96
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan membahas tentang dua hal yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan.
A. Hasil Penelitian
1. Proses Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual” telah dilaksanakan dari tanggal 12
Oktober sampai 30 Oktober 2015, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
a Kondisi Awal Sebelum Penelitian
Kondisi awal sebelum penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal tentang pembelajaran yang dilakukan guru
khususnya pada mata pelajaran matematika. Observasi ini bertujuan untuk melihat tentang proses pembelajaran di kelas dan kemampuan
berpikir kritis siswa serta memperjelas sekaligus menentukan indikator-indikator yang akan dicapai dalam penelitian ini. Selanjutnya
peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk mencari informasi tentang proses pembelajaran di kelas dan
kemampuan berpikir kritis siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adapun kareteristik siswa kelas III SD Negri Karangmloko 1 berdasarkan dari hasil observasi pada saat pembelajaran matematika,
sebagai berikut: 1 Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat pelajaran, 2 Ada beberapa siswa yang mengantuk saat guru
menjelaskan materi, 3 Banyak siswa yang belum bisa menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru, 4 Tidak banyak siswa yang
bertanya kepada guru saat diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami, 5 Ada beberapa siswa yang
malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kondisi rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat mengikuti kegiatan
pembelajaran pada mata pelajaran matematika berakibat pada rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Rendahnya kemamuan
berpikir kritis siswa berpengaruh pada rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika.
Hal ini terbukti berdasarkan dari hasil wawancara diperoleh data hasil belajar siswa pada ujian tengah semester pada tahun ajaran
20142015. Diketahui bahwa persentase ketuntasan pada kondisi awal mencapai 44,44 atau 12 siswa yang dapat mencapai KKM,
sedangkan 55,55 atau 15 siswa belum dapat mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 64,51 dengan nilai tertinggi 100
dan nilai terendah adalah 44. Data kondisi awal hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada awal sebelum melakukan tindakan pada
siklus I, peneliti memberikan kuesioner pada hari Senin, 12 Oktober PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2015 untuk mendapatkan data awal mengenai kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Berdasarkan hasil
kuesioner diperoleh nilai awal kemampuan berpikir kritis yaitu 58,17 pada kriteria “tidak kritis” berdasarkan pada tabel 3.24 yang terdapat
pada bab III. Dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 33,33. Data kondisi awal kemampuan berpikir kritis dapat
dilihat pada tabel 4.11.
b Pelaksanaan Siklus I
Penelitian pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dan
siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Setiap
pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. 1
Perencanaan Tindakan
Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan penelitian tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstaual
atau contextual teaching and learning sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas
III SD Negeri Karangmloko 1 adalah meminta ijin kepada bapak Sumarno selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karangmloko 1. Kemudian
peneliti menemui guru Kelas III, yaitu Ibu Ratna Indrayanti untuk meminta ijin melakukan penelitian di kelas III dan sekaligus melakukan
wawancara sebagai langkah awal mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Peneliti merencanakan
waktu untuk melakukan observasi awal sebelum melakukan penelitian. Setelah melakukan observasi peneliti menemukan permasalahan
tentang proses pembelajaran. Salah satu permasalahan tersebut berupa rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada mata
pelajaran matematika kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Tahap perencanaan dalam penelitian ini peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran, perangkat penelitian, dan target yang ditetapkan oleh peneliti untuk mencapai indikator dari hasil belajar dan indikator
kemampuan berpikir kritis. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, lembar
kerja siswa LKS, dan soal evaluasi siklus I. Perangkat pembelajaran itu kemudian divalidasi oleh dosen dan guru kelas. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus 1 ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu dua jam
pelajaran atau 2 x 35 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan selama dua jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Setelah selesai melakukan penelitian
pada siklus I dipertemuan berikutnya peneliti memberikan soal evaluasi akhir siklus I yang berupa soal essay sejumlah lima buah soal. Selain itu
peneliti juga menyusun kuesioner tentang kemampuan berpikir kritis siswa.
