4. Uripan hasil bumi digunakan untuk sesaji berupa sayur-mayur seperti kacang panjang, terong, mentimun, kubis, tempe dan sebagainya.
Gambar 4.23. Uripan Hasil Bumi
5.Bunga dan Kemenyan Dalam rangkaian pelaksanaan prosesi kesenian Cepetan, sesaji bunga
dan kemenyan ini dilakukan pada saat prosesi akan berlangsung. Bunga yang disediakan adalah kembang telon yang terdiri dari bunga mawar,
kanthil, dan kenanga, kemudian dilengkapi dengan godhong dhadhap.
Gambar 4.24. Bunga dan Kemenyan Doc.Dian
Doc.Dian
6. Godhong Kemadu Godhong kemadu yang diyakini daunnya sangat gatal bila disentuh atau
dikunyah adalah salah satu sarana dalam atraksi prosesi Janturan sebagai bahan
sesajen
untuk
mendhem.
Gambar 4.25. Godhong Kemadu
Berdasarkan pernyataan informan di atas bahwa berbagai sesaji yang digunakan pada kesenian Cepetan sebaiknya
komplit
lengkap, karena sesaji adalah sarana untuk memanggil roh-roh halus agar para penari mengalami
trance
atau tidak sadarkan diri. Seandainya sesaji tersebut tidak lengkap, sarana yang mutlak harus ada adalah kembang telon mawar, kanthil, kenanga dan kemenyan.
D. Makna Simbolis Topeng dalam Pertunjukan Kesenian Cepetan
Menurut Turner dalam Endraswara 2003:172, simbol adalah unit atau bagian terkecil dalam ritual yang mengandung makna dari tingkah laku ritual
khusus. Simbol dan makna merupakan dua unsur yang berbeda. Namun saling
Doc.Dian
berkaitan bahkan saling melengkapi. Kesatuan simbol dan makna menghasilkan suatu bentuk yang mengandung maksud Suharto, 1990:9.
Bentuk ragam topeng Cepetan secara simbolis memiliki arti dan maksud tertentu. Bentuk adalah unsur dari sebuah perwujudan. Wujud sebuah topeng
mempengaruhi sifat-sifat karakter yang dimunculkan berbeda. Ini berarti bahwa topeng menyimpan nilai-nilai moral secara simbolis. Wujud atau rupa Topeng
Cepetan secara keseluruhan menggambarkan watak buruk atau jahat. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 01 sebagai berikut:
“Topeng Cepetan sedaya wonten 8 macem, inggih menika
topeng raksasa Dasamuka, Kumbakarna, Kumba Asmaning Kumba warna cokelat, Kumba
Asmaning Kumba warna abang, Sadapalon warna biru, Sadapalon warna abang, Lutung utawa Kethek dan Cacinganil biasa diarani Segawon utawa
Srigala saking jenis topeng Cepetan niku wau gadah makna sing maknane niku sami-sami gadah watak boten sae .
”
CLW 01
Terjemahannya sebagai berikut: “Topeng Cepetan semuanya ada 8, yaitu
topeng raksasa Dasamuka, Kumbakarna, Kumba Asmaning Kumba warna cokelat, Kumba Asmaning
Kumba warna merah, Sadapalon warna biru, Sadapalon warna merah, Lutung atau monyet dan Cacinganil biasa di sebut Anjing atau Serigala, dari
jenis topeng Cepetan itu tadi mempunyai makna yang maknanya itu sama-
sama mempunyai watak tidak baik.” CLW 01 Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan informan 01 sebagai berikut:
“ Wujude topeng niku beda
-beda, wonten 8. Saking simbol topeng niku wau gadhahi makna piyambak-piyambak, lajeng warna dasar topeng lan bentuk
mripat, irung niku boten gadah makna napa -napa, namung intine niku wujud topeng Cepetan maknane sami-sami gadah watak kang ala boten
sae.
” CLW 01. Terjemahannya sebagai berikut:
“ Bentuknya topeng tersebut berbeda-beda, ada delapan. Dari simbol itu tadi mempunyai makna sendiri-sendiri, lalu warna dasar topeng dan bentuk
mata, hidung itu tidak mempunyai makna apa-apa, hanya intinya itu wujud topeng Cepetan maknanya sama-sama mempunyai watak yang jelek dan
tidak baik “ CLW 01.
Berdasarkan pada pernyataan informan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa topeng Cepetan secara simbolis memiliki arti dan maksud tertentu di
dalamnya. Bentuk yang berupa wujud sebuah topeng berpengaruh terhadap karakter yang berbeda. Ada 8 topeng Cepetan yang terdiri dari 3 wujud yang
masing-masing memberikan watak yang berbeda. Wujud pertama adalah topeng berwujud raksasa yang diambil dari tokoh pewayangan seperti Dasamuka dan
Kumbakarna. Wujud kedua adalah topeng berwujud kstaria jahat yang diambil dari tokoh pewayangan seperti Kumba Asmaning Kumba warna cokelat dan
merah, dan berwujud ksatria jahat yang diambil dari lakon kethoprak seperti Sadapalon warna biru dan merah. Wujud ketiga adalah topeng berwujud hewan
yang diambil dari kisah fabel dunia binatang, seperti Lutung kera dan Cacinganil serigala. Artinya berdasarkan pada ketiga wujud topeng tersebut,
sifat-sifat karakteristik sebuah topeng ditentukan. Adapun ke 8 topeng Cepetan adalah sebagai berikut:
1. Topeng Raksasa Dasamuka, melambangkan sifat angkara murka.
Gambar 4.26. Topeng Raksasa Dasamuka
Doc.Dian
Tokoh raksasa jahat ini diambil dari dunia pewayangan yaitu kisah Ramayana. Dasamuka ini adalah simbol keangkaramurkaan seorang raksasa. Hal
ini bermakna agar manusia menjauhi sifat angkara murka yang dapat merugikan diri sendiri dan terlebih bagi orang lain.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 02 sebagai berikut : ”
Topeng niki dipendhet saking tokoh pewayangan jenenge topeng Dasamuka, gambaraken watak sing ngen
delaken angkara murkane.”
CLW.02
Terjemahannya sebagai berikut : ”Topeng ini diambil dari tokoh pewayangan namanya topeng Dasamuka,
menggambarkan watak yang mengandalkan angkara murkanya.” CLW.02
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan informan 03 sebagai berikut: “Dasamuka gadah watak angkara murka, penginne niku nguasani lan
karepe menange dewek. Wong liya boten pareng ngluwihi, kudu tunduk, boten paren
g bantah.”
CLW 03
Terjemahannya sebagai berikut: “Dasamuka punya watak angkara murka, inginnya berkuasa dan maunya
menangnya sendiri. Orang lain tidak boleh melebihi dari dia, harus tunduk, tidak boleh membantah. “ CLW 03.
Berdasarkan pada pernyataan informan tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter topeng Dasamuka yang bersifat angkara murka yaitu ingin berkuasa, mau
menangnya sendiri, orang harus tunduk dan tidak boleh menentangnya. 2. Topeng Raksasa Kumbakarna, melambangkan sifat licik.
Tokoh Kumbakarna diambil dari kisah pewayangan sebagai raksasa berkarakter seperti ksatria nakal yang bersifat jahat. Sifatnya yang licik, mau
menangnya sendiri, suka menipu dan sebagainya.