Godhong Dhadhap Makna Simbolis Sesaji dalam Pertunjukan Kesenian Cepetan
tetap melaksanakan tradisi kesenian Cepetan, karena sebagai perwujudan rasa bakti mereka kepada leluhur desa sebagai cikal bakal mereka hingga saat ini.
Fungsi pelestarian tradisi tersebut untuk pewarisan budaya antar generasi tua ke generasi muda. Dengan adanya pelestarian kesenian Cepetan ini dapat
dijadikan warisan budaya untuk generasi penerus. Kesenian Cepetan bermakna yang bertujuan mengingatkan yaitu melestarikan kesenian tradisional warisan
leluhur. Kesenian ini merupakan peninggalan nenek moyang yang diwariskan secara turun-temurun. Warga masyarakat pendukungnya tidak tahu secara pasti
kapan dan bagaimana kesenian diciptakan dan siapa penciptanya. Kesenian Cepetan ini mulai dikenal di dusun Condong pada 1946 setelah
zaman kemerdekaan dan salah satu pendirinya adalah almarhum Mbah Pranawi. Setiap karya yang diciptakan tidak lepas dari kepentingan atau fungsi tertentu.
Kesenian Cepetan adalah kesenian satu-satunya di dusun Condong yang asli dan langka dan hanya ada di dusun ini.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 03 sebagai berikut : “Kesenian Cepetan pancen kesenian asli saking dusun Condong, kesenian
Cepetan kados niki boten enten teng dusun sanes, namung wonten teng dusun mriki, dusun Condong. Kesenian Cepetan sampun dados warisan
saking leluhur turun-temurun sing kedah terus dilest
arikaken.” CLW.03 Terjemahannya sebagai berikut :
“Kesenian Cepetan memang kesenian asli dari dusun Condong, kesenian Cepetan seperti ini tidak ada di dusun lain, hanya ada di dusun ini, Dusun
Condong. Kesenian Cepetan sudah menjadi warisan dari leluhur turun- temurun yang harus tetap dilestarikan.” CLW.03
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan informan 06 sebagai berikut: “
Miturut para sesepuh wonten dusun Condong, awit riyen sampun dicritakaken turun temurun, lha kesenian Cepetan niki pancen namung
wonten teng dusun Condong mawon. Makane niku kesenian Cepetan niki pun dados warisan budaya lan kedah
tetep dilestarikaken.”
CLW 06.
Terjemahannya sebagai berikut: “ Menurut penuturan para sesepuh dulu di dusun Condong, sejak dulunya
sudah diceritakan turun temurun, lha kesenian Cepetan ini memanga hanya ada di dusun Condong saja. Makanya itu kesenian Cepetan ini menjadi
warisan budaya dan harus tetap dilestarikan . “ CLW 06.
Hal itu juga sesuai dengan pernyataan informan 02 sebagai berikut: “Pancen awit riyen, Cepetan niki seni kabudayan warisan leluhur mriki.
Nanging kirang cetha kapan mulaine wonten kesenian Cepetan teng dusun
Condong.”
CLW 02
Terjemahannya sebagai berikut: “ Memang dari sejak dulu, Cepetan ini seni budaya warisan leluhur desa
sebelumnya. Dari tahun ke tahun mengalami pengalihan atau pewarisan dari sesepuh desa ke warga penerusnya. Sama halnya kurang jelas kapan
munculnya, kapan punahnya juga tidak jelas kapan. Kewajiban penerus warisan menjaga dan mengembangkan serta melestarikannya. “ CLW 02.
Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kesenian Cepetan sudah menjadi warisan dari leluhur secara turun-temurun yang
harus dilestarikan. Hingga saat ini masih tetap diadakan di dusun Condong sebagai pelestarian tradisi, supaya terjaga keasliannya. Kesenian ini berfungsi
untuk pelestarian tradisi agar supaya tetap eksis di tengah-tengah kehidupan masyarakat pendukungnya sebagai identitas atau ciri khas seni budaya setempat.