Teori Ausubel Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar yang menjadi dasar penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain sebagai berikut.

2.6.1 Teori Ausubel

Teori ini dikenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghapalkannya, tetapi pada belajar menemukan, konsep ditemukan oleh siswa jadi siswa tidak hanya menerima pelajaran begitu saja. Pada pembelajaran menghafal, siswa hanya diberi rumus oleh guru kemudian disuruh mengerjakan soal yang serupa, sementara pada pembelajaran bermakna materi yang diperoleh dikembangkan dengan keadaan lain, sehingga materi pembelajaran dapat mudah dimengerti Suherman, 2003: 32. Menurut David Ausubel sebagaimana dikutip oleh Rifa‟i Anni 2011: 210-211 mengajukan empat prinsip pembelajaran yaitu, sebagai berikut. 1. Kerangka cantolan Advance Organizer menjelaskan bahwa pada saatmengawali pembelajaran dengan presentasi suatu pokok bahasan sebaiknya pendidik mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. 2. Diferensiasi progresif dimana proses pembelajaran dimulai dari umum ke khusus. Jadi unsur yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail. 3. Belajar superordinate menjelaskan bahwa proses struktur kognitif mengalami pertumbuhan kearah deferensiasi. Hal ini akan terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya merupakan unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas dan inklusif. 4. Penyesuaian integratif dimana pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga pendidik dapat menggunakan hierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan. Teori belajar David Ausubel ini sejalan dengan inti pokok pembelajaran model kontruktivisme. Teori ini menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Menurut Trianto 2009: 25, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah, dimana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang autentik sangat memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari suatu permasalahan yang nyata. Jadi, belajar haruslah bermakna, siswa mampu mengkonstruk pengetahuannya sendiri dan mampu mengaitkan apa yang telah dipelajari dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan realistik yaitu pembelajaran bermula dari masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga teori ini memberikan kontribusi bagaimana siswa membawa permasalahan nyata ke dalam pembelajaran matematika. Sehingga siswa akan belajar untuk menemukan konsep. Disamping itu juga adanya penekanan terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan karakteristik yang ada pada model pembelajaran CPS yang mengajak siswa berdiskusi untuk menemukan konsep serta memecahkan masalah.

2.6.2 Teori Piaget