36
2. Tes Kompetensi Membaca Pemahaman
Menurut Burhan Nurgiyantoro 2013: 368 kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan.
Kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya yang menyangkut huruf dan ejaan. Tes kompetensi membaca pemahaman perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut Burhan Nurgiyantoro, 2013: 369-385.
a. Penekanan tes kompetensi membaca pemahaman
Membaca mempunyai beberapa tujuan diantaranya membaca pemahaman, membaca nyaring, membaca indah, dan lain-lain. Namun, membaca pemahaman
dianggap paling penting dan harus mendapat perhatian khusus. Membaca dengan pemahaman yang baik diperlukan dan menjadi prasyarat untuk dapat membaca
dan memahami berbagai literatur mata pelajaran yang lain. Berdasarkan hal tersebut berarti tes kompetensi membaca pemahaman diperlukan penekanan dan
dilakukan dengan baik serta mempertimbangkan kelayakan bahan yang digunakan.
b. Bahan tes kompetensi membaca pemahaman
Tes membaca pemahaman dimaksudkan untuk mengukur kompetensi peserta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Oleh karena
itu, teks bacaan yang diujikan diharapkan mengandung informasi untuk dipahami. Pemilihan wacana tes membaca pemahaman perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut.
37 1
Tingkat kesulitan wacana Tingkat kesulitan wacana ditentukan oleh kekompleksan kosakata dan
struktur serta kadar keabstrakan informasi yang dikandung. Semakin sulit dan kompleks kedua aspek tersebut akan semakin sulit pemahaman wacana yang
bersangkutan. Prosedur memperkirakan tingkat kesulitan wacana dapat diketahui melalui hasil wacana yang diteskan yaitu jika rata-rata jawaban betul betul siswa
minimal 75 maka wacana dinyatakan mudah. Sebaliknya, jika rata-rata betul kurang dari 20 maka wacana dinyatakan sulit bagi siswa. Wacana yang baik
untuk digunakan sebagai tes kompetensi membaca pemahaman adalah wacana dengan kesulitan sedang atau sesuai kemampuan siswa.
2 Isi wacana
Bacaan atau wacana yang baik digunakan untuk bahan tes adalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa, minat, kebutuhan atau menarik
perhatian siswa. Wacana juga harus menghindari hal-hal yang bersifat kontra dan kontroversial. Misalnya bacaan yang bersifat menentang kontra pemerintah,
pertentangan antargolongan, kontra kehidupan beragama dan bermasyarakat secara pancasila, nilai-nilai yang diyakini betul keberadaannnya, atau secara
umum bacaan yang tidak sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. 3
Panjang pendek wacana Wacana yang diteskan untuk membaca pemahaman sebaiknya tidak terlalu
panjang. Secara psikologis, siswa lebih senang pada wacana yang pendek, karena tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk membacanya dan wacana pendek
terlihat lebih mudah.
38 Wacana pendek yang dimaksud berdasarkan hal diatas adalah berupa satu
atau dua alinea, atau kira-kira sebanyak 50 sampai 100 kata. Wacana pendek juga dapat hanya terdiri dari satu atau dua kalimat maupun satu pernyataan.
4 Jenis wacana
Wacana yang digunakan sebagai bahan tes kompetensi membaca pemahaman dapat berjenis prosa, dialog, teks kesastraan, tabel, diagram, iklan,
dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan wacana dengan jenis prosa, dialog, dan teks kesastraan kutipan cerpen, cerita anak, maupun teks drama.
c. Pembuatan tes kompetensi membaca pemahaman