Prakiraan Erosi dan Hasil Sedimen

23 Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di DAS Cisadane Hulu, dan secara administrasi sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Bogor, dan sebagian lainnya berada Banjir dan Kekeringan Arahan Penggunaan Lahan Sub DAS Cisadane Hulu Simulasi Penggunaan Lahan Perbandingan skenario Kinerja sub-sub DAS saat ini Skenario Terbaik Permasalahan hidrologis Penggunaan Lahan Sub DAS Cisadane Hulu Pencemaran Sedimen Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi jumlah aliran permukaan dan indikatornya Model Prediksi jumlah hasil sedimen dan indikatornya Model 24 di Kota Bogor, Jawa Barat, seperti terlihat pada Gambar 2. Waktu penelitian dilakukan bulan Februari hingga Desember 2012. Gambar 2 Lokasi penelitian.

3.3 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas Peta Rupa Bumi Indonesia RBI skala 1 : 25.000, Citra ALOS AVNIR resolusi 10 m tahun 2010, Peta Batas sub DAS Cisadane Hulu dan sub-sub DASnya skala 1:50.000, Peta Tanah skala 1 : 250.000, Peta Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 skala 1:100.000 dan Peta RTRW Kota Bogor Tahun 2010-2029 skala 1:50.000, data Digital Elevation Model DEM SRTM resolusi 30 x 30 m, data curah hujan harian, data suhu maksimum dan minimum harian tahun 2010, dan data hasil kuesioner. Alat yang digunakan adalah GPS, kamera digital dan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software : AVGWLF Arc View Generalized Watershed Loading Functions, ArcView, ArcGIS, dan Microsoft Office. 25

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari peta penggunaan lahan dan persepsi masyarakat terhadap penggunaan lahan yang optimal. Peta penggunaan lahan diperoleh dengan cara interpretasi citra ALOS AVNIR tahun 2010 dan cek lapangan. Data persepsi masyarakat dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada 7 responden dengan pertimbangan responden adalah aktorpengguna lahan yang dianggap memiliki keahlian atau kemampuan dan mengerti permasalahan terkait serta yang mempengaruhi pengambilan kebijakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketujuh responden tersebut berasal dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai BPDAS Citarum-Ciliwung, Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor, Badan Lingkungan Hidup Daerah BLHD Kabupaten Bogor, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air BPSDA Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, masyarakat dari Kawasan Penyangga, dan dari Kawasan Budidaya. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui permintaan data atau pembelian data di instansi-instansi yang menjadi walidata setiap bahandata yang digunakan yaitu: Peta RBI dan SRTM di Badan Informasi Geospasial, Peta Tanah di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian- Kementerian Pertanian, data hujan dan suhu di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BPSDA Wilayah Sungai Citarum-Cisadane-Kementrian PU, Peta Pola Ruang RTRW di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah KabKota Bogor, dan data kependudukan dan administrasi di BPS KabKota Bogor.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Pengolahan Data Awal

Pengolahan data awal merupakan pengolahan data untuk menyediakan data baru berupa data turunan dari data dasar atau raw data yang akan digunakan dalam analisis utama. Data hasil pengolahan data awal terdiri dari: a Data penggunaan lahan, diperoleh dari interpretasi citra ALOS AVNIR tahun perekaman 2010 dengan resolusi 2,5 meter dan didukung oleh sumber- 26 sumber lainnya. Interpretasi penggunaan lahan dilakukan secara visual dengan teknik konvergensi bukti untuk mengenali suatu obyek penggunaan lahan. Konvergensi bukti merupakan teknik pengenalan suatu obyek yang didasarkan atas sebanyak-banyaknya penerapan unsur-unsur interpretasi citra. Unsur interpretasi adalah karakteristik obyek yang tergambar dalam citra dan digunakan untuk mengenali obyek. Terdapat delapan unsur interpretasi citra yaitu, rona dan warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs, asosiasi. Penggunaan lahan yang ada diklasifikasikan menurut Klasifikasi Penggunaan Lahan yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional Nomor SNI 7645:2010 untuk skala peta 1 : 50.000. Hasil interpretasi citra diuji ketelitiannya untuk melihat sejauh mana kesesuaiannya dengan data lapangan. Metode sampling yang digunakan adalah stratified sampling. Metode uji ketelitian yang digunakan adalah metode Confusion Matrix Calculation Short 1994. Metode ini menyusun perbandingan hasil interpretasi citra dengan hasil cek lapangan dalam suatu matriks kesalahan Confusion Matrix. Metode ini dapat menghasilkan nilai yang menunjukkan ketelitian hasil interpretasi dalam Overall Accuracy OA dan Kappa Accuracy KA. b Data sub DAS dan sub-sub DAS, diperoleh dari analisis data SRTM yang didetilkan dengan data garis kontur dari peta RBI skala 1:25.000. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Arc-GIS 9.3 dengan Spatial Analyst tools-Hydrology. Hasilnya berupa poligon Sub DAS Cisadene Hulu dan 44 sub-sub DAS. c Data isohyet, diperoleh dari data curah hujan rata-rata tahunan 12 stasiun yang ada di dalam dan di sekitar sub DAS Cisadane Hulu. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Arc-GIS 9.3 dengan Spatial Analyst tools- Interpolation-Spline. d Data kemiringan lereng, diturunkan dari DEM SRTM daerah sub DAS Cisadane Hulu dan sekitarnya menggunakan Spatial Analyst tools-Slope. e Data tanah yang digunakan mempunyai skala 1:250.000, secara spasial tidak dilakukan perbaikan kualitas data, sehingga menjadi salah satu keterbatasan