Sustained Silent Reading SSR

24 Berdasarkan delapan komponen Whole Language, komponen yang digunakan dalam peneltian ini adalah Sustained Silent Reading SSR. SSR merupakan kegiatan membaca dalam hati atau membaca diam. Pada komponen SSR terlihat bahwa siswadiberi kesempatan untuk melakukan kegiatan membaca secara mandiri dengan tujuan untuk memahami isi bacaan yang diberikan

2. Sustained Silent Reading SSR

Menurut H. G. Tarigan 2015: 30Sustained Silent Reading SSR merupakan kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan siswa dengan tujuan mamahami isi bacaan. Siswa dibiarkan untuk memilih bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya supaya dapat dengan mudah memahami isi bacaan serta siswa juga senang dalam membaca. Pendapat tersebut di dukung oleh Rothlein dan Mainbach Farida Rahim, 2005: 121 yang mengemukakan bahwa kegiatan membaca dalam hati yang dikenal dengan istilah Sustained Silent Reading SSR atau Uninterupted Sustained Time USRT adalah salah satu komponen dari sekian banyak program membaca. Dengan kata lain, program membaca SSR bukanlah satu-satunya program untuk kegiatan membaca dalam hati. Masidah 2012: 2 berpendapat bahwa membaca dalam hati Sustained Silent Reading merupakan suatu keterampilan membaca yang dilakukan untuk menangkap pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam bacaan. Menurut Farida Rahim 2005: 121 membaca dalam hati atau Sustained Silent Reading SSR memberi kesempatan pada siswa untuk memahami teks yang dibacanya secara lebih mendalam. Selan itu, membaca dalam hati memberikan kesempatan kepada 25 guru untuk mengamati reaksi dan kebiasaan membaca siswa. Guru terlebih dahulu mencontohkan sikap dalam melakukan SSR atau membaca diam yang baik sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan memahami bacaannya. Harris Sipay Farida Rahim, 2005: 121-122 mengemukakan bahwa telah terjadi perubahan dalam pengajaran membaca dalam hati. Salah satu perubahannya ialah kecenderungan berpikir, bahwa terdapat beberapa jenis membaca dan pembelajaran yang dirancang untuk meningkatakan membaca tersebut. Pembelajaran menggunakan SSR dirancang untuk memberikan latihan menemukan ide pokok suatu bacaan, sedangkan yang lainnya dirancang untuk meningkatkan kemampuan menemukan jawaban dari suatu pertanyaan bacaan yang spesifik. Disamping itu, SSR dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa mengingat urutan peristiwa. Rothlein dan Mainbach Farida Rahim, 2005: 131 menjelaskan bahwa program SSR merupakan kegiatan yang sangat sederhana. Pembelajaran dilakukan dengan siswa dan guru memilih bacaan, kemudian dibaca dalam hati tanpa interupsi untuk beberapa menit. Menurut Farida Rahim 2005: 130-131 program SSR mengharuskan guru mengikuti aturan-aturan tertentu, seperti berikut. a. Setiap siswa harus membaca. b. Guru juga harus membaca ketika siswa membaca. c. Siswa tidak perlu membuat laporan apapun tentang apa yang telah mereka baca. d. Siswa membaca untuk periode waktu tertentu. 26 e. Siswa memilih bahan bacaan yang mereka sukai. Rothlein dan Meinbach Farida Rahim, 2005: 131 mengungkapkan program SSR harus dijadwalkan pada waktu yang sama setiap hari. Dengan program SSR, siswa diharapkan membaca sebagai suatu kegiatan yang tetap dilakukan setiap hari. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa menjadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.Selanjutnya, Kasihani K.E. Suyanto 2007: 65 berpendapat bahwa Sustained Silent Reading merupakan teknik membaca yang perlu diterapkan di kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas 5 dan 6.

3. Karakteristik Sustained Silent Reading SSR