Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

55 Sugiyono 2010: 330 triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi dilakukan dengan sumber data dan penelitian. Teknik triangulasi yang digunakan adalah membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Setelah mendapatkan data yang cukup yaitu keterangan yang didapatkan telah sama maka data yang didapatkan lebih akurat.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan dan pengkategorian data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta pencarian tema yang bertujuan untuk memahami maknanya. Langkah-langkah teknik analisis data dalam penelitian ini menurut Moleong 2004: 190 adalah sebagai berikut. 1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, dokumentasi, angket, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi, foto dan sebagainya. 2. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah selanjutnya ialah reduksi data atau pemilihan data yang penting dan yang tidak penting yang dilakukan dengan jalan abstraksi. Abstraksi merupakan proses pembuatan inti sari dari penelitian. 3. Data-data yang diperoleh kemudian disusun ke dalam satuan. 56 4. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan. 5. Sambil melakukan kategorisasi, peneliti melakukan koding. 6. Memeriksa keabsahan data. 7. Penafsiran data, membuat deskripdi dari analisis tentang kejadian yang diteliti. Sesuai dengan jenis data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi terbentuk data kualitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan, dikelompokkan, direduksi dan diinterpretasikan untuk kemudian disimpulkan. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian terkait dengan karakteristik pembelajaran bahasa Jerman di SMA Taruna Nusantara. Interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dan interaksi yang terjadi selama kegiatan penelitian dilaksanakan di SMA Taruna Nusantara merupakan sumber data terpenting selama pengambilan data penelitian. Hasil data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan pembelajaran bahasa Jerman pada kelas XI, hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang pendidikan dan guru mata pelajaran bahasa Jerman. Dari kegiatan tersebut kemudian didapatkan juga data berupa catatan lapangan, hasil dokumentasi, dan hasil dari angket terbuka.

A. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data dilaksanakan selama satu bulan. Pengambilan data pengamatan dilakukan selama tiga minggu tiga kali pertemuan di dalam kelas dengan total kelas yang diteliti adalah enam kelas , sedangkan pengamatan di luar kelas dilakukan sebanyak delapan kali dengan objek observasi berupa kondisi fisik sekolah, potensi guru, karyawan serta potensi peserta didik. Observasi dilakukan dengan cara mengamati beberapa unsur yang disebutkan sebelumnya kemudian dideskripsikan ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan. Untuk mendukung catatan lapangan juga diambil foto-foto aktifitas di kelas, dan keadaan di luar kelas. Data hasil wawancara yang dilakukan berasal dari guru, dan wakil kepala sekolah. Dokumentasi yang berhasil dikumpulkan yaitu silabus, RPP, daftar nilai peserta didik, buku agenda guru, dan buku catatan peserta didik. Selain 58 itu, dilakukan juga penyebaran angket penelitian yang dilakukan sebanyak satu kali, dan tidak bersifat tes.

1. Setting Sekolah

a. Deskripsi Sekolah

SMA Taruna Nusantara yang menjadi lokasi penelitian, terletak di jalan Raya Purworejo km 5, tepatnya di Desa Pirikan, kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. SMA Taruna Nusantara SMA Taruna Nusantara merupakan sekolah berasrama yang menekankan nilai-nilai kebangsaan dan kedisiplinan. Secara harfiah, Taruna berarti pemuda dan Nusantara berarti seluruh pulau, jadi Taruna Nusantara sendiri memilik arti pemuda dari seluruh pulau di Indonesia. SMA ini memang menjaring peserta didik lulusan SMP yang berprestasi dari semua daerah di Indonesia dan dari berbagai golongan strata ekonomi dan sosial. Letak SMA Taruna Nusantara bisa dikatakan sangat strategis untuk belajar, karena letaknya yang tidak dekat dengan keramaian dengan pemandangan yang masih hijau dan udara yang masih segar. Akses untuk menjangkau SMA Taruna Nusantara juga cukup mudah. SMA Taruna Nusanatara berdiri pada tahun 1990 yang bermula dari ide Jenderal LB Moerdani, Menteri Pertahanan dan Keamanan pada saat itu. Beliau mempunyai visi untuk membangun sebuah sekolah yang mendidik putra-putri terbaik, berbakat, dan berpotensi untukdipersiapkan menjadi kader-kader bangsa yang dapat melnajutkan cita-cita para Proklamator. Oleh karena itulah akhirnya terbentuk suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Tarna Nusantara