Pembagian Supply Chain Konsep Supply Chain

sistem produksi, namunkonsep ini juga sangat relevan dalam konteks yang lebih luas, yaitu supply chain management.

2.8.4 Tipe Supply Chain Berdasarkan Decoupling Point

Walaupun istilah decoupling point merupakan istilah yang jarangdigunakan untuk suatu sistem produksi, analogi yang sangat mirip bisa kitagunakan untuk memahami order penetration point pada supply chain. Secara umum, terdapat empat macam posisi decoupling point DP pada supply chain Pujawan, 2008 1. Make-to-stock MTS MTS adalah sistem dimana DP berada pada proses terkhir, yaitu padapengiriman ke pelanggan. Produk akhir dibuat berdasarkan ramalan.Hanya kegiatan pengiriman yang dilakukan setelah ada pesanan daripelanggan. Bagi supply chain tipe ini efisiensi fisik menjadi fokus dalampengelolaannya. MTS cocok untuk produk yang variasinya sedikit danketidakpastian permintaannya relatif rendah. Aspek kunci dalammengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan MTS adalahpenentuan berapa persediaan produk akhir yang harus disimpan danbagaimana mekanisme pengiriman produk jadi ke suatu lokasi pemasaran.Keseimbangan antara tingkat layanan pelanggan dan banyaknyapersediaan produk juga menjadi hal penting yang harus ditentukan padasupply chain yang beroperasi dengan sistem MTS. 2. Assemble-to-order ATO ATO adalah sistem dimana hanya kegiatan perakitan yang menunggupesanan dari pelanggan, sedangkan kegiatan pabrikasi komponendilakukan atas dasar ramalan. ATO cocok diterapkan pada sistem yangmemproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan anatra komponen dari tiap produk yang cukup tinggi. Jadi, DP ditempatkan setelah proses pabrikasi atau diawal proses perakitan yang berarti bahwa persediaan akandisimpan dalam bentuk komponen siap rakit. Aspek kunci dalammengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan ATO adalah lamanya proses perakitan setelah ada pesanan dari pelanggan dan jumlahvariasi produk yang dapat ditawarkan ke pelanggan. Kecepatanperusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan sangat ditentukan olehlead time perakitan. 3. Make-to-order MTO MTO adalah sistem dimana kegiatan pabrikasi tidak bisa dikerjakan tanpamenunggu pesanan dari pelanggan karena setiap pesanan memilikivariabilitas yang tinggi dan berbeda beda. Untuk mengatasi masalahvariabilitas ini perusahaan harus memproduksi pesanan pelanggan setelahpelanggan melakukan pesanan. Usaha perusahaan untuk menyiapkanproduk sebelum adanya pesanan dari pelanggan dianggap memiliki biayayang mahal dan resiko