Macam-Macam Tes Objektif Hasil Belajar

W = jawaban yang salah 0 = bannyaknya option 1 = bilangan tetap Contoh : muridmenjawab betul 17 soal dari 20 soal. Soal bentuk multiple choice ini dengan menggunakan option sebanyak 4 buah. Skor = 17 - 3 = 16 4 – 1 b Tanpa denda, dengan rumus: S =R 10

d. Cara pengolahan nilai kognitif

Penilaian merupakan sebuah prosses. Dalam sebuah penilaian pembelajaran harus dilakukan beberapa tahap menuju penilaian. Tahap sebuah penilaian meliputi tahap berikut: a. Perencanaan, yang berisi kegiatan-kegiatan perumusan tujuan penilaian, penetapan aspek-aspek yang akan dinilai, penentuan metode penilaian yang akan digunakan, dan menetukan frekuensi pelaksanaan penilaian. b. Pengumpulan data yang berupa kegiatan-kegiatan pelaksanaan penilaian, pemeriksaan hasil penilian atau lembar tugas dan pemeriksaan skor. c. Pengolahan data hasil pengolahan yang mungkin dilakukan dengan teknik statistik atau nonstatistik tergantung jenis data yang diperoleh kuantitatif atau kualitatif. d. Penafsiran terhadap hasil kegiatan pengolahan data dengan mendasarkan diri pada norma tertentu. e. Penggunaan hasil penilaian yang telah selesai diolah dan di tafsirkan sesuai dengan tujuan penilaian. 11 10 Suharimi Arikunto, Op. Cit., h. 169-172

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhui hasil belajar dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni: 1 Faktor Internal Siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yakni: aspek fisiologi yang bersifat jasmaniah, dan aspek psikologi yang bersifat rohaniah. a. Aspek Fisiologi Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang memadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ yang lemah, apabila disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi orang-orang khusunya siswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengaran dan indra penglihatan, juga sangat mempengaruhui kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya disajikan di kelas. Daya pendengaran dalam penglihatan siswa yang redah, umpamanya, akan menyullitkan sensori register gema dan citra. Akkibat negatif selanjutnnya adalah terhambatnya proses penyerapan informasi yang dilakukan sistem memori siswa tersebut. b. Aspek Psikologi Banyak fakor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antar faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih ensinsial itu adalah sebagai berikut: 11 Op. Cit. c. Inteligensi Siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan pisko- fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyusuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetepi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada organ-organ tubuh lainnya, lan taran otak merupakan “ menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia. d. Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan lain sebagainya, baik secara positif maupun negatif. e. Bakat Siswa Secara umum bakat aptitude adalah kemapuan potensi yang di miliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang. Dalam perkembangan selanjutnnya, bakat tidak dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatih. f. Minat Siswa Secara sederhana, minat interest berarti kecenderungan dan kegairan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siwa dalam bidang-bidang tertentu. g. Motivasi Siswa Pengertian dasar motivasi adalah internal organisme, baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. 2 Faktor Eksternal Siswa Seperti faktor internal, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. a Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para tenaga kependidikan kepala sekolah dan wakil-wakilnya dan teman-teman sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. b Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 2. Faktor Pendekatan Belajar Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan, faktor pendekatan belajar juga pengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai keaktiifan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efensiensi proses belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang di rekayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

2. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif SPK

a. Pengertiaan Pembelajaran Kooperatif Cooperative

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang di lakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu: 1 adanya peserta dalam kelompok; 2 adanya aturan kelompok; 3 adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan 4 adanya tujuan yang harus di capai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses belajar dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa di tetpakan berdasarkan beberapa pendekatan, di anatara pengelompokan yang di dasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang di dasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang di dasarkan atas campuran baik campuran di tinjau dari minat maupun campuran yang di tinjau dari kemampuan. Pendekatan apapun yang di gunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan,dan lain sebagainya. Upaya belajar adalah segala aktiviitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan guru, baik kemampuan dalam aspek kemampuan, sikap, maupun keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar peserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalamanan, maupun gagasan-gagasan. Aspek tujuan yang dimaksud untuk memberikan arahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem kelompoktim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen.Sistem penilaian dilakuaan secara kelompok. Setiap kelompok akan mendapat penghargaan

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI SRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) PADA Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Srategi Student Teams Achievement Division ( Stad ) Pada Pembelajaran Ips Dokumen Diri Dan Keluarga Siswa Kel

0 0 13

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30