Fungsi Moral Fungsi Sosial Hiburan

2. Asal usul kesenian Cepetan berasal dari sejak almarhum mbah Pranawi. Warga dusun Condong hanya mendengar asal-usul istilah Cepetan dari beliau sebagai sesepuh atau leluhur mereka. Tidak ada penjelasan selanjutnya dari apa yang mereka ketahui selama ini tentang asal muasal istilah Cepet. Siapa yang pertama kali menyebut Cepet, tidak ada yang tahu dan jelas siapa orangnya. Ini menunjukkan bahwa Cepetan adalah salah satu bentuk folklor Jawa di mana salah satu karakteristiknya tidak diketahui secara jelas asal usulnya dan siapa yang menciptakannya. 3. Prosesi kesenian Cepetan di dusun Condong dengan urutan adegan prosesinya meliputi Adegan Sesembahan, Atraksi Kiprahan, Joged Selingan diiringi tembang Banyumasan dan Janturan. Adegan Sesembahan adalah persiapan sesaji untuk pertunjukan Cepetan yang disertai rapalan doa-doa atau mantra- mantra dan diiringi dengan gerakan tarian sesembahan secara singkat. Atraksi Kiprahan adalah gerakan adegan tari-tarian topeng Cepetan yang diirngi musik Gamelan Jawa khas gagrak Banyumasan. Joged Selingan adalah aksi joged “ngibing” para penari Cepetan dan penonton dengan iringan gendhing gagrak Banyumasan yang sudah populer. Prosesi Janturan merupakan puncak acara kesenian Cepetan paling ditunggu-tunggu oleh penonton. Atraksi para penari topeng mengalami trance atau kesurupan. Tanpa ada adegan kesurupan ini, namanya bukan kesenian Cepetan. 4. Peralatan pertunjukan kesenian Cepetan meliputi: a. Topeng 8 macam yaitu Dasamuka, Kumbakarna, Kumba Asmaning Kumba Coklat, Kumba Asmaning Kumba Merah, Sadapalon Biru, Sadapalon Merah, Lutung dan Cacinganil. b. Peralatan pengiring gamelan seperti kendhang, bonang, saron, kenong, kimpul, pekingan, gong ditambah drum atau jidur dan organ tungal, serta sound system . c. Sesaji pertunjukan berupa kembang telon, jajan pasar, degan, pisang ambon, pisang raja, godhong kemadu, godhong dhadhap, wedang bening, wedang kopi legi, wedang kopi pahit, komoh tebu, uripan mentah atau hasil bumi yaitu sayuran. 5. Makna simbolik topeng Cepetan adalah masing-masing topeng dengan bentuk dan wujudnya yang khas memiliki karakter sama yaitu berkarakter jahat, namun sifat jahatnya berbeda-beda yaitu: a. Karakter raksasa yang berwatak angkara murka, berkuasa, pemarah dan mau menang sendirinya, seperti Dasamuka dan Kumbakarna. b. Karakter ksatria yang berwatak keras kepala, adigang adigung adiguna , nakal, suka menipu, licik dan maksiat seperti Kumba Asmaning Kumba Cokelat dan Merah, Sadapalon Biru dan Merah. c. Karakter binatang buas berwatak serakah, ganas, suka mencuri, berbohong seperti Cacinganil serigala dan Lutung kera. 6. Makna simbolik sesaji yang digunakan dalam prosesi kesenian Cepetan melambangkan sikap syukur dan mengakui adanya kekuatan lain di luar diri manusia. Hal ini mengandung makna agar manusia harus selalu merasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. 7. Pertunjukan kesenian Cepetan mempunyai 3 tiga fungsi bagi masyarakat pendukungnya yaitu: a. Fungsi pelestarian tradisi yaitu melestarikan kesenian Cepetan sebagai tradisi warisan leluhur secara turun-temurun yang harus dilestarikan dari generasi ke generasi agar tetap eksis bagi masyarakat pendukungnya. b. Fungsi sosial sebagai sarana hiburan bagi warga dusun Condong, yang diselenggarakan pada saat acara-acara tertentu. Misalnya acara hajatan pernikahan, khitanan, peringatan Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan sebagainya. c. Fungsi moral sebagai pedoman nilai-nilai moral yang melambangkan baik dan buruk yang bermanfaat bagi warga Dusun Condong. Pesan moralnya melambangkan watak Cepet yang buruk atau jahat yang tidak perlu ditiru.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini berimplikasi secara teoritik untuk pertama, menambah wawasan pemahaman warga dusun Condong tentang makna simbolis dalam prosesi pertunjukan kesenian Cepetan yaitu pesan-pesan moral sebagai tuntunan atau pandangan hidup bagi warga desa setempat. Kedua, penghayatan dan