10
B. VARIETAS UNGGUL BERAS
Varietas padi adalah segolongan tanaman yang satu sama lain memiliki sifat-sifat yang sama. Sifat-sifat tersebut diwariskan kepada keturunannya. Penggunaan benih dari varietas
unggul berkontribusi cukup besar dalam meningkatkan produksi beras nasional. Beberapa keunggulan varietas tersebut antara lain produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit, rasa enak, genjah dan harga jual yang baik Hadi dkk, 2005. Varietas unggul yang telah dilepas selain unggul dalam produksi misalnya tahan terhadap suatu penyakit, varietas
itu juga harus memiliki sifat yang jelas berbeda dari varietas lainnya yang sebelumnya sudah beredar distinctive, seragam kinerja tanaman dan per-tanamannya uniform, mantap stable
dalam keunggulan sifat kinerja tanaman dan pertanaman Hadi dkk, 2005. Varietas unggul padi sawah merupakan kunci keberhasilan peningkatan produksi padi di Indonesia. Perakitan
varietas padi sawah selain bertujuan untuk meningkatkan hasil, juga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi agroekosistem, sosial, budaya, dan preferensi masyarakat. Sejalan
dengan hal tersebut, pemuliaan padi bersifat dinamis. Varietas baru terbentuk sepanjang waktu, diikuti dengan peningkatan rata-rata produktivitas padi secara nasional Susanto, 2003.
Siregar 1981 mengatakan bahwa kata-kata “unggul” yang diberikan terhadap suatu varietas tidak dapat diartikan secara absolut, misalnya varietas padi unggul di negara-negara
dingin, seperti Jepang, USA, Italia, dsb belum tentu varietas padi tersebut dikatakan unggul di negara yang beriklim tropis, seperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh perbedaan iklim yang
terdapat pada negara-negara tesebut, suhu yang rendah di daerah beriklim dingin dan suhu yang tinggi di daerah yang beriklim tropis sehingga mempengaruhi panjangpendeknya
penyinaran antara daerah-daerah tersebut. Suatu contoh bahwa perkataan “unggul” tidak dapat diartikan secara kekal dan abadi. Varietas-varietas Cina, Bengawan, Mas, Peta, Intan, Dara,
Sinta, Dewi Tara, Remaja, Jelita, Sigadis, dll. merupakan varietas padi unggul pada zamannya karena memiliki kemampuan produksi yang tinggi. Namun seiring dengan kemajuan zaman,
penelitian-penelitian mutakhir berhasil menciptakan varietas yang lebih unggul daripada varietas-varietas tersebut, seperti Pelita, PB-5, dan PB-8. Sementara itu, varietas PB-5 dan PB-
8 disusul dan diganti dengan varietas yang lebih unggul, yaitu IR-26, IR-28, dan IR-30. Ketiga varietas tersebut lebih unggul karena memiliki kemampuan tahan terhadap gangguan serangga
hama wereng coklat dan hama wereng hijau dimana kemampuan ini tidak dimiliki oleh PB-5 dan PB-8, walaupun sebenarnya IR-26, IR-28, IR-30 dan PB-5, PB-8 mempunyai daya hasil
yang tinggi. Oleh karena itu, sifat unggul yang diberikan sebagai predikat untuk suatu varietas tidaklah berlaku untuk selama-lamanya. Predikat unggul yang diberikan kepada suatu varietas
tertentu hanya berlaku selama belum ditemukan varietas yang lebih unggul dibandingkan dengan varietas terakhir yang diberikan predikat unggul Siregar, 1981.
1. Varietas Unggul Beras di Sumatra Barat
Sumatera Barat merupakan penyangga kebutuhan beras nasional, khususnya untuk propinsi tetangga, seperti Riau, Bengkulu, dan Jambi yang ditandai dengan
surplus beras setiap tahunnya sehingga menghantarkannya menjadi salah satu propinsi di Indonesia sebagai lumbung beras nasional. Menurut Deptan 2003, faktor utama
yang mendorong peningkatan produksi padi di Sumatera Barat berasal dari peningkatan luas panen 1,63 per tahun.
