92 kreativitas penting dikembangkan pada proses pembelajaran agar hasil belajar
yang diperoleh siswa optimal. Namun sebaliknya ada pula guru yang masih enggan mengembangkan kreativitas yang dimilikinya karena menurutnya tidak
berpengaruh pada proses pembelajaran. S. C. Utami Munandar 2001: 179 menyatakan bahwa salah satu
penyebab kreativitas guru belum optimal disebabkan karena dominannya kepatuhan terhadap atasan, kebiasaan kerja yang hanya menunggu petunjuk
pelaksanaan, serta minimnya keberanian untuk mencoba hal-hal lain yang baru. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian di lapangan guru-guru yang belum
mengoptimalkan kreativitasnya beralasan kurangnya kemampuan dalam melakukan variasi karena faktor usia. Namun jika guru memiliki sifat optimis
tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Hal tersebut sejalan dengan Andi Yudha Asfandiyar 2009: 20 bahwa salah satu ciri guru kreatif dalam
pembelajaran dan profesional adalah optimistis, yaitu keyakinan tinggi yang dimiliki guru akan kemampuan pribadi dan keyakinan akan perubahan siswa ke
arah yang lebih baik melalui proses interaksi guru-murid pada saat pembelajaran. Dengan demikian semakin tinggi keyakinan guru akan kemampuan pribadinya
dalam mengembangkan kreativitas dalam mengajar pada pembelajaran IPA maka hasil belajar IPA siswa dapat semakin meningkat.
93
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada 24 SD Negeri yang dikelola oleh UPT
wilayah Timur Yogyakarta. Sedangkan 4 SD lainnya gugur pada saat penelitian karena berbagai macam alasan, yaitu penggunaan kurikulum
2013, keterbatasan waktu, dan banyaknya penelitian yang telah dilakukan di SD tersebut.
2. Subjek penelitian ini hanya ditujukan pada guru kelas III dan siswa kelas III di SD Negeri se-UPT wilayah Timur Yogyakarta, sehingga generalisasi hasil
penelitian belum dapat diterapkan pada subjek lain. 3. Pembelajaran difokuskan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA
di kelas III.
94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru dalam mengajar berada dalam kategori sedang karena
masih terdapat beberapa guru yang belum mengoptimalkan kreativitasnya dan masih dominan pada aspek mengadakan variasi metode pembelajaran
dibandingkan ketiga aspek lainnya, yaitu menggunakan dan mengembangkan media, mengadakan variasi sumber belajar, serta mengadakan variasi
pengelolaan kelas. Kreativitas guru dalam mengajar pada aspek mengadakan variasi metode pembelajaran mendapatkan presentase terbesar dibandingkan
ketiga aspek lainnya. Perolehan presentase kreativitas guru dalam mengajar dilihat dari sudut pandang guru sebesar 71,43 dan dilihat dari sudut pandang
siswa sebesar 66,67. Sedangkan hasil belajar IPA berada dalam kategori sedang karena masih terdapat beberapa siswa yang belum lulus KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah dengan perolehan presentase sebesar 61,60. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 diperoleh hasil
bahwa dilihat dari sudut pandang guru r
hitung
= 0,689 dan r
tabel
= 0,334 0,689 0,334 dan p = 0,000 0,000 0,05, sedangkan dilihat dari sudut pandang siswa
diperoleh r
hitung
= 0,320 dan r
tabel
= 0,113 0,320 0,113 dan p = 0,000 0,000 0,05. Karena keduanya memperoleh hasil r
hitung
lebih besar dari r
tabel
dan probabilitas keduanya kurang dari 0,05, maka hipotesis alternatif Ha diterima
dan hipotesis nol Ho ditolak. Sehingga terdapat hubungan positif dan
95 signifikan antara kreativitas guru dalam mengajar terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas III di SD Negeri se-UPT wilayah Timur Yogyakarta.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti sebagai berikut.
1. Bagi guru, hendaknya selalu meningkatkan dan mengoptimalkan kreativitas dalam mengajar terutama dalam hal penggunaan dan pengembangan media,
mengadakan variasi sumber belajar, serta mengadakan variasi pengelolaan kelas.
2. Bagi sekolah, hendaknya lebih meningkatkan dalam rangka memfasilitasi guru-guru dalam mengembangkan kreativitas dalam mengajar tidak hanya
pada pembelajaran IPA di kelas III namun pembelajaran lainnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi
penelitian lain yang sejenis serta memperluas subjek penelitian tidak hanya pada guru dan siswa kelas III di SD Negeri se-UPT wilayah Timur
Yogyakarta dan tidak hanya terfokus pada pembelajaran IPA.
96
DAFTAR PUSTAKA
A. Muzi Marpaung. 2010. 10 Dunia Sains yang Menakjubkan. Jakarta: Tinta Emas Publishing.
Ali Muhson. 2012. Pelatihan Analisis Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: FISE UNY.
Andi Yudha A. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Bandung: DAR Mizan. Anik Pamilu. 2007. Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak.
Yogyakarta: Citra Media. Arif Rohman. 2011. Memahami Pendidikan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: CV.
Aswaja Pressindo. Consuelo G. Sevilla, et. al. 2006. Pengantar Metode Penelitian. Alih bahasa:
Alimuddin Tuwu. Jakarta: UI-Press. Conny R. Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang. E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Erliana Dewi. 2011. Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran IPS Kelas V
SD di Gugus 1 Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul. Skripsi. PGSD FIP UNY.
Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hartono. 2010. SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Jamil Suprihatiningrum. 2014. Strategi Pembelajaran: Teori Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. John W. Creswell. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research Fourth Edition. Boston: Pearson.
_______________. 2015. Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif Kuantitatif Edisi Kelima. Alih bahasa: Helly