2 Pelaksanaan tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tahun pelajaran 20152016. SD Negeri Karangmloko 1 beralamat
di jalan palagan tentara pelajar km 8,5 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III dengan jumlah
siswa 30 yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menitsetiap satu kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober
2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Kemudian evaluasi akhir siklus I dilaksanakan pada tanggal 23
Oktober 2015. Adapun kegiatan pembelajaranyang dilakukan pada siklus I adalah dengan menggunakan lagkah-langkah pendekatan
pembelajaran kontekstual, yaitu 1 Relating, 2 Experiencing, 3 Cooperating, 4 Applaying, 5 Transfering. Serta menggunakan 7
komponen pendekatan
pebelajaran kontekstual
meliputi; 1
Contructivism, 2 Inquiry, 3 Questioning, 4 Learning Community, 5 Modelling, 6 Reflection, 7 Authentic Assessment.
a Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dengan materi pokok perkalian yang hasilnya dua angka dan
pembagian dua angka. Secara umum pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah
dibuat oleh peneliti. Pada pertemuan ini konsep perkalian dan pembagian diajarkan secara sederhana. Kegiatan pembuka
Relating diawali dengan memberikan motivasi kepada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan cara menyanyikan lagu yang bertujuan untuk memotivasi belajar siswa. Kegiatan inti Eksperiencing, Cooperating, Applying
pembalajaran dilaksanakan dengan memberikan penjelasan awal mengenai perkalian dan pembagian dengan cara bertanya kepada
siswa. “Siapa yang dirumah mempunyai kelereng?” Questioning Jika ada 3 wadah kelereng dan setiap wadah berisi 5 kelereng,
berapakah jumla h seluruh kelereng yang dimiliki?” Pada kegiatan
ini peneliti melakukan percobaan langsung dengan menggunakan media kelereng didepan kelas Contructivism, kemudian peneliti
menunjuk salah satu siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan menggunakan media kelereng tersebut Modelling. Melalui
kegiatan tersebut peneliti mengenalkan bahwa perkalian berasal dari penjumlahan berulang. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 6
kelompok Learning Community. Peneliti memberikan contoh cara penggunan media blok dienes dalam operasi hitung perkalian dan
pembagian Modelling. Kemudian siswa didalam kelompok secara bersama-sama mencoba mempraktekan cara penggunaan media blok
dienes Learning Community. Selanjutnya peneliti menjelaskan perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagain dua angka
dengan cara bersusun pendek Inquiry. Siswa secara berkelompok berdiskusi mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa
Learning Community. Kegiatan akhir transfering siswa dengan bantuan guru bertanya jawab tentang pembelajaran yang sudah
dilakukan Reflection.
Kemudian secara
individu siswa
mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan Authentic Assessment.
b Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Kegiatan awal relating dilakukan dengan cara tanya jawab
mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan pertama Questioning. Selanjutnya menggali pemahaman siswa mengenai
perkalian dan pembagian dengan melakukan permainan tanya jawab menggunakan kartu bilangan Contructivism. Dalam kegiatan inti
Experiencing, Cooperating, Applying peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok seperti pada pertemuan pertama Learning
Community. Peneliti menggunakan media blok dienes. Peneliti memberikan contoh permasalahan tentang perkalian dan pembagian
untuk diselesaikan dengan menggunakan media blok dienes Contructivism. Siswa berdiskusi mengerjakan soal yang ada di
lembar kerja siswa Learning Community. Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan permasalahan sehari-hari soal cerita yang
berkaitan dengan perkalian dan pembagian Contructivism. Peneliti menjelaskan permasalahan tersebut dengan menggunakan kalimat
matematika, yaitu diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Kemudian pemecahan permasalahan perkalian dan pembagian menggunakan
cara bersusun pendek Inquiry. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa Learning
Community. Perwakilan dari setiap kelompok menuliskan hasil dari mengerjakan soal cerita di papan tulis Modelling. Peneliti
kemudian mengkonfirmasi jawaban siswa, apakah jawaban yang dikerjakan siswa sudah bener atau belum. Kegiatan akhir
transfering siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilakukan Reflection. Kemudian siswa
mengerjakan soal evaluasi akhir siklus yang dikerjakan secara individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari Authentic
Assessment.
3 Pengamatan atau Observasi
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pendekatan pembelajaran
kontekstual. Peningkatan hasil belajar yang diamati adalah pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri
Karangmloko 1. Kemampuan berpikir kritis yang diamati meliputi enam indikator, yaitu: 1 Menganalisis argumen, 2 Mampu bertanya,
3 Mampu menjawab pertanyaan, 4 Memecahkan masalah, 5 Membuat kesimpulan, 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai
hasil dari pengamatan. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dapat diamati dari hasilevaluasi akhir siklus I. Kemudian kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner yang sudah diisi oleh siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 sebelum dilakukan
tindakan. Selanjutnya peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis yang sudah dibuat oleh peneliti
yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, data pengamatan siklus I pertemuan 1 dan 2
tersebuat yang akan dijadikan data awal observasi kemampuan berpikir kritis siswa.
