I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pangan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi manusia sebagai makanan dan minuan. Selama manusia masih
hidup maka kebutuhan pangan akan selalu ada. Kebutuhan pangan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan jumlah
penduduk yang besar, Indonesia dapat dijadikan pasar potensial untuk mengembangkan berbagai jenis bisnis. Peningkatan populasi penduduk yang
diikuti dengan peningkatan terhadap kebutuhan pangan akan membuka peluang usaha agribisnis untuk berkembang, terutama usaha yang bergerak dibidang jasa
pengolahan dan penyediaan pangan yang salah satunya adalah rumah makan. Hal lain yang menjadi faktor potensi pendorong akan semakin besarnya peluang usaha
rumah makan yaitu gaya hidup masyarakat terutama yang bekerja mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi yaitu adanya kecenderungan masyarakat
pekerja mengkonsumsi makanan siap saji, karena hal ini lebih praktis.
Beberapa hal yang menjadi pendorong perubahan masyarakat melakukan pemenuhan kebutuhan pangan di luar rumah antara lain karena kesibukannya,
keinginan untuk mendapatkan suasana yang lebih nyaman serta penyegaran pikiran dari kesibukannya. Jam kerja yang padat merupakan faktor pendorong
masyarakat mengalami perubahan pola hidup tersebut. Perkembangan pada Sektor Perdagangan, Hotel, dan Rumah Makan memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap pendapatan daerah Kota Bogor. Berdasarkan data Produk Domestik Bruto PDB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Miliar Rupiah Tahun 2009, 2010, 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.
2
Tabel 1.
Produk Domestik Bruto PDB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Miliar Rupiah, 2009, 2010, 2011
Lapangan Usaha 2009
2010 2011
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan
857,196.8 985,448.8
1,093,466.0 2. Pertambangan Penggalian
592,060.9 718,136.8
886,243.3 3. Industri Pengolahan
1,477,541.5 1,595,779.4
1,803,486.3 4. Listrik, Gas Air Bersih
46,680.0 49,119.0
55,700.6 5. Konstruksi
555,192.5 660,890.5
756,537.3 6. Perdagangan, Hotel Restoran
744,513.5 882,487.2
1,022,106.7 7. Pengangkutan dan Komunikasi
353,739.7 423,165.3
491,240.9 8. Keuangan, Real Estate Jasa
Perusahaan 405,162.0
466,563.8 534,975.0
9. Jasa-jasa 574,116.5
654,680.0 783,330.0
Produk Domestik Bruto 5,606,203.4
6,436,270.8 7,427,086.1
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 Diolah
Kota Bogor merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis kota b
ogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis kota bogor di tengah-tengah wilayah kabupaten bogor serta
lokasinya sangat dekat dengan ibu kota negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional
untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Bogor merupakan daerah yang mempunyai banyak objek pariwisata,
karena memiliki berbagai macam tempat tujuan wisata, mulai dari wisata alamnya Kebun Raya Bogor, wisata budayanya sampai dengan wisata kulinernya yang
merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan tersebut untuk datang ke Kota Bogor.
