Tujuan Pembelajaran Komponen Pembelajaran

21 bentuk tulisan, dengan menggunakan kosakata yang satu dan yang lainnya melalui aturan tata kalimat yang ada dalam suatu bahasa. Nurgiyantoro 2009 menjelaskan bahwa kegramatikalan kalimat akan sangat menentukan apakah suatu penuturan dapat diterima karena bermakna, atau tidak secara cermat menyampaikan maksud tertentu. Dalam kaitannya dengan tata bahasa, Djiwandono 2009: 131 juga mengemukakan bahwa “tata bahasa sebagai bagian dari paparan tentang bahasa berkaitan dengan kemampuan tentang kata pada tataran morfologi, dan kemampuan tentang kalimat pada tataran sintaksis”. Djiwandono 2009: 131 juga menjelaskan bahwa penguasaan tata bahasa dapat dilihat dari ketrampilan berbicara dan menulis, sebagai contoh dalam mengungkapkan kata, morfem, kata, kalimat, paragraf, dan wacana. Fungsi tata bahasa yaitu sebagai aturan-aturan yang memberikan pedoman tata bahasa bagi seseorang yang digunakan untuk membuat suatu kalimat yang baik dan benar. Pendapat ini senada dengan pernyataan dari Erdmenger 1997: 47 bahwa grammatik betrifft die Regeln, nach welchen Wortformen und Sätze korrekt konstruiert werden können. Oleh karena itu, seseorang yang mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Jerman juga harus menguasai tata bahasanya sehingga ia dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar. Dalam pembelajaran bahasa Jerman, pengajaran tata bahasa juga diberikan di Sekolah Menengah Atas agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik. Erdmenger 1997: 48 berpendapat mengenai bagaimana sebaiknya pengajaran tata bahasa. 22 Der Grammatikunterricht setzt nach der ganzheitlichen Darbietung eines Sprachtexts ein. Er unfasst die fünf Tätigkeiten: 1 Demonstrierten der neuen Struktur grammatikal, 2 Verstehen und Reagieren seitens der Lernenden, 3 Reproduzieren an Beispielreihen, 4 Bewusstmachen der Regeln, 5 Produzieren der Struktur grammatikal in der Sprachanwendung. Pengertian dari pernyataan tersebut yaitu dalam pelajaran grammatik menyusun sebuah tema dalam sebuah teks secara keseluruhan. Cakupan tersebut terdapat 5 hal yakni: 1 mendemonstrasikan struktur grammatikal baru, 2 peserta didik dapat memahami dan merespon tema, 3 peserta didik dapat memproduksi deretan contoh yang mereka buat sendiri, 4 peserta didik sadar akan grammatik bahasa yang mereka pelajari, 5 dalam membuat sebuah kalimat peserta didik harus memperhatikan struktur tata bahasa penggunaan bahasa. Dari beberapa teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa tata bahasa mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa, tata bahasa seseorang mempengaruhi seberapa besar ketrampilan dan pengetahuan seseorang dalam berbahasa, baik lisan maupun tulisan. 2 Kosakata Dalam pengajaran bahasa tidak bisa terlepas dari kosakata. Kosakata merupakan kata-kata yang dipahami orang, baik maknanya ataupun penggunaannya. Semakin banyak kosakata yang dimiliki seorang pembelajar bahasa, maka semakin mudah ia dalam menyampaikan dan menerima informasi. Kosakata Wortschatz dalam kamus besar Langenscheidt 1997: 1127 didefinisikan, ist die alle Wörter einer Sprache oder Fachsprache, kosakata adalah semua kata dari suatu bahasa. 23 Kosakata merupakan jumlah seluruh kata dalam suatu bahasa, dalam hal penguasaan maka dapat diartikan sebagai kemampuan kata-kata yang diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis. Djiwandono 2009:126 membedakan penguasaan kosakata ke dalam penguasaan yang aktif-produktif dan penguasaan yang aktif-reseptif. Nurgiyantoro 2001 : 213 menjelaskan bahwa kosakata atau perbendaharaan kata adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Dalam pengajaran bahasa Jerman, unsur-unsur kebahasaan meliputi tata bahasa, kosakata, pelafalan dan ejaan. Dalam proses belajar mengajar, unsur-unsur bahasa yang dibahas ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan keempat keterampilan bahasa, yaitu; menyimak, berbicara, membaca dan menulis bahasa Jerman sehingga pengajaran kosakata di sekolah dapat dilakukan secara tersendiri maupun terpadu dengan unsur-unsur bahasa yang lain disesuaikan dengan tema yang dibahas. Dalam pengajaran bahasa Jerman tingkat SMA diharapkan pesera didik menguasai kosakata yang terdiri dari kata benda, kata majemuk, kata penghubung, preposisi, kata keterangan dan sebagainya. Kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki seseorang mempengaruhi kualitas keterampilan berbahasanya. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik juga dipengaruhi oleh kosakata. Unsur-unsur kebahasaan dalam pengajaran bahasa Jerman meliputi tata bahas, kosakata, pelafalan dan ejaan. Dalam proses belajar mengajar, unsur-unsur bahasa yang dibahas ditujukan untuk mendukung