4 Refleksi
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika
di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Berjalan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Pada siklus I ini dilaksanakan selama dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Sedangkan
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015 selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Kemudian diakhir penelitian
siklus I peneliti melakukan evaluasi akhir siklus I yang dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Oktober 2015.
Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelum penelitian, siswa
aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Ketika guru sedang menjelaskan materi menggunakan media atau lisan siswa sangat
antusias memperhatikan. Pada saat pembelajaran guru juga melakukan pembelajaran secara berkelompok. Suasana pada saat pembelajaran
secara berkelompok berjalan dengan kondusif, karena guru memberikan poin kepada kelompok-kelompok yang aktif bertanya
maupun menjawab pertanyaan dari guru. Pemberian poin bertujuan untuk menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil nilai rata-rata peningkatan hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 76,53, peneliti menargetkan kriteria
keberhasilan akhir siklus I adalah 70. Kemudian diperoleh hasil persentase ketuntasan pada siklus I 73,33 atau sekitar 22 siswa sudah
tuntas dan 26,66 atau sekitar 8 siswa tidak tuntas tabel 4.2. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar pada siklus I mengalami
peningkatan yang signifikan dari data kondisi awal sebelum dilakukan penelitian. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 sudah mengalami peningkatan dan sudah melebihi taget yang peneliti
buat. Akan tetapi peneliti tetap akan melanjutkan ke siklus II dengan tujuan untuk memantapkan hasil belajar siswa agar menjadi meningkat
lagi, dan dengan dilanjutkan ke siklus II peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran yang masih kurang baik pada siklus I agar
dapat diperbaiki di siklus II. Kemudian kemampuan berpikir kritis siswa diharapkan juga akan meningkat.
c Pelaksanaan Siklus II
Penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015 dan
siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit.
Kemudian di akhir penelitian siklus I dan siklus II peneliti memberikan soal evaluasi akhir pada tanggal 28 Oktober 2015. Nilai evaluasi akhir
siklus tersebut yang akan dijadikan data akhir pada suklus II.
1 Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus II ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP, lembar kerja siswa LKS, dan soal evaluasi siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan selama
dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pertemuan kedua juga
dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Setelah selesai melakukan penelitian pada siklus II, kemudian di pertemuan
selanjutnya peneliti melakukan evaluasi akhir siklus II. Selain itu di akhir siklus II peneliti akan memberikan kuesioner kemampuan
berpikir kritis. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah dengan menggunakan lagkah-langkah pendekatan
pembelajaran kontekstual, yaitu 1 Relating, 2 Experiencing, 3 Cooperating, 4 Applaying, 5 Transfering. Serta menggunakan 7
komponen pendekatan
pebelajaran kontekstual
meliputi; 1
Contructivism, 2 Inquiry, 3 Questioning, 4 Learning Community, 5 Modelling, 6 Reflection, 7 Authentic Assessment.
2 Pelaksanaan Tindakan
a Pertemuan 1
Pertemuan 1 pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015. Siklus II pertemuan 1 ini peneliti akan
menyampaikan materi yang tidak jauh berbeda dengan siklus I pertemuan 1, yaitu tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan
pembagian dua angka. Kegiatan awal pembelajaran Relating diawali dengan apersepsi yaitu dengan cara menyanyikan lagu untuk
memotivasi belajar
siswa. Kegiatan
inti pembelajaran
Experiencing, Cooperating, Applying diawali dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok. Kemudian guru menghadapkan siswa
pada masalah tentang perkalian dan pembagian yang kemudian akan diselesaikan dengan menggunakan media konkret kelereng dan
media blok dienes Contructivism. Dipertemuan sebelumnya pada siklus I peneliti sudah memberikan contoh bagaimana cara
menggunakan media blok dienes. Peneliti memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara kelompok Learning Community.
Selanjutnya peneliti menjelaskan soal perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagain dua angka dengan cara bersusun pendek
Inquiry. Kegiatan akhir Transfering siswa dibantu dengan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan Reflection. Di akhir pembelajaran peneliti memberikan
soal evaluasi akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswam Authentic Assessement.
b Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Kegiatan awal Relating pembalajaran dilakukan dengan
berdoa, kemudian dilanjutkan dengan memberikan motivasi dengan cara menyanyikan lagu untuk membangkitkan semangat belajar
siswa. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan cara bertanya mengenai pembelajaran yang dilakukan pada siklus II pertemuan 1
Questioning, kemudian dilanjutkan dengan bercerita mengenai kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian
Contructivism. Kegiatan
inti pembelajaran
Experiencing, Cooperating, Applying peneliti mendemonstrasikan kembali
perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian tiga angka dengan cara bersusun pendek Inquiry. Siswa dibagi menjadi 6
kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Peneliti selanjutnya memberikan contoh perkalian dan pembagian menggunakan media
blok dienes, kemudian siswa diminta mencoba mempraktekkan secara langsung menggunakan media blok dienes tersebut Learning
Community. Siswa mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya Learning
Community. Sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab tentang operasi hitung perkalian dan
pembagian menggunakan kartu bilangan Questioning. Peneliti mempresentasikan kembali materi dengan memberikan contoh soal
cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian danpembagian Contructivism. Selanjutnya peneliti
menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan menggunakan kalimat matematika. Siswa secara berkelompok
mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa Learning Community. Kegiatan akhir Transfering siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilakukan Reflection. Kegiatan akhir pembelajran dilakukan dengan
mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan yang dikerjakan secara individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari Authentic
Assessment.
3 Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau
observasi dilakukan
untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. Peningkatan hasil belajar yang
diamati adalah tentang operasi hitung perkalian dan pembagian. Kemampuan berpikir kritis yang diamati meliputi enam indikator,
yaitu: 1 Menganalisis argumen, 2 Mampu bertanya, 3 Mampu menjawab pertanyaan, 4 Memecahkan masalah, 5 Membuat
kesimpulan, 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Peningkatan nilai hasil belajar pada siklus II dilihat dari
soal evaluasi siklus II dan soal evaluasi akhir siklus I dan II. Sedangkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dari hasil
kuesioner akhir. Kemudian hasil observasi peningkatan kemampuan berpikir kritis selama proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil
pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah peneliti buat yang dimulai dari pertemuan 1 dan pertemuan 2, hasil observasi siklus
II tersebuat yang dijadikan data akhir observasi. Proses pembelajaran secara keseluruhan siswa aktif mengikuti pembelajaran, siswa sangat
aktif bertanya ataupun menjawab ketika peneliti memberikan pertanyaan atau ketika peneliti sedang menjelaskan materi.
4 Refleksi
Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik. Siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan 1
dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015. Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Setiap pertemuan
dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran pada siklus II siswa sangat antusis dalam menerima
pembelajaran, pada saat guru sedang menjelaskan materi siswa terlihat mendengarkan dan memperhatikan akan tetapi masih ada beberapa
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus II ini siswa sangat aktif bertanya dan menjawab pada saat guru menjelaskan
materi atau pada saat guru memberikan pertanyaan. Terlihat juga siswa sangat senang pada saat pembelajaran berkelompok, karena pada saat
pembelajaran berkelompok guru menjelaskan materi tentang perkalian dan pembagian menggunakan media pembelajaran sehingga siswa
sangat antusias mempraktekkan penggunaan media pembelajaran tersebut. Guru juga memberikan poin kepada kelompok yang aktif
dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Ditengah- tengah pembelajaran pada siklus II ini peneliti memberikan sebuah
permain melalui tanya jawab menggunakan kartu bilangan tentang perkalian dan pembagian.
Perolehan hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa 76,53 dan
persentase siswa tuntas mencapai 73,33. Perolehan rata-rata pada siklus II meningkat yaitu mencapai 79,6 dengan terget 75 dan diperoleh
persentase ketuntasan siswa mencapai 80 atau 24 siswa tuntas dengan target 80 tabel 4.3. Dapat disimpulakan bahwa hasil
pencapaian yang diinginkan oleh peneliti pada siklus II sudah tercapai, akan tetapi peneliti tetap memberikan soal evaluasi akhir siklus I dan
siklus IIyang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2015 dengan tujuan untuk memantapkan peningkatan hasil belajar yang diperoleh
siswa pada akhir siklus. Kemudian hasil evluasi akhir siklus I dan siklus II tersebut yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus II.
Perolehan nilai rata-rata pada akhir siklus I dan siklus II mencapai 87,2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan terget disiklus II adalah 75. Dengan persentase ketuntasan mencapai 86,66 atau sekitar 26 siswa tuntas dan 13,33 tidak tuntas
atau sekitar 4 siswa tabel 4.4. Kemudian berdasarkan data akhir kuesioner diperoleh nilai 79,36 pada kriteria “cukup kritis”,
berdasarkan pada tabel 3.24 yang terdapat pada bab III. Dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33 tabel
4.19
.
2. Hasil Belajar