11 3.
Mahasiswa mampu mengontrol dirinya sendiri 4.
Mahasiswa adalah si belajar dengan karakteristiknya yang khas. Lebih lanjut Suprijanto 2007:11 menyatakan bahwa ditinjau dari segi umur
seseorang yang berumur antara 16-18 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Maka dari itu mahasiswa Teknologi Pendidikan S1 yang berumur 18-22
tahun termasuk orang dewasa. Menurut Knowles dalam Syamsu Mappa 1994: 113 dari pertumbuhan tubuh ilmu pengetahuan body of knowledge mengenai
proses belajar orang dewasa, terdapat kondisi belajar tertentu yang lebih kondusif terhadap pertumbuhan dan perkembangan kondisi lainnya. Kondisi yang superior
tersebut nampaknya
dihasiilkan oleh
praktik ddalam
transaksi belajar-membelajarkan yang melekat pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Peserta belajar merasakan kebutuhan belajar
2. Lingkungan belajar dicirikan oleh kenyamanan fisik, saling percaya
dan menghargai, saling membantu, kebebasan menyatakan pendapat dan penerimaan kenyataan akan adanya perbedaan
3. Peserta belajar mengahayati tujuan pengalaman belajar untuk menjadi
tujuan mereka 4.
Peserta belajar merasa bertanggung jawab merencanakan dan mengoperasikan pengalaman belajar
5. Peserta belajar berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar
6. Peserta belajar memiliki hasrat maju ke arah tujuan
12 Beberapa prinsip orang dewasa tersebut dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengembangan video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament untuk mahasiswa Teknologi Pendidikan.
B. Kajian Tentang Pemahaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah suatu proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Oemar
Hamalik 2010: 121 pemahaman dirumuskan sebagai abilitet untuk menguasai pengertian makna bahan. Ini dapat ditunjukkan oleh penerjemah
bahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya kata-kata untuk angka-angka, dengan penafsiran bahan menjelaskan atau merangkum dan dengan
mengestimasi kecenderungan-kecenderungan
yang akan
datang memperkirakan konsekuensi atau pengaruh. Hasil-hasil belajar ini setingkat
lebih tinggi dari mengingat bahan, dan menyajikan tingkat terendah dari pengertian.
Kemudian menurut Hamzah B. Uno 2008: 36 pemahaman ialah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan
atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
Selanjutnya menurut Purwanto 2009: 51 menjelaskan bahwa kemampuan pemahaman adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta
dengan fakta. Pemahaman konsep adalah kemampuan seseorang untuk
13 mengerti apa yang diajarkan, menangkap makna apa yang dipelajari, dan
memanfaatkan isi bahan yang dipelajari, serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.
Menurut Nana Sudjana 2005:24 mengungkapkan pemahaman merupakan tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan. Sebagai
contoh, menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang sudah dibaca atau didengarnya atau memberikan contoh lain.
Dari beberapa pengertian pemahaman di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman adalah proses, cara, perbuatan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri atau memberi contoh lain.
Mahasiswa dianggap paham terhadap suatu materi pembelajaran apabila mahasiswa dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca dan didengar dan juga dapat memberi contoh lain dari sesuatu yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain. Mahasiswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan. Pemahaman dapat diukur dengan tes. Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah
dikenal. Misalnya mengungkapkan tema, topik, atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan.
14
C. Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang cukup efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Anita Lie 2002 menyebut
pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu kelompok pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugasan-tugasan yang terstruktur. Kemudian dikemukakannya juga bahwa pembelajaran kooperatif hanya
berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu kelompok yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan tertentu.
Roger dan David Johnson 2004 pembelajaran kooperatif adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil
yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka dan pembelajaran satu sama lain.
Sunal dan Hans 1993 dalam Isjoni, 2008: 150 pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan atau serangkaian strategik yang khas
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Menurut Slavin 1984 dalam Daryanto 2012: 4 mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang