72 dari penggunaan lahan semak belukar 14.873 ha, ladang 6.694 ha, perkebunan
campuran 5.300 ha dan lahan terbuka seluas 165 ha. Hasil kinerja Sub DAS Cisadane Hulu dengan menerapkan Skenario
Fungsi Kawasan secara umum termasuk Baik. Nilai IPL, jika dibandingkan dengan Skenario Aktual, mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh
bertambahnya areal vegetasi berupa hutan dan perkebunan campuran. Akan tetapi nilai IPL 0,49 tersebut masih termasuk tingkat Sedang, sama dengan Skenario
Aktual. Nilai parameter C mengalami penurunan, berarti secara kuantitas air hujan yang menjadi aliran permukaannya jumlahnya berkurang.
Tabel 18 Kinerja DAS berdasarkan Skenario Fungsi Kawasan
Kriteria Indikator
Parameter Skor
Standar
A. Kuantitas
Air 1.
Penutupan oleh vegetasi
IPL = 0,49 2
Sedang 2.
Koefisien Limpasan C
C = 0,19 1
Baik B.
Kualitas Air
3. Indeks Bahaya
Erosi IBE IBE = 0,87
1 Baik
4. Kandungan
Pencemar S = 375,03 mgl
2 Sedang
Jumlah 6
Baik Nilai IBE hasil simulasi lebih kecil dari 1 yaitu sebesar 0,87, sehingga
tergolong Baik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa skenario Fungsi Kawasan menghasilkan erosi yang masih diperbolehkan. Hal ini disebabkan oleh
bertambahnya luas lahan hutan dan kebun campuran, serta berkurangnya lahan ladang dan lahan terbuka. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan syarat dilakukan
perbaikan teknik konservasi lahan pertanian pada tingkat yang baik. Rendahnya nilai IBE menyebabkan kadar sedimen dalam aliran permukaan juga menurun,
meskipun kelasnya masih tergolong Sedang.
5.3.5 Penggunaan Lahan Berbasis Konservasi Sumber Daya Air Terbaik.
Penentuan skenario terbaik dilakukan dengan memilih skenario yang mempunyai kinerja Baik. Hasil analisis di atas menghasilkan 2 skenario yang
73 mempunyai kinerja Baik, yaitu skenario Kemampuan Lahan dan Fungsi Kawasan.
Untuk memilih skenario yang terbaik maka metode yang digunakan adalah dengan membandingkan parameter secara berpasangan.
Tabel 19 Perbandingan nilai parameter kinerja DAS berdasarkan 4 skenario
Skenario IPL
S k
o r
Koef C S
k o
r
IBE S
k o
r
Sedimen mgl
S k
o r
Jml Skor
Kinerja
Aktual 0.33 2
0.277 2 5.22
3 653.21
3 10 Buruk
RTRW 0.46 2
0.207 1 0.97
1 562.03
3 7
Sedang Kemampuan
Lahan 0.44 2
0.193 1 0.90
1 377.61
2 6
Baik Fungsi
Kawasan 0.49 2
0.191 1 0.87
1 375.03
2 6
Baik
Berdasarkan parameter IPL, nilai yang lebih tinggi dimiliki oleh Skenario Fungsi Kawasan dengan nilai 0,49. C-nya, skenario Fungsi Kawasan memiliki
nilai yang lebih rendah baik untuk konservasi sumberdaya air yaitu 0,191 dibanding skenario Kemampuan Lahan yang bernilai 0,193. Pola perbandingan
yang sama juga terjadi pada nilai parameter IBE dan kadar sedimen. Skenario Fungsi Kawasan mempunyai nilai kedua parameter tersebut lebih baik, masing-
masing yaitu 0,87 dan 375,03 mgl, sedangkan skenario Kemampuan Lahan mempunyai nilai kedua parameter yang lebih tinggi buruk yaitu 0,90 dan 377,61
mgl. Dengan demikian maka skenario Fungsi Kawasan merupakan yang terbaik dibanding skenario lainnya.
Skenario Fungsi kawasan menjadi yang terbaik disebabkan juga oleh hirarki pembagian fungsi kawasannya yang lebih detil. Skenario tersebut
membagi wilayah kajian menjadi 4 kawasan berdasarkan fungsinya yaitu Kawasan Lindung, Kawasan Penyangga, Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan
dan Kawasan Budidaya Tanaman Semusim. Sistem pembagian tersebut memunculkan satuan-satuan lahan yang mungkin tergeneralisasi pada sistem yang
kurang detil seperti yang digunakan oleh RTRW.
