Fungsi Folklor Deskripsi Teori
dengan perantaraan alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera. Seni selalu ada sangkut pautnya dengan keindahan. Antara seni dan
keindahan tidak dapat dipisahkan dan kehadiran keindahan adalah mutlak, mesti ada dalam setiap bentuk seni apapun Hadi, 2006:21.
Berdasarkan pada pendapat tersebut di atas, kesimpulannya seni adalah hasil cipta dan karsa secara sadar dari manusia yang sangat dipengaruhi oleh perasaan
manusia yang memiliki nilai-nilai keindahan. Hasil cipta dan karsa tersebut dapat menimbulkan perasaan tertentu pada seseorang dan terungkap melalui media yang
dapat ditangkap oleh panca indera. Karya seni sebagai hasil dari ungkapan kreativitas dapat terwujud dalam bentuk-bentuk seni. Misalnya seni rupa, seni
musik, seni tari, seni sastra, seni drama dan sebagainya. Bentuk kesenian seperti seni tari dapat digolongkan menjadi tari tradisional dan tari kreasi.
Dalam percakapan sehari-hari kata tradisi sering dikaitkan dengan pengertian kuno, sesuatu yang bersifat luhur sebagai warisan nenek moyang. Kata tradisi
berasal dari kata Latin
traditium
yaitu sesuatu yang diberikan atau diteruskan dari masa lalu ke masa kini Sedyawati,1991:181.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI,1991:959, kata tradisi diartikan sebagai penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada
merupakan cara yang paling baik dan benar. Tradisi dalam KBBI 2001:1208 adalah adat kebiasaan secara turun temurun dari nenek moyang yang masih
dijalankan dalam masyarakat. Sedangkan tradisional dalam KBBI 2001:1208 memiliki makna sikap,
cara berpikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat
kebiasaan secara turun-temurun. Tradisional sebagai pengembangan dari istilah tradisi diartikan sebagai segala sesuatu yang sesuai dengan pola bentuk dan
penerapan yang selalu berulangkali meliputi segala pandangan hidup. Kesenian tradisional adalah bentuk seni yang bersumber dan berakar
serta telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat di lingkungannya Sinaga, 2006:199. Seni tradisional sebagai unsur kebudayaan suatu masyarakat
akan ikut bertahan atau berubah mengikuti gerak kebudayaan induknya Hartono, 2000:45-55.
Kesenian tradisional yang biasanya terpengaruh oleh keadaan sosial budaya masyarakat di suatu tempat, yang banyak berkaitan dengan kepercayaan terhadap
hal-hal yang gaib dan kesenian tradisional, akan kuat bertahan apabila berakar pada hal-hal yang bersifat sakral Bastomi, 1990:43.
Menurut Achmad dalam Masunah 2003:131, kesenian tradisional adalah bentuk seni yang bersumber dan berakar, setelah dirasakan sebagai milik sendiri
oleh masyarakat dan lingkungannya. Pengolahannya berdasarkan atas cita-cita masyarakat pendukungnya. Cita rasa memiliki pengertian yang luas termasuk nilai
kehidupan tradisi, pandangan hidup, pendekatan falsafah, rasa etis dan estetis, serta ungkapan budaya lingkungan. Hasil kesenian tradisional biasanya diterima
sebagai tradisi, pewarisan yang dilimpahkan dari generasi tua ke generasi muda. Menurut Jazuli 1994:70, kesenian tradisional merupakan ungkapan
perasaan masyarakat pendukungnya. Kesenian tradisional selalu memperlihatkan corak khas dan simbol-simbol yang tampak memperlihatkan suatu ungkapan yang
secara estetika merefleksikan suatu arti, makna, pesan atau nilai budaya masyarakatnya.
Kesenian tradisional ditinjau dari segi artistiknya meliputi tiga kategori yaitu kesenian tradisional primitif, kesenian tradisional kerakyatan dan kesenian
tradisional istana klasik. Menurut Handayani 2006:101, kesenian rakyat selalu ada dan eksis selama rakyat yang memilikinya juga eksis. Jadi kesenian rakyat
tidak bisa dipisahkan dari rakyatnya, yang dapat dikatakan sudah mendarah daging dan menjiwai rakyat yang mendukungnya. Kesenian tradisional dalam
budaya rakyat dan kerakyatan didukung oleh masyarakat pedesaan atau petani. Kussudiardja 2000:14 mengemukakan, kesenian tradisional kerakyatan
memiliki ciri-ciri yang amat sederhana dalam hal gerak, irama, pakaian, riasan maupun tema. Biasanya dilakukan dengan spontanitas, tidak ada peraturan-
peraturan yang seragam dan tertentu. Kesimpulannya, kesenian tradisional kerakyatan adalah bentuk kesenian
sebagai warisan dari leluhur secara turun temurun dari generasi tua ke generasi muda. Kesenian ini telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat
pendukungnya yaitu masyarakat pedesaan sehingga menjadi identitas wilayah daerahnya. Kesenian tradisional memiliki ciri-ciri sederhana dan bersifat
spontanitas, serta dapat mengalami perubahan mengikuti perubahan kehidupan warga masyarakat pendukungnya.
Dalam konteks pengertian tersebut di atas, kesenian Cepetan adalah salah satu bentuk kesenian rakyat tradisional yang masih hidup dan berkembang hingga
saat ini. Kesenian Cepetan adalah bagian dari tradisi budaya folklor Jawa yang