Masyarakat Sumatera Barat umumnya menyukai beras dengan tekstur nasi pera tidak lengket. Kebiasaan makan nasi bertekstur pera sudah membudidaya di kalangan
orang Minang. Varietas beras Solok dan varietas beras Ampek Angkek merupakan
11
varietas unggul local yang sangat disukai oleh umumnya orang Sumatra Barat karena tekstur nasinya pera dan aroma khas. Kini varietas lokal tersebut sulit ditemukan di
pasar atau mungkin tidak lagi ditanam petani karena umurnya lebih panjang daripada varietas unggul. Meskipun demikian, varietas lokal tersebut merupakan aset yang perlu
dilestarikan untuk bahan persilangan dalam menghasilkan padi unggul baru yang sesuai dengan tekstur nasi pera Puslitbangtan, 2005.
Konsumen Sumatera Barat menyukai rasa nasi pera dengan kadar amilosa 24. Varietas IR42 dan Cisokan merupakan varietas yang paling dominan berkembang di
Sumatera Barat dikarenakan memiliki rasa nasi pera dengan kadar amilosa 25 Puslitbangtan, 1993. Sampai saat ini di Sumatera Barat, varietas unggul Cisokan dan
IR42 yang dilepas berturut-turut tahun 1980 dan 1986 masih berkembang dan ditanam sepanjang musim dalam hamparan yang luas. Diperkirakan varietas unggul Cisokan dan
IR42 ditanam berturut-turut sekitar 30 dan 40, diikuti IR66 10, varietas lokal spesifik Kuriak kusuik 10, varietas lokal lainnya 7 dan Anak daro 3 pada
periode tahun 2001-2004 Zen, 2007.
2. Varietas Unggul Beras di Jawa Barat
Salah satu sifat dari varietas padi yang digemari para petani di Pulau Jawa adalah butir-butir padi atau gabah tidak mudah terlepas dari mayang bulirnya pada saat
tanaman padi siap untuk dipetik Siregar, 1981. Hal ini karena varietas padi yang butirnya mudah rontok oleh para petani dianggap sebagai suatu yang sangat merugikan
dimana hasil yang rontok akan dipungut dan merupakan suatu pekerjaan yang jika dilihat dari segi efisiensi akan sangat merugikan karena banyak waktu dan tenaga yang
dibutuhkan Siregar, 1981. Masyarakat Indonesia di Pulau Jawa sebagian besar menyukai nasi yang pulen
seperti nasi varietas IR64 dan Ciherang Rozakurniati, 2010. Penyebaran varietas
unggul padi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menunjukkan Varietas Ciherang makin mendominasi areal pertanaman padi di ketiga provinsi tersebut. Di
Jawa Barat dan Jawa Timur, lebih dari 50 areal pertanaman padi telah ditanami dengan varietas Ciherang. Persentase penyebaran varietas beras di Pulau Jawa dapat
dilihat pada Tabel 4.
12
Tabel 4. Proporsi penyebaran varietas padi di Pulau Jawa tahun 2008 Ruskandar,
2009
Varietas Jawa Barat
Jawa Tengah Jawa Timur
Ciherang 56,19
44,87 50,72
Cigeulis 9,80
0,91 6,74
IR 64 8,65
38,59 14,92
Situbagendit 4,00
Mekongga 2,45
0,84 Bondoyudo
1,33 Widas
1,28 IR42
1,25 Pepe
5,34 0,98
Cilamaya muncul 1,07
Logawa 0,61
Ciliwung 0,60
Way Apo Buru 4,37
Cibogo 9,18
Membamo 1,43
3,11 Cisadane
1,02 Varietas lain
15,06 6,16
8,08
3. Varietas Unggul Beras di Sulawesi Selatan