74
5.3.6 Arahan Penggunaan Lahan Terhadap Sub-sub DAS
Hasil skenario terbaik di atas kemudian disimulasikan terhadap setiap sub-sub DAS untuk melihat kinerja masing-masing sub-sub DAS tersebut.
Caranya dengan menghitung 4 parameter kinerja yaitu IPL, koefisiean C, IBE, dan kadar sedimen dengan data penggunaan lahan hasil skenario Fungsis
Kawasan tersebut pada setiap sub-sub DAS. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan kinerja sub-sub DAS pada tahun 2010 sebagai dasar evaluasi arahan
penggunaan lahan yang terbaik pada masing-masing sub-sub DAS tersebut. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui arahan penggunaan lahan apa saja yang
harus dilakukan dan lokasinya di sub-sub DAS mana saja. Kinerja sub-sub DAS berbasis konservasi sumber daya air terbaik hasil analisis tersebut disajikan pada
Gambar 15, sedangkan nilai parameternya ditunjukkan oleh Tabel 20. Tabel 20 Nilai-nilai parameter dan kinerja Sub-sub DAS Cisadane Hulu
Berdasarkan Skenario Fungsi Kawasan
No Urut
Nama Sub-sub DAS
IPL S
k o
r Koef
C S
k o
r IBE
S k
o
r Sedimen
mgl S
k o
r Jml Kinerja
1 Cisadane2 65.42 2
0.32 2 0.32 1
189.20 2 7 Sedang
2 Leuwilisung 37.11 2
0.25 2 0.26 1
63.25 2 7 Sedang
3 Cijawung 56.28 2
0.24 1 0.23 1
48.16 1 5 Baik
4 Cikaniki1 92.21 1
0.18 1 0.61 1
62.02 2 5 Baik
5 Cinagara 64.48 2
0.18 1 0.16 1
67.42 2 6 Baik
6 Cisadane1 80.55 1
0.17 1 0.26 1
77.01 2 5 Baik
7 Cikereteg 54.21 2
0.20 1 0.22 1
89.75 2 6 Baik
8 Cimande 58.40 2
0.19 1 0.25 1
93.09 2 6 Baik
9 Cikuluwung 71.56 2
0.23 1 0.17 1
43.89 1 5 Baik
10 Cikaniki4 56.60 2
0.23 1 0.23 1
61.68 2 6 Baik
11 Cianten1 85.57 1
0.22 1 0.24 1
54.39 2 5 Baik
12 Cikamaung 57.05 2
0.23 1 0.82 1
140.13 2 6 Baik
13 Cikaniki3 56.87 2
0.23 1 0.43 1
82.93 2 6 Baik
14 Cisadane3 45.90 2
0.24 1 0.24 1
67.48 2 6 Baik
15 Citeureup 66.81 2
0.22 1 0.78 1
100.60 2 6 Baik
16 Citeras 66.28 2
0.23 1 0.44 1
78.12 2 6 Baik
17 Cisarua 64.10 2
0.22 1 0.62 1
90.63 2 6 Baik
75 Tabel 20 lanjutan
18 Cihaniwung 36.78 2
0.25 2 0.43 1
82.42 2 7 Sedang
19
Cisadenggirang
41.63 2 0.24 1
0.55 1 86.60 2
6 Baik 20 Cigamea
49.13 2 0.26 2
0.30 1 68.75 2
7 Sedang 21 Cipalasari
51.61 2 0.19 1
0.23 1 67.35 2
6 Baik 22 Cijeruk
49.58 2 0.20 1
0.24 1 73.93 2
6 Baik 23 Cigenteng
12.77 3 0.23 1
0.29 1 92.92 2
7 Sedang 24 Legokmuncang 21.12 3
0.22 1 0.09 1
50.39 2 7 Sedang
25 Cianten3 22.58 3
0.26 2 0.26 1
105.82 2 8 Sedang
26 Cipaku 18.70 3
0.29 2 0.29 1
144.83 2 8 Sedang
27 Cigombong 33.50 2
0.28 2 0.34 1
95.93 2 7 Sedang
28 Cimapag 33.09 2
0.25 2 0.36 1
76.72 2 7 Sedang
29 Ciampea 38.48 2
0.24 2 0.29 1
110.36 2 7 Sedang
30 Cianten2 54.47 2
0.25 2 0.25 1
64.85 2 7 Sedang
31 Cikaniki2 38.38 2
0.24 2 0.54 1
104.44 2 7 Sedang
32 Cisaru 33.69 2
0.25 2 0.58 1
109.23 2 7 Sedang
33 Ciapus 36.35 2
0.25 2 0.24 1
152.59 2 7 Sedang
34 Cihideung1 33.37 2
0.25 2 0.30 1
119.99 2 7 Sedang
35
Cipinanggading
42.09 2 0.24 1
0.24 1 109.84 2
6 Baik 36 Cipuraseda
72.91 2 0.21 1
0.72 1 107.79 2
6 Baik 37 Cijambu
33.97 2 0.26 2
