17 membimbing dan menyediakan kondisi yang kondusif guru tidak dapat
mengabaikan faktor dan komponen-komponen lain dalam lingkungan proses belajar mengajarnya, termasuk bagaimana dirinya sendiri, keadaan peserta didik,
alat peraga, media, metode, dan sumber belajar lainnya. Susanto 2013: 29 menjelaskan
“kinerja mengajar guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru sesuai dengan tugasnya sebagai
pengajar”. Natawijaya 1999 dalam Susanto 2013: 29-30 menyatakan “kinerja mengajar guru dapat dilihat saat guru melaksanakan interaksi belajar mengajar di
kelas bersama peserta didik dan bagaimana cara guru mempersiapkan pembelajaran serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukannya”.
Dalam memberikan pelajaran tersebut, guru memerlukan beberapa kemampuan profesional untuk melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah
dasar. Kemampuan profesional guru dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar dapat terwujud jika setiap guru memiliki latar belakang pendidikan yang
cukup memadai. Adapun indikator-indikator yang ditunjukkan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran meliputi: 1 kemampuan menyususn
rencana pembelajaran; 2 kemampuan melaksanakan pembelajaran; 3 kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi; 4 kemampuan melaksanakan
penilaian hasil belajar; 5 kemampuan melaksanakan pengayaan dan 6 kemampuan melaksanakan remidial Supardi 2014: 73.
2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang yang berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
merupakan pencerminan mutu pendidikan. Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun
18 eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja guru. Menurut
Rachmawati dan Daryanto 2013: 19-42 kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1 kepribadian dan dedikasi, 2 pengembangan profesi, 3
kemampuan mengajar, 4 antar hubungan dan komunikasi, 5 hubungan dengan masyarakat, 6 kedisiplinan, 7 kesejahteraan, dan 8 iklim kerja.
Bernawi dan Arifin 2014: 43 menyatakan bahwa kinerja guru dipengaruh oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari diri guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya, contohnya yaitu, kemampuan, ketrampilan, kepribadian, persepsi, motivasi, pengalaman lapangan,
dan latar belakang. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya, contohnya gaji, sarana dan prasarana,
lingkungan kerja fisik, serta kepemimpinan. Supardi 2014: 19, juga menyatakan kinerja guru juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, 1 sikap mental
motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja; 2 pendidikan; 3 ketrampilan; 4 manajemen kepemimpinan dalam hal ini pemberian layanan supervisi; 5
tingkat penghasilan; 6 gaji dan kesehatan; 7 jaminan sosial; 8 iklim kerja; 9 sarana prasarana; 10 teknologi; dan 11 kesempatan berprestasi.
2.1.1.4 Penilaian Kinerja Guru
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya,
dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain,
terutama kurikulum akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru, maka penilaian kinerja guru merupakan suatu hal yang
perlu mendapat perhatian serius khususnya oleh pengawas atau kepala sekolah.
19 Mulyasa 2
013: 88 menyatakan “penilaian kinerja guru pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk membina dan mengembangkan guru profesional
yang dilakukan dari guru, oleh guru, dan untuk guru”. Hasil penilaian kinerja
tersebut dapat digunakan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk melakukan refleksi terkait dengan tugas dan fungsinya dalam rangka memberikan
layanan kepada masyarakat serta meningkatkan kualitas pendidikan melalui kinerja guru. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 1 Ayat 8 menjelaskan “penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru
dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan, dan jabatannya”. Dari uraian mengenai penilaian kinerja guru, dapat disimpulkan bahwa
penilaian kinerja guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru melalui pembinaan dan
pengawasan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Riva’i 2004 dalam Supardi 2014: 70-1 menyatakan aspek-aspek yang
dapat dinilai dari kinerja seorang guru dalam suatu organisasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
1 kemampuan teknik adalah kemampuan menggunakan
pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang telah
diperoleh; 2 kemampuan konseptual adalah kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang gerak
dari unit-unit operasional; 3 kemampuan hubungan interpersonal adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain,
membawa guru melakukan negosiasi.
Kemdiknas 2010 dalam Mulyasa 2013: 93 juga menyebutkan ada tiga aspek dalam penilaian kinerja guru. Ketiga aspek tersebut yaitu, 1 penilaian
kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata
20 pelajaran atau guru kelas; 2 penilaian kinerja dalam melaksanakan proses
bimbingan bagi guru Bimbingan Konseling BK atau konselor; dan 3 penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah. Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran
bagi guru mata pelajaran atau guru kelas meliputi: kegiatan merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan empat kompetensi
yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Kemudian Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses bimbingan
bagi guru Bimbingan Konseling BK atau konselor, meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil
bimbingan, menganalisis hasil evaluasi pembimbingan, memanfaatkan hasil evaluasi, serta melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan. Selanjutnya
penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah.
Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu tugas tambahan mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam
mengajar tatap muka. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi menjadi kepala sekolahwakil kepala sekolah per tahun. Sedangkan
tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka seperti menjadi wali kelas dan guru pembimbing.
Penilaian kinerja terhadap guru sangat diperlukan sebagai bahan dasar untuk melakukan perbaikan, pengembangan, dan bahan evaluasi diri. Penilaian
yang dilakukan kepala sekolah bukan semata-mata untuk mencari kesalahan guru dalam pembelajaran melainkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
21 dilakukan guru di sekolah. Supardi 2014: 72 menyatakan ada 4 pedoman
penilaian terhadap kinerja guru yang meliputi: kemampuan dalam memahami materi bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya subject mastery and content knowledge; 2 ketrampilan metodologi yaitu merupakan ketrampilan cara
penyampaian bahan pelajaran dengan metode pembelajaran yang bervariasi metodological skills and technical skilss; 3 kemampuan
berinteraksi dengan peserta didik sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif yang bisa memperlancar pembelajaran,
4 disamping itu, perlu adanya sikap profesional professional standart-professional attitude
; yang turut menentukan keberhasilan seorang guru di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan panggilan seorang guru Manusung, 1988.
Berkenaan dengan kepentingan penilaian kinerja terhadap guru. George Departemen of Education
dalam Rachmawati 2013: 121 telah mengembangkan teacher performance assessment instrument
yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG. Alat penilaian
tersebut meliputi: 1 rencana pembelajaran teaching plants and materials atau disebut dengan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 2 prosedur
pembelajaran classroom Procedure; 3 hubungan antar pribadi interpersonal skill.
Berdasarkan aspek-aspek yang dinilai dalam kinerja guru sebagaimana diuraikan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa guru yang baik dan
profesional minimal harus memenuhi dua kategori, terutama yang berkaitan dengan kapabilitas dan loyalitas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi
profesional, yakini kemampuan dalam bidang yang diampunya, memahami manajemen pembelajaran yang efektif, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran, serta loyal terhadap keguruan, yakini loyal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kode etik yang berlaku.
22
2.1.1.5 Tujuan dan Fungsi Penilaian Kinerja Guru