Penerimaan Sensori Nasi dari Varietas Ciliwung

58 Gambar 14. Hasil uji hedonik varietas Membramo yang dinilai oleh panelis dari Sumatra Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua

9. Penerimaan Sensori Nasi dari Varietas Ciliwung

Dari hasil analisis sidik ragam yang dilakukan Lampiran 22, diketahui bahwa kesukaan terhadap aroma dan rasa nasi dari varietas Ciliwung tidak berpengaruh nyata untuk kelompok konsumen Jabar, Sumbar, Sulsel, dan Papua p-value0,05. Keempat konsumen tersebut menilai kesukaan terhadap kedua atribut ini pada skala suka dan agak suka Gambar 15. Perbedaan terlihat pada kesukaan terhadap kepulenan nasi dari varietas ini. Kesukaan keempat kelompok panelis terhadap atribut tersebut berpengaruh nyata p- value0,05. Kesukaan kelompok konsumen Sumbar terhadap kepulenan nasi dari varietas Ciliwung berpengaruh nyata dengan kelompok konsumen Jabar, Sulsel, dan Papua dimana konsumen Sumbar memiliki kesukaan yang lebih rendah dari pada ketiga kelompok konsumen lainnya. Kesukaan terhadap atribut ini yang dinilai oleh konsumen Jabar tidak berpengaruh nyata dengan konsumen Sulsel dan Papua. Gambar 15. Hasil uji hedonik varietas Ciliwung yang dinilai oleh panelis dari Sumatra Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua 59

I. PENGELOMPOKKAN

PREFERENSI KONSUMEN SUMATRA BARAT, JAWA BARAT, SULAWESI SELATAN, DAN PAPUA TERHADAP ATRIBUT AROMA, RASA, DAN KEPULENAN TEKSTUR Untuk mengetahui bagaimana pengelompokkan kesukaan konsumen masing-masing daerah terhadap nasi dari varietas unggul beras yang diujikan dilakukan analisis multivariat Principal Component Analysis PCA. Nilai eigen yang diperoleh untuk komponen utama satu dan dua masing-masing adalah 5,5347 dan 5,1383 yang dapat dilihat pada grafik scree plot Lampiran 26. Nilai eigen komponen utama yang diperoleh pada analisis PCA semakin menurun dan merupakan nilai eigen yang baik. Hal ini berarti keragaman data yang dijelaskan akan semakin kecil pada komponen utama yang terakhir. Selain itu, nilai eigen yang akan digunakan sebagai komponen utama harus lebih dari satu Setyaningsih dkk, 2010. Persentase keragaman komponen utama satu sebesar 46,1 dan komponen utama dua sebesar 42,8 sehingga total keragaman yang didapat sebesar 88,9. Hal ini berarti grafik yang diperoleh mampu memberikan informasi sebanyak 88,9 dari keseluruhan informasi. Selain mendapatkan grafik scree plot Lampiran 26, analisis ini juga menghasilkan score plot Lampiran 27 dan loading plot Lampiran 28. Gambar score plot menggambarkan grafik antara komponen utama satu dan komonen utama dua yang menerangkan hubungan antar sampel, sedangkan loading plot menjelaskan hubungan antar variabel atribut sensori. Plot gabungan antara grafik score plot dan loading plot akan menghasilkan grafik biplot seperti pada Gambar 16. Ditinjau dari dimensi 1, konsumen Sumbar, Jabar, dan Sulsel memiliki kesamaan kesukaan dalam menkonsumsi nasi, yaitu dideskripsikan dengan atribut rasa, aroma, dan kepulenan nasi dari varietas Ciliwung; rasa dan kepulenan nasi dari varietas Ciherang, Cisokan, dan Membramo. Namun jika ditinjau lebih lanjut, arah vektor dari variabel atribut-atribut tersebut berbeda. Konsumen dari Jabar dan Sulsel terletak berdekatan satu sama lain ditinjau dari dimensi 2 dan berada pada daerah yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok panelis tersebut mempunyai kesamaan dalam hal penilaian kesukaan terhadap nasi pada varietas beras yang diujikan. Jika Gambar 16 diperhatikan, maka kesamaan tersebut berkaitan dengan penilaian terhadap tekstur dan rasa nasi, baik dari Varietas Ciherang, Membramo, maupun Cisokan. Berdasarkan hasil analisis dengan one-way ANOVA, kesukaan konsumen Jabar dan Sulsel terhadap atribut rasa dan kepulenan nasi dari varietas Cisokan adalah kesukaan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kelompok konsumen lain. Kedua kelompok konsumen ini tidak menyukai nasi bertekstur pera seperti pada nasi dari varietas Cisokan Puslitbangtan, 2007. Atribut tekstur mempengaruhi sensasi rasa yang timbul pada suatu produk pangan Winarno, 1992. Preferensi konsumen Sulsel paling digambarkan oleh varietas Membramo dari dari sisi atribut kepulenan dan aroma serta varietas Cisokan dari sisi atribut aroma. Kesukaan konsumen Sulsel terhadap aroma dari varietas Cisokan merupakan kesukaan yang relatif lebih rendah dibandingkan konsumen lainnya. Kesukaan kelompok konsumen Papua dicirikan dengan varietas Ciherang dari sisi atribut aroma. Preferensi kelompok konsumen Sumbar dicirikan dengan varietas Ciliwung dari sisi atribut rasa, aroma, dan kepulenan nasi. Kesukaan kelompok ini terhadap kepulenan nasi dari Ciliwung merupakan kesukaan terendah.