IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 48

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan

c. Instrumen keuangan lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan lanjutan

a Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi lanjutan Jika pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui seperti meningkatnya peringkat kredit debitur, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya. Penyisihan kerugian aset produktif Entitas Anak berbasis syariah 1. Aset produktif terdiri dari giro dan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah FASBIS, Tagihan Reverse Repo SBSN BI, Term Deposit Valas Syariah BI, giro pada bank syariah lain, penempatan pada bank syariah lain, investasi pada efek-efek, piutang istishna, piutang ijarah, pinjaman qardh, pembiayaan musyarakah, pembiayaan mudharabah, aset yang diperoleh untuk ijarah, dan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit seperti bank garansi dan letter of credit LC yang tidak dapat dibatalkan dan standby letter of credit. Penyisihan kerugian aset produktif dan aset non-produktif bank umum yang melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No. 16POJK.032014 tertanggal 18 November 2014 serta POJK No. 12POJK.032015 tertanggal 21 Agustus 2015. Pedoman pembentukan penyisihan kerugian aset produktif berdasarkan POJK tersebut adalah sebagai berikut: a Cadangan umum, sekurang-kurangnya sebesar 1 dari aset produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan surat berharga yang diterbitkan pemerintah berdasarkan prinsip syariah, serta bagian aset produktif yang dijamin dengan jaminan pemerintah dan agunan tunai berupa giro, tabungan, deposito, setoran jaminan, danatau emas yang diblokir dan disertai dengan surat kuasa pencairan. b Cadangan khusus, sekurang-kurangnya sebesar: - 5 dari aset produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan; - 15 dari aset produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan; - 50 dari aset produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; - 100 dari aset produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi nilai agunan. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 49

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan