dalam mengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan MTO adalah kecepatanperusahaan dalam menerima, menterjemahkan, dan memproses pesanan dari pelanggan sehingga produksi dapat berjalan secepat mungkin. 4. Engineer- to-order ETO ETO adalah sistem dimana perancangan produk baru dilakukan setelah ada pesanan dari pelanggan. Model ini cocok digunakan bila tiappelanggan memerlukan produk dengan rancangan yang spesifik.Rancangan spesifik ini nantinya akan berimplikasi pada kebutuhan material dan urutan proses yang berbeda untuk tiap produk. Aspek kuncidalam mengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan ETOadalah kesepakatan waktu dan rancangan produksi antara perusahaan danpelanggan serta fleksibilitas dari bagian produksi dan perancangan untukdapat menyerap permintaan dari pelanggan yang berbeda beda.Pada kenyataannya, masih banyak perusahaan yang memproduksiproduk dengan fokus operasi yang berbeda-beda. Di sebuah perusahaanmungkin ada sebagian sistem produksi yang memproduksi produk-produkyang relatif standar dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi produk-produk dengan banyak variasi. Pada situasi ini, kegiatan kegiatan supply chainakan memiliki fokus yang berbeda dan manajer harus