44
Tabel 28. Data intensitas atribut kekerasan pada varietas Ciliwung, Cisokan, Membramo, dan Ciherang
Sampel Intensitas
Cisokan 32,4 ± 4,4
a
Ciliwung 30,7 ± 9,9
a
Membramo 28,3 ± 4,2
a
Ciherang 27,9 ± 8,4
a
2.3 Atribut KohesifKepaduan Massa Sampel
Pengertian dari atribut kohesif massa sampel adalah derajat pengunyahan saat sampel dikunyah secara bersamaan. Nilai intensitas atribut kepaduankohesif massa
sampel pada varietas Ciherang, Cisokan, Membramo, dan Ciliwung dapat dilihat pada Tabel 29. Selanjutnya nilai intensitas ini dianalisis secara statistik dengan uji
two-way ANOVA. Dari Lampiran 18, hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada atribut kohesif diantara keempat varietas beras tersebut.
Perbedaan tersebut terlihat jelas antara varietas Membramo dengan Ciherang p- value0,05, sedangkan atribut kohesif pada nasi dari varietas Ciliwung tidak
berbeda nyata dengan varietas Cisokan. Berdasarkan Tabel 29, nilai kohesif massa sampel yang tertinggi terdapat
pada varietas Membramo sebesar 53,71, sedangkan nilai terendah terdapat pada varietas Ciherang sebesar 47,80. Semakin tinggi nilai intensitas pada atribut ini,
maka semakin sampel mudah dikunyah karena sampel cepat menyatu saat pengunyahan. Semakin rendah nilai intensitas, semakin sampel sulit dikunyah
karena sampel mudah berbaur saat pengunyahan. Atribut ini diduga terkait dengan kelengketan dimana kelengketan nasi tergantung pada kadar amilosa nasi tersebut.
Varietas Membramo memiliki kadar amilosa sebesar 19 yang tingkat kohesifnya paling tinggi, sedangkan varietas Ciherang memiliki kadar amilosa sebesar 23
yang tingkat kohesifnya paling rendah. Tabel 29. Data intensitas atribut kohesifkepaduan massa sampel nasi dari varietas
Ciliwung, Cisokan, Membramo, dan Ciherang
Sampel Intensitas
Ciherang 47,8± 15,9
b
Cisokan 49,8 ± 6,5
ab
Ciliwung 52,5 ± 5,4
ab
Membramo 53,7 ± 5,3
a
Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0.05 dengan menggunakan uji lanjut Tukey
2.4 Atribut Kekasaran Massa Sampel
Atribut ini dianalisis dengan cara mengunyah sampel dengan gigi geraham sebanyak 8 kali. Nilai intensitas yang diukur adalah sejumlah kekasaran yang
dirasakan saat mengunyah sampel. Setelah didapat intensitas atribut kekasaran massa sampel pada keempat varietas, maka dilakukan analisis statistik menggunakan
uji two-way ANOVA pada taraf kepercayaan 95. Berdasarkan lampiran 18, terdapat perbedaan yang nyata pada atribut kekasaran massa sampel nasi diantara
keempat varietas beras yang diujikan. Perbedaan tersebut terdapat pada varietas
45
Ciliwung p-value0,05 dimana tingkat kekasarannya paling rendah, yaitu sebesar 32,2 Tabel 30. Atribut kekasaran sampel nasi varietas Ciherang tidak berbeda
nyata dengan varietas Cisokan dan Membramo. Tabel 30. Data intensitas atribut kekasaran massa sampel nasi dari varietas
Ciliwung, Cisokan, Membramo, dan Ciherang
Sampel Intensitas
Ciliwung 32,2 ± 12,4
b
Membramo 38,8 ± 15,9
a
Cisokan 40,2 ± 15,5
a
Ciherang 40,5± 16,3
a
Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0.05 dengan menggunakan uji lanjut Tukey
2.5 Atribut Toothpull
Pengerian toothpull yang digunakan pada penelitian ini adalah kekuatan yang dibutuhkan agar rahang terpisah pada saat mengunyah. Cara pengukurannya
dilakukan dengan cara mengunyah sampel sebanyak tiga kali. Selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif dan memperoleh data intensitas rata-rata atribut toothpull pada
empat varietas yang diujikan Tabel 31. Data-data ini dianalisis secara statistik menggunakan uji two-way ANOVA pada selang kepercayaan 95.
Lampiran 18 menginformasikan bahwa intensitas atribut toothpull pada keempat varietas beras yang diujikan berbeda nyata. Nasi dari varietas Membramo
memiliki toothpull yang berbeda nyata p-value0,05 dengan varietas Ciherang, Cisokan, dan Ciliwung, sedangkan ketiga varietas tersebut tidak saling berbeda
nyata p-value0,05. Berdasarkan Tabel 31 diketahui bahwa varietas beras yang memiliki intensitas atribut toothpull paling tinggi adalah nasi dari varietas
Membramo sebesar 40,7. Jadi, nasi yang dimasak dari varietas membramo adalah nasi yang paling lengket di gigi di antara keempat varietas. Hal ini kemungkinan
karena kadar amilosa dimana kadar amilosa varietas Membramo paling rendah, yaitu 19 Puslitbangtan, 2007.
Tabel 31. Data intensitas atribut Toothpull sampel nasi dari varietas Ciliwung, Cisokan, Membramo, dan Ciherang
Sampel Intensitas
Ciliwung 31,3± 12,9
b
Cisokan 33,2 ± 15,6
b
Ciherang 33,4 ± 11,9
b
Membramo 40,7 ± 16,4
a
Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0.05 dengan menggunakan uji lanjut Tukey
2.6 Atribut Ukuran Partikel