31 Kemudian pada tahap evaluasipenilaian kepala sekolah melakukan
penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan supervisi yang meliputi: keterbacaan dan keterlaksanaan program supervisi, keterbacaan dan kemantapan instrumen, serta
kendala yang dihadapi supervisor. Sementara itu, tindak lanjut kegiatan supervisi yaitu langkah-langkah pembinaan program supervisi selanjutnya.
Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada intinya pelaksanaan supervisi hendaknya menggunakan teknik yang tepat sesuai dengan
kondisi, kebutuhan, karakteristik, dan sasaran yang disupervisi. Dalam pelaksanaan supervisi yang terpenting adalah pemilihan teknik supervisi yang
dapat mencapai tujuan supervisi akademik yang akan dilakukan. Sedangkan dalam menjalankan supervisi akademik kepala sekolah harus melakukan tiga
kegiatan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasitindak lanjut supervisi. Pelaksanaan supervisi ini tergantung pada kepala sekolah selaku
supervisor pendidikan, sebab pengawasan yang dilakukan kepala sekolah akan mempengaruhi kinerja guru yang secara tidak langsung akan berdampak pada
rendah tidaknya mutu pendidikan di sekolah.
2.1.2.5 Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Seorang supervisor dalam melaksanakan tugas supervisi akan lebih berkualitas jika berlandaskan pada prinsip-prinsip supervisi. Prasojo dan
Sudiyono 2011: 87 menyebutkan “ada 14 prinsip-prinsip yang dapat dilakukan oleh supervisor atau kepala sekolah yaitu, praktis, sistematis, objektif, realistis,
antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, terpadu, d
an komperhensif”. Uraian mengenai prinsip-prinsip tersebut sebagai
berikut.
32 1
Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah. 2
Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3 Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
4 Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5 Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin
akan terjadi. 6
Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.
7 Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru
dalam mengembangkan pembelajaran. 8
Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
9 Demokratis, artinya supervisortidak bolehmendominasi pelaksanaan
supervisi akademik. 10
Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi. 11
Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor Dodd
1972. 12
Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah.
13 Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.
14 Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
33
2.1.2.6 Faktor-faktor yang diperlukan dalam Perencanaan Supervisi
Rivai 1981 dalam Masaong 2012: 62-5 mengemukakan beberapa hal yang diperlukan dalam perencanaan supervisi yaitu
,“1 kejelasan dan tujuan pendidikan di sekolah; 2 pengetahuan tentang mengajar yang efektif; 3
pengetahuan tentang anak peserta didik; 4 pengetahuan tentang guru; 5 pengetahuan tentang sumber-sumber potensi kegiatan supervisi, dan 6
kemampuan memperhitungkan faktor waktu ”.
Kejelasan dan tujuan pendidikan di sekolah dapat dilihat dari sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi yang ada di sekolah. Semua
program di sekolah dan bantuan yang diberikan kepada guru-guru yang berkaitan dengan peserta didik diarahkan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai apabila kepala sekolah sebagai supervisor dapat membina guru dalam menguasai prinsip-prinsip yang
dipakai dalam proses pembelajaran, memilih dan menggunakan metode yang mengaktifkan peserta didik, supaya kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan
menyenangkan. Pengetahuan tentang peserta didik dan guru dalam perencanaan supervisi
juga perlu untuk mengetahui kemampuan dan ketidakmampuan guru sebagai tenaga pendidik profesional, serta untuk mengetahui karakteristik dan kebutuhan
peserta didiknya. Adapun tujuan akhir supervisi bukan hanya peningkatan kemampuan guru, melainkan peningkatan kegiatan belajar dan hasil belajar
peserta didik. Selain itu dalam kegiatan supervisi keahlian di berbagai bidang, dan berbagai fasilitas seperti alat, gedung, ruang, media komunikasi, alat perga, serta
laboraturium diperlukan untuk menunjang kegiatan supervisi. Sebab kegiatan
34 supervisi ini merupakan kegiatan yang sifatnya jangka panjang dan memerlukan
waktu yang cukup lama untuk pengembangan profesionalisme guru. 2.1.2.7
Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kepala sekolah selaku manajer sekolah dan supervisor berperan penting dalam mewujudkan sistem manajemen sekolah yang unggul dan efektif. Sebagai
supervisor kepala sekolah mempunyai peran dan tugas yang harus dijalankan. Menurut Olive 1984 dalam Sagala 2012: 103, peran yang harus
dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah sebagai supervisor untuk membantu guru meningkatkan kinerjanya yaitu sebagai berikut.
1 membantu guru membuat perencanaan pembelajaran; 2
membantu guru untuk menyajikan pembelajaran; 3 membantu guru mengevaluasi pembelajaran; 4 membantu guru untuk mengelola
kelas; 5 membantu guru dalam mengembangkan kurikulum; 6 membantu guru mengevaluasi kurikulum; 7 membantu guru
melalui program pelatihan; 8 membantu guru untuk melakukan kerja sama; dan 9 membantu guru untuk mengevaluasi dirinya
sendiri.
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah menjelaskan bahwatugas dan peran pengawas yang berkaitan dengan kegiatan
supervisi akademik, yaitu sebagai berikut. 1 memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan setiap mata pelajaran; 2 memahami konsep, prinsip, teori atau teknologi, karakteristik dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran atau bimbingan; 3 membimbing guru dalam menyusun silabus yang berlandaskan
standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip- prinsip pengembangan KTSP; 4 membimbing guru dalam memilih
dan menggunakan strategi atau metode pembelajaran atau bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik; 5
membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP; 6 membimbing guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran atau bimbingan di kelas, laboraturium, dan atau di lapangan; 7 membimbing guru dalam mengelola,
merawat,mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan
35 fasilitas pembelajaran atau bimbingan; dan 8 memotivasi guru
untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran atau bimbingan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa pelayanan Pengawasan akademik diarahkan untuk, 1 membina dan membantu guru dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaranbimbingan dan kualitas hasil belajar peserta didik; 2 melakukan pembinaan akademik dengan cara monitoring
pelaksanaan program pembelajaran di sekolah beserta pengembangan kurikulum; 3 melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan
sekolah dari aspek manajerial maupun akademik secara kolaboratif dengan stakeholder
sekolah Sagala 2012: 157. Dari uarain tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas pokok supervisor
adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, kurikulum, dan mengevaluasi pembelajaran secara terus menerus agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru
menjadi semakin baik dan berkualitas kedepannya. Karena berhasil tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya ditentukan oleh jumlah
guru dan kecakapan-kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinannya di sekolah. Dengan demikian,
keberhasilan supervisi yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor dapat ditunjukkan oleh adanya peningkatan kesadaran tenaga kependidikan guru untuk
meningkatkan kinerjanya, dan adanya peningkatan ketrampilan tenaga kependidikan guru dalam melaksanakan tugasnya.
2.1.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi