20 masih ada proses tindak lanjut yang tujuan akhirnya berupa peningkatan kualitas
hidup dan tingkatan kualitas hidup yang paling bermakna dalam kegiatan membaca. Pemahaman kreatif merupakan kemampuan membaca tertinggi yang
dimiliki seseorang. Pemahaman kreatif merupakan kegiatan dimana setelah kegiatan membaca serta memahami bacaan, pembaca kemudian dapat
menerapkan hasil pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari yang bermanfaat. Berdasarkan beberapa jenis membaca pemahaman di atas, penelitian ini di
batasi pada pemahaman literal dan pemahaman interpretasiinterpretatif. Berkaitan dengan hal tersebut, kegiatan membaca pemahaman yang dilakukan adalah
memahami makna yang terdapat di dalam teks bacaan yang berupa arti kata, kalimat, dan paragraf. Selain itu, membaca pemahaman juga dilakukan untuk
menemukan makna dan informasi dalam bacaan yang kemudian menyimpulkan informasi tersebut.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman
Pearson dan Johnson Darmiyati Zuchdi, 2007: 23-24 menyatakan faktor- faktor yang berada dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik
kebahasaan, minat seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang dihadapinya, motivasi seberapa besar kepedulian pembaca terhadap tugas
membaca atau perasaan umum mengenai membaca dan sekolah, dan kumpulan kemampuan membaca seberapa baik pembaca dapat membaca. Selain itu,
terdapat faktor di luar pembaca yaitu unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca. Unsur-unsur bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks
kesulitan bahan bacaan, dan organisasi teks jenis pertolongan yang tersedia
21 berupa bab dan subbab, susunan tulisan, dsb. Kualitas lingkungan membaca
meliputi faktor-faktor yaitu persiapan sebelum, pada saat atau suasana umum penyelesaian tugas hambatan, dorongan, dsb. Semua faktor tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
B. Hakikat Sustained Silent Reading SSR
1. Kedudukan Sustained Silent Reading SSR dalam Whole Language
Sustained Silent Reading SSR atau kegiatan membaca diam merupakan salah satu bagian atau komponen dari pendekatan Whole Language. Whole
language merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI 2007: 130 melalui
pendekatan Whole Language kemampuan keterampilan berbicara, mendengar, menulis, dan membaca dapat dikembangkan secara operasional dan menyeluruh.
Berdasarkan hal tersebut berarti SSR yang dalam kegiatannya dilakukan membaca secara diam tanpa bersuara akan dapat mengembangkan keterampilan dalam
membaca. Sustained Silent Reading SSR merupakan salah satu komponen dalam pendekatan Whole Language dimana masih terdapat beberapa komponen lain
yang juga mendukung SSR. Pendekatan Whole Language merupakan kegiatan membaca dimana siswa terlebih dahulu menguasai huruf, kata, kalimat, dan
paragraf. Sehingga kegiatan membaca dilakukan secara bertahap.
Yahya Othman, Roselan Baki, dan Naffi Mat 2009: 9 mengungkapkan bahwa pendekatan Whole Language mengajarkan aspek bahasa yang sebenarnya,
kemudian barulah aspek-aspek kecil atau mendasarnya. Berarti dalam membaca