32 observasi Q
Oi
, rata-rata nilai observasi Q
O
, rata-rata nilai simulasi Q
S
dan jumlah data n, maka persamaan untuk menghitung E
NS
dan R
2
adalah : …………………………………….. 1
………………….…… 2
Model layak digunakan apabila telah dikalibrasi sehingga menghasilkan nilai prakiraan tebal aliran permukaan yang mendekati nilai sebenarnya di
lapangan. Syaratnya kelayakan model yaitu jika nilai R
2
0,6 dan E
NS
0,5 Shanti et al. 2001. Proses kalibrasi dilakukan dengan menyesuaikan nilai-nilai
parameter C pengelolaan tanaman sehingga diperoleh nilai R
2
dan E
NS
yang terbaik.
3.5.2.3 Analisis Kinerja Sub-sub DAS
Proses ini dimaksudkan untuk melihat kinerja sub-sub DAS saat ini dalam mendukung upaya konservasi sumber daya air di Sub DAS Cisadane Hulu.
Caranya adalah dengan memprakirakan nilai-nilai paramater IPL, C, IBE dan S
C
pada 44 sub-sub-DAS. Tahapan analisis yang dilakukan seperti yang telah dijelaskan di depan.
Hasilnya berupa kelas kinerja seluruh sub-sub DAS yang menunjukkan kondisi hidrologi sub-sub DAS bersangkutan yang dipengaruhi oleh kondisi
penggunaan lahan saat ini. Kondisi tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk menyusun dan menentukan sub-sub DAS yang menjadi prioritas untuk di
arahkan penggunaan lahannya agar dapat mendukung pengembangan wilayah yang berbasis konservasi sumber daya air.
3.5.3 Arahan Penggunaan Lahan
Analisis ini menggunakan simulasi dengan 4 skenario untuk dipilih sebagai pedoman dalam arahan penggunaan lahan. Setiap skenario mempunyai
Gambar 3 Diagram alir penelitian 33
34 komposisi penggunaan lahan yang berbeda sesuai dengan dasar penyusunan
skenario. Wilayah yang digunakan adalah sub DAS Cisadane Hulu. Metode yang
digunakan seperti yang telah diuraikan di depan, di mana setiap skenario dihitung nilai-nilai parameter C, IPL, IBE dan S
C
, untuk menentukan kelas kinerja DAS. Hasilnya kemudian digunakan sebagai dasar penentuan penggunaan lahan wilayah
optimal yang berbasiskan upaya konservasi sumber daya air. Alokasi penggunaan lahan yang terbaik apabila sub DAS tersebut di atas mempunyai kelas kinerja
“Baik” atau keempat parameternya mempunyai nilai yang terbaik. Empat skenario yang dikembangkan dalam simulasi ini, yakni sebagai
berikut :
Skenario Aktual, skenario ini bertujuan untuk melihat kondisi hidrologi yang diakibatkan oleh penggunaan lahan yang berkembang saat ini.
Skenario RTRW, skenario ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hidrologinya
apabila pemanfatan ruang wilayah diterapkan secara penuh berdasarkan RTRW KabupatenKota Bogor.
Skenario Fungsi Kawasan, skenario ini bertujuan untuk melihat kondisi
hidrologinya bila usaha konservasi air dilakukan dengan penggunaan lahan yang diatur sesuai dengan SK Mentan No. 837KptsUm111980.
Skenario Kemampuan Lahan, skenario ini bertujuan untuk melihat kondisi
hidrologinya apabila penggunaan lahannya didasarkan pada Kemampuan Lahannya, sesuai dengan evaluasi lahan menurut USDA.
3.5.4 Pendapat Pemangku Kepentingan Tentang Penggunaan Lahan
Optimal
Informasi mengenai persepsi dari berbagai pemangku kepentingan dimaksudkan untuk melihat keinginan mereka dalam memanfaatkan lahan di
Kawasan Budidaya. Hasilnya berupa urutan kepentingan penggunaan lahan dalam pemanfaatan ruang di daerah kajian. Selain itu informasi ini juga bermanfaat
untuk melihat sejauh mana perbedaan antara arahan penggunaan lahan hasil análisis skenario terbaik dengan keinginan masyarakat.