23
2.1.2 Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Supervisi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu meliputi: hakikat supervisi, pengertian supervisi akademik, tujuan supervisi dan fungsi supervisi
akademik, pelaksanaan supervisi akademik, faktor dalam perencanaan supervisi akademik, kepala sekolah sebagai supervisor, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi supervisi.
2.1.2.1 Hakikat Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan melihat dari atas
yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan Mulyasa 2012: 239. Pendapat lain diungkapkan oleh Sahertian 1990
dalam Mulyasa 2012: 240 mengemukakan “supervisi merupakan usaha
mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi, dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif
agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran
yang ada di sekolah”. Dalam dunia pendidikan, banyak pakar pendidikan mendefinisikan
supervisi, diantaranya menurut Adam dan Frank dalam Sutomo 2011: 108, “supervisi adalah suatu program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran”.
Pidarta 1998 dalam Mulyasa 2012: 240 menyatakan “supervisi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditunjukkan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia
sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan ”. Hadari
Nawawi dalam Asf Jasmani 2013: 16 menyatakan “supervisi adalah pelayanan
yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu guru agar menjadi guru
24 yang profesional, cakap dan trampil sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi”. Dengan demikian supervisor dalam tugasnya meliputi perencanaan, tugas administrasi, melakukan partisipasi secara langsung dalam pengembangan
kurikulum dan melaksanakan demonstrasi mengajar pada guru. Menurut
Carter Good’s Dictionary of Education dalam Mulyasa 2012: 239 mengemukakan definisi supervisi sebagai berikut.
segala usaha penjabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
Menurut Boardman 1953 dalam Sagala 2012: 91, “supervisi dari sudut
manajerial dipahami sebagai usaha menstimulasi, mengkoordinasi, dan membimbing guru secara terus menerus baik individu maupun kolektif
”. Usaha ini dilakukan oleh supervisor supaya guru memahami secara efektif pelaksanaan
aktivitas mengajar dalam rangka pertumbuhan peserta didik secara kontinyu. Dengan kata lain, supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang disediakan
untuk membantu para guru dalam menjalankan pekerjaannya agar lebih baik. Burton dan Bruckner dalam Daryanto 2008: 170 menyatakan
”supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki
secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
”. Dari beberapa definisi supervisi yang diungkapkan para ahli, dapat
disimpulkan bahwa supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas pendidikan untuk mengarahkan, membimbing dan membantu guru
25 dalam mengembangkan kemampuan serta profesionalismenya di sekolah.
Supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinyu, pengembangan kemampuan profesional personil, perbaikan situasi belajar-
mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan demikian sasaran supervisi adalah memperbaiki
kinerja guru agar guru-guru selalu tumbuh dan berkembang baik dari segi pengetahuan dan kinerjanya.
2.1.2.2 Supervisi Akademik