32 d.
Siswa memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
e. Siswa suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain
bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar memiliki
karakteristik yang berbeda-beda pada masing-masing kelas. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh perkembangan fisik, emosi, perasaan,
moral, sosial, pikiran, minat, keterampilan, pengamatan, dan lain-lain. Hal tersebut dapat dilihat melalui perilaku siswa serta prestasi hasil belajar siswa.
Adanya karakteristik siswa yang berbeda-beda pada mengharuskan guru untuk menyesuaikan kagiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan karakter siswa.
2. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Masa kelas V SD termasuk dalam masa kelas tinggi. Siswa kelas V SD mempunyai usia 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Syamsu Yusuf LN.,
2009: 25 siswa pada masa ini mempunyai sifat khas atau karakteristik, seperti
berikut.
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan- pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran
khusus yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor bakat-bakat khusus.
33 d.
Sampai kira-kira umur 11 tahun, siswa membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
Selepas umur ini pada umumnya siswa menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
e. Pada masa ini, siswa memandang nilai angka raport sebagai ukuran yang
tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah. f.
Siswa pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Permainan yangdilakukan siswa tidak lagi terikat
kepada peraturan permainan tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri.
Menurut Dalman 2013: 72 keterampilan yang dituntut siswa kelas V sekolah untuk membaca dalam hati atau Sustained Silent Reading SSR supaya tujuan
keterampilan membaca pemahaman dapat tercapai sebagai berikut. a.
Membaca dalam hati jauh lebih cepat daripada membaca bersuara. b.
Membaca dengan pemahaman yang baik. c.
Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-nunjuk dengan jari tangan.
d. Menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati, senang membaca dalam hati.
Siswa kelas V Sekolah dasar sudah memiliki kemampuan atau perkembangan sebagai bekal meningkatkan kemampuan mereka. Menurut
William Stern Zulkifli L., 2005: 55 siswa usia 9-10 tahun mulai mengenal hubungan antara waktu, tempat, dan sebab-akibat. Selain itu, pada usia lebih dari
34 10 tahun siswa sudah mulai mampu menganalisis pengamatannya sehingga siswa
mengenal sifat-sifat benda, manusia, dan hewan. Perkembangan fantasi siswa pada siswa kelas V SD juga sudah memiliki
perubahan. Zulkifli L., 2005: 56 mengungkapkan perkembangan fantasi siswa kelas V SD memasuki masa Robinson Crusoe 8-12 tahun dimana pada masa ini
siswa mengalami realisme naif diterima tanpa kritik. Kemudian siswa memasuki masa realisme kritis, yaitu masa siswa tidak menyukai lagi dongeng yang
fantastis, dongeng yang tidak masuk akal, siswa lebih menyukai cerita yang benar-banar terjadi, cerita yang masuk akal seperti cerita perjalanan, cerita roman,
dan sebagainya. Berdasarkan karakteristik tersebut menunjukkan bahwa siswa usia kelas V
SD sudah mengalami perubahan dan perkembangan. Siswa usia kelas V lebih menyukai hal-hal yang lebih nyata dan tidak lagi menyukai cerita khayal atau
dongeng. Pembelajaran membaca siswa usia kelas V juga sudah memilih-milih bahan bacaan dan mampu memahami isi bacaan tidak hanya sekedar membaca.
Adanya perubahan dan perkembangan serta perbedaan karakteristik tiap siswa, diharapkan guru dapat menyampaikan pembelajaran dengan menyesuaikan
karakteristk dan kondisi tersebut.
D. Evaluasi Keterampilan Membaca Pemahaman
1. Pengertian Evaluasi
Djemari Mardapi Eko Putro Widoyoko, 2009: 1-4 berpendapat bahwa evaluasi merupakan penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan