57 perbaikan, atau dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal
tiga orang. Para ahli yang diminta untuk memberikan keputusan layak atau tidaknya instrumen dalam penelitian ini adalah dosen Pendidikan Teknik
Informatika UNY dan guru mata pelajaran perakitan komputer di sekolah yang bersangkutan.
Analisis uji validitas menggunakan Iteman 4.2 dan SPSS 16 yang bertujuan untuk melihat validitas setiap butir soal atau analisis item. Analisis
item dilakukan untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda.
a. Taraf Kesukaran
Menurut Suharsimi Arikunto 2006:207 soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Analisis tingkat kesukaran
soal bertujuan untuk dapat membedakan soal yang termasuk kategori mudah, sedang, dan sukar Sudjana, 2014:149. Bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya soal disebut indeks kesukaran p. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Menurut
Arikunto 2015:225, indeks kesukaran sering diklasifikasikan seperti Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Indeks Kesukaran
No Indeks Kesukaran p
Keterangan
1 0,00 - 0,30
Sukar 2
0,31 - 0,70 Sedang
3 0,71 - 1,00
Mudah
58 Hasil Analisis menggunakan Iteman 4.2 menunjukkan bahwa
berdasarkan 30 soal tersebut terdapat 22 soal 73 mudah, 7 soal 23 sedang, dan 1 soal 3 sukar. Tabel 11 berikut ini menunjukkan hasil
analisis taraf kesukaran tiap soal menggunakan perangkat lunak Iteman 4.2 Tabel 11. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal
No Soal
P Taraf
Kesukaran No
Soal P
Taraf Kesukaran
1 0.93
Mudah 16
0.80 Mudah
2 0.87
Mudah 17
0.87 Mudah
3 0.93
Mudah 18
0.71 Mudah
4 0.93
Mudah 19
0.74 Mudah
5 0.87
Mudah 20
0.51 Sedang
6 0.71
Mudah 21
0.96 Mudah
7 0.93
Mudah 22
0.48 Sedang
8 0.67
Sedang 23
0.29 Sukar
9 0.93
Mudah 24
0.71 Mudah
10 0.51
Sedang 25
0.58 Sedang
11 0.93
Mudah 26
0.71 Mudah
12 0.90
Mudah 27
0.83 Mudah
13 0.67
Sedang 28
0.96 Mudah
14 0.90
Mudah 29
0.45 Sedang
15 0.96
Mudah 30
0.87 Mudah
b. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji apakah soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori
yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah Sudjana, 2014:149. Selaras dengan pendapat tersebut, Arikunto 2015:226 juga
menyebutkan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampaun rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Klasifikasi daya
pembeda menurut Arikunto 2015: 232 dijelaskan pada Tabel 12 berikut ini.
59 Tabel 12. Klasifikasi dari Daya Pembeda
No Daya Pembeda D
Keterangan
1. 0,00 - 0,20
Buruk 2.
0,21 - 0,40 Cukup
3. 0,41 - 0,70
Baik 4.
0,71 - 1,00 Sangat Baik
Hasil Analisis menggunakan Iteman 4.2 menunjukkan bahwa berdasarkan 30 soal tersebut dapat dinyatakan 18 soal 60 kategori
cukup, 11 soal 37 kategori baik, dan 1 soal 3 kategori baik sekali. Tabel 13 berikut ini menunjukkan hasil analisis daya pembeda setiap soal
menggunakan perangkat lunak Iteman 4.2 Tabel 13. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
No Soal
Daya Pembeda
Kriteria No
Soal Daya
Pembeda Kriteria
1 0.40
Cukup 16
0.34 Cukup
2 0.40
Cukup 17
0.70 Baik
3 0.48
Baik 18
0.30 Cukup
4 0.48
Baik 19
0.33 Cukup
5 0.70
Baik 20
0.35 Cukup
6 0.29
Cukup 21
0.32 Cukup
7 0.53
Baik 22
0.39 Cukup
8 0.56
Baik 23
0.33 Cukup
9 0.50
Baik 24
0.78 Sangat Baik
10 0.27
Cukup 25
0.49 Baik
11 0.48
Baik 26
0.61 Baik
12 0.42
Baik 27
0.38 Cukup
13 0.36
Cukup 28
0.36 Cukup
14 0.34
Cukup 29
0.40 Cukup
15 0.40
Cukup 30
0.34 Cukup
2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama Sudjana, 2014: 148. Selaras dengan
pernyataan tersebut, menurut Arikunto 2015: 74 tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.