Model Pembelajaran Membandingkan Pecahan

36 pembebasan. Sebagai strategi pembelajaran, problem posing learning melibatkan tiga keterampilan dasar, yaitu menyimak listening, berdialog dialogue, dan tindakan action. Problem posing pengajuan masalah berarti merumuskan masalah soal atau membuat masalah soal. Suyanto dalam Thobroni 2015: 281 mengartikan bahwa kata problem sebagai masalah atau soal sehingga pengajuan masalah dipandang sebagai suatu tindakan merumuskan masalah atau soal dari situasi yang diberikan. Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan- pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut Thobroni, 2015: 287. Silver dan Cai dalam Thobroni 2015 : 288 menulis, “ Problem posing is central important in the discipline of mathematics and in the nature of mathematical thinking ”, yang berarti “ problem posing dikatakan sebagai inti terpenting dalam disiplin matematika ”. Dalam pembelajaran matematika, problem posing merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada perumusan soal. Menurut Brown dan Walter 1993 dalam Haji 2011 menyatakan bahwa soal dapat dirumuskan melalui beberapa situasi, antara lain: gambar, benda manipulatif, permainan, teoremakonsep, alat peraga, soal, dan solusi dari suatu soal. Dengan bimbingan guru, siswa merumuskan soal dalam rangka memecahkan soal yang lebih kompleks. Siswa mempelajari cara mengingat dan menggunakan prinsip-prinsip matematika yang telah dipelajari sebelumnya untuk menemukan solusi terhadap sebuah soal baru Ollerton, 2009: 21. 37 Pengajuan soal merupakan kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif. Sebab, dalam model pengajuan soal, siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari informasi yang diberikan. Siswa perlu membaca informasi yang diberikan dan mengomunikasikan pertanyaan secara verbal maupun tertulis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model problem posing adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dalam membuat atau mengajukan soal berdasarkan informasi atau situasi yang diberikan dengan tujuan untuk melakukan penyelesaian terhadap suatu persoalan atau masalah. Silver dan Chai dalam Thobroni 2015: 288-9 mengklasifikasikan tiga aktivitas kognitif dalam pembuatan soal sebagai berikut. 1 Pre-solution Posing Pre-solution posing, yaitu jika seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Jadi, siswa diharapkan mampu membuat pertanyaan berkaitan dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya. 2 Within Solution Posing Within solution posing, yaitu jika seorang siswa mampu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan sebelumnya. Jadi diharapkan siswa mampu membuat sub-sub pertanyaan baru dari sebuah pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan. 3 Post-solution Posing Post-solution posing, yaitu jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKUNDEN KABUPATEN BANYUMAS

2 73 336

KEEFEKTIFAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 24 223

KEEFEKTIFAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGPUCANG KABUPATEN PURWOREJO

0 4 312

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODETALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 01 SANGKANJOYO KABUPATEN PEKALONGAN

27 132 302

Keefektifan Model Numbered Heads Together dalam Pembelajaran Materi Pantun terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Candinegara Kabupaten Banyumas

0 7 231

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA MATERI GLOBALISASI

0 14 245

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

0 20 221

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPTTERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI SENI RUPA MURNI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL -

0 3 77

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85

KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO ANIMASI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI POSISI BULAN SISWA KELAS IV SD NEGERI PROYONANGGAN 01 BATANG

0 0 82