Model Pembelajaran Problem Posing
37 Pengajuan soal merupakan kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan
kreatif. Sebab, dalam model pengajuan soal, siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari informasi yang diberikan. Siswa perlu membaca informasi yang
diberikan dan mengomunikasikan pertanyaan secara verbal maupun tertulis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model problem posing adalah model pembelajaran yang
menekankan pada aktifitas siswa dalam membuat atau mengajukan soal berdasarkan informasi atau situasi yang diberikan dengan tujuan untuk melakukan
penyelesaian terhadap suatu persoalan atau masalah. Silver dan Chai dalam Thobroni 2015: 288-9 mengklasifikasikan tiga
aktivitas kognitif dalam pembuatan soal sebagai berikut. 1 Pre-solution Posing
Pre-solution posing, yaitu jika seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Jadi, siswa diharapkan mampu membuat pertanyaan berkaitan
dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya. 2 Within Solution Posing
Within solution posing, yaitu jika seorang siswa mampu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan
penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan sebelumnya. Jadi diharapkan siswa mampu membuat sub-sub pertanyaan baru dari sebuah pertanyaan yang
ada pada soal yang bersangkutan. 3 Post-solution Posing
Post-solution posing, yaitu jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang
sejenis.
38 Dalam penelitian ini, digunakan salah satu dari tiga bentuk aktivitas
kognitif tersebut yaitu pre-solution posing dalam memberikan tugas pengajuan masalah kepada siswa karena siswa dituntut untuk mengeluarkan ide-ide
matematika yang mereka miliki. Dalam model pembelajaran pengajuan soal problem posing siswa dilatih untuk memperkuat dan memperkaya konsep-
konsep dasar matematika. Dengan demikin, menurut Suyitno dalam Thobroni 2015: 289 kekuatan-kekuatan model pembelajaran problem posing antara lain:
1 Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima atau memperkaya konsep- konsep dasar.
2 Model pembelajaran ini diharapkan mampu melatih siswa meningkatkan kemampuan dalam belajar.
3 Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Abu-Elwan 2000 dalam Mahmudi 2011 mengklasifikasikan problem posing menjadi 3 tipe, yaitu free problem posing problem posing bebas, semi-
structured problem posing problem posing semi-terstruktur, dan structured problem posing problem posing terstruktur. Pemilihan tipe-tipe itu dapat
didasarkan pada materi matematika, kemampuan siswa, hasil belajar siswa, atau tingkat berpikir siswa. Berikut diuraikan masing-masing tipe tersebut.
1 Free problem posing problem posing bebas. Menurut tipe ini siswa diminta untuk membuat soal secara bebas berdasarkan situasi kehidupan sehari-hari.
Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berbentuk: “buatlah soal yang sederhana atau kompleks”, “buatlah soal yang kamu sukai”.
39 2 Semi-structured problem posing problem posing semi-terstruktur. Dalam hal
ini siswa diberikan suatu situasi bebas atau terbuka dan diminta untuk mengeksplorasinya dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, atau
konsep yang telah mereka miliki. Bentuk soal yang dapat diberikan adalah soal terbuka open-ended problem yang melibatkan aktivitas investigasi
matematika, membuat soal berdasarkan soal yang diberikan, membuat soal dengan konteks yang sama dengan soal yang diberikan, membuat soal yang
terkait dengan teorema tertentu, atau membuat soal berdasarkan gambar yang diberikan.
3 Structured problem posing problem posing terstruktur. Dalam hal ini siswa diminta untuk membuat soal berdasarkan soal yang diketahui dengan
mengubah data atau informasi yang diketahui. Brown dan Wallter 1990 merancang formula pembuatan soal berdasarkan soal-soal yang telah
diselesaikan dengan memvariasikan kondisi atau tujuan dari soal yang diberikan.