Catatan Lapangan Observasi CLO 01

Sesaji dilakukan sebagai persembahan kepada arwah para leluhur desa. Jenis selamatan yang sering diadakan adalah bersih desa atau merti bumi yang diadakan di makam Trunojoyo di puncak gunung Condong tersebut. Dalam penyelenggaraan pentas kesenian Cepetan, mereka juga melakukan ritual dengan menggunakan beragam sesaji. Catatan Refleksi 01: 1. Karakteristik kehidupan warga dusun Condong masih kuat melekat dalam kehidupan sehari-harinya yaitu kesederhanaan, kebersamaan atau kegotong- royongan terasa menonjol mendasari pergaulan kehidupannya. Aktivitas gotong royong tidak hanya terbatas pada bidang bercocok tanam saja. Namun juga menyangkut lapangan kehidupan sosial lainnya. Misalnya dalam kematian, sakit, kecelakaan, bersih desa dan sebagainya. 2. Warga dusun Condong kebanyakan menggantungkan hidupnya dari kemurahan alam. Mewarisi tradisi menjaga persahabatan dengan alam melalui tradisi ritual merti bumi . Namun adanya tuntutan kebutuhan meningkat, memaksa sebagian warganya mempunyai pekerjaan sambilan, selain petani. 3. Kepercayaan adanya penguasa wilayah gunung Condong mendorong masyarakat dusun mengadakan selamatan dengan berbagai sesaji sebagai persembahan kepada arwah leluhur yaitu bersih desa atau merti bumi di makam Trunojoyo di puncak gunung Condong. Begitu pula dengan penyelenggaraan kesenian Cepetan, mereka melakukan ritualnya dengan menggunakan beragam sesaji.

B. Catatan Lapangan Observasi CLO 02

Hari Tanggal : Minggu, 4 November 2012 Jam : 08.00 - 12. 00 WIB Tempat : Rumah Mbah Karto Rejo Topik : Acara Persiapan Sesaji dan Peralatan Kesenian Cepetan Pagi hari sebelum acara pementasan kesenian Cepetan dimulai, di rumah Mbah Karto Rejo dan sejumlah pemuda kelompok Paguyuban Karya Bakti tampak sedang sibuk mempersiapkan peralatan dan perlengkapan Cepetan serta gamelan, yang nantinya akan dipentaskan di rumah Pak Sujono. Beliau salah satu warga dusun Condong yang mengundang kelompok Paguyuban Karya Bakti, untuk memeriahkan hajatan pernikahan putrinya Mba Nurhayati, dengan Mas Sugeng Supriyanto. Sebelum pementasan Cepetan, banyak yang harus dipersiapkan yaitu topeng, sesaji dan perangkat gamelan yang akan mengiringi para penari Cepet. Beragam sesaji yang dipersiapkan seperti kembang telon yang terdiri dari tiga macam bunga yaitumawar, kanthil, kenanga, jajan pasar, degan , pisang raja, godhong kemadu, godhong dadhap, wedang bening, wedang kopi legi, kopi pahit, komoh tebu, uripan mentah seperti ayam kampung yang masih hidup dan hasil bumi berupa sayur mayur. Doc.Dian Gambar B. Sesaji untuk Pertunjukan Topeng Cepetan Mbah Karto Rejo dibantu oleh Mas Udin membeli sesajen dan jajan pasar di Pasar Pandansari Sruweng dengan mengendarai sepeda motor. Saya dan Mas Udin bersama-sama menata sesaji di atas meja khusus sesaji sebelum acara pertunjukan dimulai. Sedangkan pemuda lainnya sepeti Mas Yanto dan Mas Edo sibuk menggotong dan menata gamelan yang akan dibawa di rumah Pak Sujono. . Doc.Dian Gambar C. Perangkat Gamelan untuk Prosesi Kesenian Cepetan Perangkat gamelan tersebut antara lain, saron, demung, pekingan, bonang penerus, bonang barung, kenong, kempul, pekingan, gong, drum atau jidur, dan organ untuk selingan gendhingan Gagrak Banyumasan. Selain sajen dan pernagkat gamelan tersebut, para pemuda lainnya juga mempersiapkan topeng-topeng Cepetan dan busana para penari yang akan dikenakan untuk pementasan Cepetan nanti. Setelah hampir dua jam mempersiapkan sesaji-sesaji, peralatan topeng dan gamelan, kemudian dibawa ke rumah PakSujono dengan berjalan kaki. Rumah Mbah Karto Rejo dengan rumah pak Sujono dekat karena bertetangga, sehingga peralatan- peralatan yang digunakan untuk pementasan Kesenian Cepetan dibawa secara gotong royong oleh para pemuda kelompok Paguyuban Karya Bakti. Doc.Dian Gambar D. Persiapan Beragam Topeng Cepetan Pukul 10.00 WIB peralatan, perlengkapan dan sesaji serta gamelan sudah dibawa semuanya dan tertata rapi di tempat yang telah disediakan oleh Pak Sujono. Pementasan kesenian Cepetan akan dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB. Sejam sebelum acara dimulai yaitu antara pukul 11.00 WIB-12.00 WIB sejumlah penari dan pengiring mulai berdatangan untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar terlihat lebih maksimal. Para penari Cepetan tampak serasi mengenakan baju lengan panjang berenda, warna hijau dan kuning, serta memakai iket kepala. Para pengiring gamelan