0.41 1 88.67 2
7 Sedang 38 Cihideung2
71.56 2 0.24 2
0.36 1 82.91 2
7 Sedang 39 Cikuda
49.59 2 0.27 2
0.38 1 96.25 2
7 Sedang 40 Cikompeni
20.37 3 0.26 2
0.23 1 103.76 2
8 Sedang 41 Ciaruteun
20.92 3 0.26 2
0.22 1 94.84 2
8 Sedang 42 Cinangneng
24.62 3 0.25 2
0.31 1 101.3 2
8 Sedang 43 Cileungsir
37.27 2 0.28 2
0.35 1 93.12 2
7 Sedang 44 Cihamboro
29.92 2 0.25 2
0.51 1 91.13 2
7 Sedang Berdasarkan Tabel 20 di atas, diperoleh sebanyak 20 sub-sub DAS
berkinerja Baik dan 24 sub-sub DAS berkinerja Sedang dan tidak ada sub-sub DAS yang berkinerja Buruk. Sebanyak 42 sub-sub DAS mengalami peningkatan
kinerja dengan rincian 22 sub-sub DAS berkinerja Buruk menjadi Sedang, 14 sub- sub DAS berkinerja Buruk menjadi Baik dan 6 sub-sub DAS berkinerja Sedang
menjadi Baik. Terdapat 2 sub-sub DAS yang tetap mempunyai kinerja Sedang meskipun telah diterapkan skenario penggunaan lahan terbaik.
76 Hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa komposisi penggunaan
lahan berdasarkan skenario Fungsi Kawasan dapat digunakan sebagai arahan penggunaan lahan pada tingkat sub-sub DAS. Arahan penggunaan lahan tersebut
diterapkan pada sub-sub DAS yang masih dapat diubah penggunaan lahannya sehingga menghasilkan respon hidrologis yang lebih baik. Sub-sub DAS tersebut
adalah sub-sub DAS yang mengalami peningkatan kinerja, seperti yang ditunjukkan oleh 42 sub-sub DAS tersebut di atas.
Arahan penggunaan lahan menurut skenario Fungsi Kawasan memberikan peningkatan yang sangat baik pada 14 sub-sub DAS karena
meningkatkan kinerjanya dari Buruk menjadi Baik. Sub-sub DAS tersebut harus menjadi prioritas dalam penataan penggunaan lahannya, karena kondisi kinerjanya
saat ini sudah buruk, namun potensi untuk menjadi Baik sangat besar. Sub-sub DAS tersebut adalah Cikuluwung, Cikaniki4, Cianten1, Cikamaung, Cikaniki3,
Cisadane3, Citeureup, Citeras, Cisarua, Cisadenggirang, Cipalasari, Cijeruk, Cipinanggading, Cipuraseda. Peningkatan kinerja tersebut ditunjukkan oleh
meningkatnya nilai parameter IPL dan menurunnya 3 nilai parameter lainnya. Nilai-nilai IPL yang semula berkisar antara 7,24 – 60,16 meningkat menjadi
41,63-85,57 disebabkan oleh bertambahnya penggunaan lahan hutan dan perkebunan campuran yang cukup luas. Sub-sub DAS tersebut umumnya terletak
di bagian barat daerah kajian dan sebagian besar berada pada Kawasan Lindung dan Kawasan Penyangga Arahan.
Sebanyak 22 sub-sub DAS meningkat kinerjanya dari Buruk menjadi Sedang. Arahan penggunaan lahan menurut skenario Fungsi Kawasan
memberikan peningkatan nilai IPL, dari semula berkisar antara 1,09-32,29 menjadi 12,78 – 71,56. Peningkatan nilai IPL tersebut kemudian diikuti oleh
menurunnya nilai-nilai 3 parameter yang lain. Sub-sub DAS ini umumnya terletak di bagian tengah daerah kajian dan mempunyai hulu pada Gunung Salak.
Peningkatan kinerja yang hanya mencapai kelas Sedang kemungkinan disebabkan oleh banyaknya penggunaan lahan di bagian hilir yang mempunyai nilai CN yang
tinggi seperti sawah dan permukiman.