2 Membimbing siswa merumuskan kesimpulanmenemukan konsep.
Dalam hal membimbing siswa masih terlihat beberapa siswa yang belum mampu merumuskan kesimpulan materi yang diajarkan.
3 Pengelolaan waktu
Pada aspek ini guru belum memaksimalkan waktu yang ditetapkan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan.
Maka perlu
adanya revisi
untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:
1 Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2
Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau
bertanya. 3
Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulanmenemukan konsep.
4 Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5
Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada
setiap kegiatan belajar mengajar.
C. Pembahasan 1. Hasil Belajar IPS Kelas IV
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD memiliki dampak
positif dalam meningkatkan Nilai KKM siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
guru untuk menghadapi ujian akhir ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II yaitu masing-masing 55 dan 100. Pada siklus I
ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 55, sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu sebesar
100.Hasil yang diperoleh dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Tipe STAD dari
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan ketuntasan belajar sebesar 45.
Perbandingan nilai yang diperoleh siswa hasil dari siklus II yaitu dengan nilai pre test sebesar 71,5 dan nilai post test sebesar 89 lebih baik
dari hasil siklus I yaitu nilai pre test sebesar 63,75 dan nilai post test sebesar 71,75. Hal ini berarti ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai,
yaitu100 dan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa dari siklus I
kesiklus II yang terus mengalami peningkatan.
2. Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran IPS
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dalam setiap
siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
siswa dari siklus I dan siklus II melalui pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD .
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat
dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan
pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balikevaluasitanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
4. Perbandingan Hasil Belajar
Adapun perbandingan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus
II, yaitu: Tabel. 4.10
Perbandingan Hasil Belajar Pada Siklus I dan II
Hasil Belajar Pre Tes Hasil Belajar Post Tes
Siklus I Siklus II
Siklus I Siklus II
63.75 71.5
71.75 89
Tabel. 4.11 Presentase Hasil Belajar Pada Siklus I dan II
Presentase Hasil Belajar Pre Tes Presentase Hasil Belajar Post Tes
Siklus I Siklus II
Siklus I Siklus II
45 70
55 100
Gambar 4.3: Grafik Perbandingan Hasil Pretes dan Post tes Siklus I dan II Dari grafik di atas perbandingan hasil belajar siswa dari siklus I dan II
mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil belajar siswa untuk nilai pre tes adalah
63.75
dan post tes adalah
71.75
. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa untuk nilai pre tes adalah
71.5
dan post tes adalah 89.
Gambar 4.4: Grafik Prosentasi Hasil Belajar Siklus I II Sedangkan dari grafik presentase hasil belajar siswa dari siklus I dan II
juga mengalami peningkatan. Pada siklus I presentase hasil belajar siswa untuk pre tes adalah 45 dan post tes adalah 70. Sedangkan pada siklus II presentase
hasil belajar siswa untuk pre tes adalah 55 dan post tes adalah 100.
63.75 71.5
71.75 89
Perbandingan Siklus I II
Hasil Belajar Pre Tes Siklus I Hasil Belajar Pre Tes Siklus II
Hasil Belajar Post Tes Siklus I Hasil Belajar Post Tes Siklus II
Series1 50
100
Siklus I Siklus II
Siklus I Siklus II
Presentase Hasil Belajar Pre Tes
Presentase Hasil Belajar Post Tes
Prosentasi Hasil Belajar Siklus I II
71
BAB V PENUTUP
A.
Simpulan
Dari uraian-uraian yang dipaparkan pada bab sebelumnya dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa model kooperatif tipe STAD merupakan
salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS. Penggunaan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di sekolah.
Hal tersebut dapat dilihat dari ketercapaian nilai KKM siswa dan prosentase yang mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 55 dan pada siklus II sebesar
100. Jadi, peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD adalah sebesar 45.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bahwa model kooperatif tipe STAD ini dapat diterapkan pada pelajaran
lainnya, dan dapat dilakukan berselingan dengan metode yang lain, agar kondisi kelas dapat tetap hidup dan para siswa pun lebih bersemangat dalam
belajar. 2.
Bagi guru Bagipara guru bidang studi IPS khususnya dan guru-guru bidang studi lain
pada umumnya dapat menjadi bahan acuan didalam proses pembelajaran serta dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan
model kooperatif tipe STAD.