Konservasi Sumber Daya Air

18 iklim yang penting dalam mempengaruhi besarnya sedimen yang masuk ke perairan adalah rata-rata curah hujan tahunan Ludwig dan Probst 1996; Sharma 1996. Energi kinetik hujan yang dapat mendispersi agregat tanah ditentukan oleh intensitas dan tebal hujan. Curah hujan juga menghasilkan limpasan permukaan yang sangat berperan pula dalam pelepasan dan pengangkutan sedimen dari partikel tanah. Kemiringan lereng DAS merupakan parameter topografi yang paling berpengaruh terhadap jumlah sedimen yang terbawa, karena parameter tersebut sangat menentukan jumlah dan kecepatan aliran permukaan Ludwig dan Probst 1996; Sharma 1996. Peranan penutup lahan terhadap banyaknya sedimen yaitu mengurangi pengaruh daya dispersi pukulan air hujan dan topografi terhadap erosi dengan cara merubah butir-butir hujan menjadi air yang terintersepsi. Vegetasi, akar-akar dan proses biologi yang berkaitan dengan pertumbuhannya mempengaruhi stabilitas struktur dan porositas tanah Arsyad 1989. Selain itu vegetasi juga dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena menyerap kandungan air tanah, sehingga volume aliran permukaan menjadi berkurang Mingguo et al. 2007. Besarnya sedimen yang masuk ke sungai ditentukan juga oleh faktor manusia melalui cara mereka mengelola lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Asdak 2004. Pengelolaan lahan yang dimaksud adalah tindakan secara fisik, seperti cara bercocok tanam, usaha konservasi tanah dan lain sebagainya. Cara pengelolaan tersebut dapat mencegah atau menambah produksi sedimen karena proses erosi. Aplikasi AVGWLF memprakirakan besarnya hasil sedimen pada dasarnya menggunakan pendekatan model jumlah tanah tererosi dan metode Sedimen Delivery Ratio SDR. Persamaan dasar matematisnya adalah sebagai berikut : S = A.SDR ........................................................................................ 3 di mana S adalah hasil sedimen mg, A adalah banyaknya tanah yang tererosi tonhath; dan SDR adalah nisbah pelepasan sedimen sedimen delivery ratio. Prakiraan jumlah tanah tererosi A menggunakan metode Universal Soil Loss 19 Equation USLE. Nilai SDR ditentukan dengan menggunakan grafik hubungan antara luas DAS dan besarnya SDR. Nilai SDR dapat diketahui apabila luas DAS yang diteliti sudah diketahui, setelah diplotkan ke dalam grafik tersebut. Nilai A diperoleh dengan persamaan dasar : A = R.K.L.S.C.P ............................................................................. 4 di mana R adalah faktor erosivitas curah hujan dan limpasan permukaan; K adalah faktor erodibilitas tanah; L adalah faktor panjang lereng; S adalah faktor gradien kemiringan lereng; C adalah faktor pengelolaancara bercocok tanam; dan P adalah praktek konservasi tanah secara mekanik.

2.8 Analytic Hierarchy Process AHP

AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria multi kriteria. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Thomas L. Saaty sekitar tahun 1970- an. Model pendukung keputusan ini menguraikan masalah multifaktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki dapat menguraikan masalah yang kompleks ke dalam kelompok-kelompoknya secara berjenjang sehingga permasalahan menjadi terstruktur dan sistematis. Dalam perkembangannya AHP dapat digunakan untuk menganalisis penggunaan lahan dan kesesuaian lahan secara komprehensif, yang mempertimbangkan aspek biofisik, ekonomi, dan sosial Baja 2002. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam bentuk hirarki Marimin 2004. Selanjutnya, tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.