13
4. Varietas Unggul Beras di Papua
Kabupaten Merauke merupakan sentra pengembangan padi di Papua Rouw, 2008. Kondisi ini ditunjukan dengan tingkat kontribusi sebesar 73 terhadap total
produksi padi di Papua Rouw, 2008. Terdapat tiga sentra pengembangan padi sawah di Merauke, yaitu Distrik Merauke, Semangga-Tanah Miring dan Kurik Dinas
Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, 2003. Varietas padi yang umum digunakan petani di Sentra Semangga-Tanah Miring,
meliputi IR 64, IR 66, Memberamo, dan Digul. Varietas padi unggul yang ditanam di Irian Jaya adalah varietas padi yang memiliki potensi hasil tinggi, toleran terhadap
serangan hama dan penyakit penting Tungro dan Wereng Coklat serta keracunan besi, dan memiliki rasa nasi yang disukai konsumen LPTP Koya Barat, 2000. Varietas
Mamberamo, Digul, Maros dan Cibudas adalah varietas padi yang memiliki potensi produktivitas yang tinggi. Varietas Mamberamo dan Digul memiliki kemampuan paling
tahan terhadap Tungro. Varietas padi yang disukai petani adalah Mambramo dan Ciliwung di Koya Barat; Mambramo, Digul dan Ciliwung di prafi, Manokwari;
Digul dan IR 64 di Kurik, Merauke LPTP Koya Barat, 2000. Berikut adalah nama- nama varietas padi yang dianjurkan dibudidayakan di daerah pengembangan padi
LPTP Koya Barat, 2000: Jayapura, Manokwari : Membramo, Maros, Digul, dan IR66
Merauke kondisi tergenang : IR42, IR48, Digul, Lematang Merauke kondisi tak tergenang : Membramo, IR64, Maros, Ciliwung
C. PREFERENSI MAKANAN
Pangan merupakan bagian kebudayaan komunitas etnik. Pangan etnik tidak hanya memperkaya sektor pangan tradisional, tetapi juga memainkan tugas penting dalam
memelihara kebudayaan nasional. Tingkah laku konsumen dapat dipelajari dua level esensial, yaitu mental dan fisik. Level
mental meliputi kepercayaan konsumen, preferensi, perasaan, dan pilihan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi pangan menurut Shepherd and Sparks 1994, yaitu faktor intrinsik, ekstrinsik, biologis, fisik, psikologi, pribadi individu, sosial ekonomi, pendidikan, dan kultur.
Preferensi dipengaruhi oleh waktu dan kondisi makanan, seperti kondisi lapar, perasaan, dan saat terakhir mengkonsumsi.
Menurut Bergier 1987, latar belakang kultur dalam penerimaan makanan tidak dapat diubah. Adat istiadat dan norma-norma baru tidak dapat menggantikan adat istiadat dan norma
yang lama, kecuali untuk orang yang berada pada tingkat atas dan sangat kaya. Penerimaan makanan oleh seseorang juga berbeda tergantung keadaan sosial dan asal masing-masing
daerah. Biasanya makanan tradisional akan dipertahankan dan tidak pernah diganti oleh adanya
perkembangan makanan baru.
Menurut Lundahl 2007, untuk memahami faktor yang mendasar preferensi pangan, kembali pada akar formasi preferensi. Bayi memiliki preferensi bawaan untuk rasa manis dan
makanan yang lembut. Mereka juga menghindari rasa asam dan pahit. Bagaimanapun juga, sejak awal bahkan mungkin sebelum lahir ada faktor yang mempengaruhi preferensi individu.
Preferensi pangan dapat diukur dengan menggunakan peratingan dari skala hedonik. Hedonik, berasal dari akar kata “hedonistic”, yang berarti mengukur kesukaan penerimaan
14
individu. Peratingan oleh sekelompok konsumen terhadap berbagai macam pangan dapat digambarkan dalam bentuk pemetaan Lundahl, 2007.
Gambar 2. menunjukkan bahwa untuk mengerti tingkah laku konsumen perlu memahami hubungan proses kognitif dan persepsi suatu individu. Bagaimana teori “persepsi”
mengenai suatu produk yang digerakkan oleh faktor ekstrinsik, seperti brand image, sikap, dan kebiasaan akan mempengaruhi persepsi sensori seseorang. Selanjutnya proses ini berpengaruh
terhadap tingkah laku individu. Karena preferensi pangan berkembang untuk setiap individu, faktor sensori dan kognitif dipengaruhi oleh faktor kultur faktor ekstrinsik. Pada kasus ini,
kultur memiliki hubungan antara kognitif, persepsi, dan tingkah laku individu. Agar pengembangan suatu produk berhasil dipasaran, peneliti harus mengerti ketiga hubungan
kompleks ini yang menentukan pilihan konsumen Lundahl, 2007.
Gambar 2. Pola konsumen dalam menentukan pilihan makanan Lundahl, 2007
D. EVALUASI SENSORI