Dalam Undang-undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, usaha pariwisata dibagi dalam tiga golongan yaitu : Pengusahaan objek dan daya tarik
wisata pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat khusus, Usaha jasa pariwisata jasa biro perjalanan wisata, jasa agen
perjalanan wisata, cabang biro perjalanan, jasa konvensi, insentif dan pameran,
3 serta jasa impresariat, dan usaha sarana pariwisata hotel, restoran dan rumah
makan, serta angkutan wisata. Restoran dan Rumah Makan merupakan suatu bisnis kepariwisataan yang
bergerak dalam bidang penyediaan sarana pariwisata. Sehingga antara bisnis Restoran dan Rumah makan dan kepariwisataan tidak dapat dipisahkan karena
Restoran dan Rumah makan adalah merupakan komponen pariwisata yang sangat penting karena merupakan sarana pokok dalam komponen usaha sarana pariwisata
fasilitas wisata. Perkembangan pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan daerah
Kota Bogor. Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008, 2009, 2010
Lapangan Usaha 2008
2009 2010
1. Pertanian 22.265,70
24.008,43 25.916,73
2. Pertambangan Penggalian 192,14
207,34 223,97
3. Industri Pengolahan 2.532.965,67
3.044.078,40 3.644.311,09
4. Listrik, Gas Air Bersih 214.413,78
245.221,37 281.368,13
5. Konstruksi 575.020,92
653.511,28 744.153,29
6. Perdagangan, Hotel Restoran
3.955.080,82 4.528.576,95
5.228.757,94 7. Pengangkutan
Komunikasi 1.338.788,63
1.719.767,35 2.159.576,94
8. Keuangan, Real Estate Jasa Perusahaan
1.023.935,21 1.216.482,77
1.461.932,02 9. Jasa-jasa
427.281,09 472.745,77
524.111,15 Produk Domestik Regional
Bruto 10.089.943,96
11.904.599,66 14.070.351,26
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2008 Diolah
Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran tersebut bisa memberikan kontribusi paling tinggi dibandingkan dengan bidang usaha lainnya dikarenakan
Kota Bogor merupakan kota yang berada pada posisi yang strategis karena merupakan jalur lintas kota sukabumi, bandung, cianjur dan jakarta. Selain itu
juga Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan untuk berwisata dan kuliner.
4 Keadaan berkembangnya usaha jasa boga di Kota Bogor disatu sisi akan
memberikan keuntungan bagi pengunjung karena banyaknya alternatif pilihan produk yang bisa dipilih. Tetapi disisi lain menimbulkan persaingan antar
perusahaan jasa boga tersebut dalam hal pelayanan, makanan, tempat, suasana dan kemudahan untuk menjangkaunya untuk merebut para konsumen, sehingga
konsumen tidak berpaling ke perusahaan saingannya. Keadaan inilah yang mendorong sebuah perusahaan untuk selalu menemukan inovasi baru agar dapat
menarik banyak konsumen. Berdasarkan Tabel 2, pertumbuhan per tahun restoran dan rumah makan memiliki nilai yang positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
unit industri jasa boga yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor
Tahun 2004-2010
Tahun Restoran
Rumah Makan Total
Jumlah Jumlah
Jumlah
2004 64
- 124
- 188
- 2005
86 34,4
136 9,7
222 18,1
2006 91
5,8 157
15,4 248
11,7 2007
93 2,2
175 11,5
268 8,1
2008 88
-5,4 123
-29,7 211
-21,3 2009
88 0,0
137 11,4
225 6,6
2010 88
0,0 137
0,0 225
0,0 Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor 2011 Diolah
Berdasarkan Tabel 3 dapat di lihat bahwa jumlah perkembangan restoran dan rumah makan di kota bogor mengalami peningkatan pertumbuhan yang
sangat tinggi pada tahun 2005 yaitu sebanyak 222 buah meningkat sebesar 18,1 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2004 yang
hanya berjumlah 188 buah. Kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 211 buah menurun sebesar 21,3 persen jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu pada tahun 2007 yang berjumlah 268 buah. Pada tahun 2010 tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan sama dengan tahun sebelumnya
2009 yaitu 225 buah. Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di kota bogor tahun 2004-2010 dapat dilihat pada Tabel 3.
5 Berdasarkan kondisi diatas menunjukan bahwa peran sektor restoran dan
rumah makan terhadap pertumbuhan ekonomi kota bogor sangat besar pengaruhnya sehingga perlu suatu usaha untuk meningkatkan, mengembangkan
dan mempertahankan sektor tersebut baik dari pemerintah kota bogor dan pelaku usaha restoran dan rumah makan itu sendiri. Terlebih lagi pada sektor rumah
makannya karena di kota bogor jumlah rumah makan lebih besar dibandingkan jumlah restoran dikarenakan rumah makan di kota bogor dapat dijangkau oleh
berbagai macam kalangan mulai dari kalangan menengah kebawah sampai kalangan menengah keatas.
Restoran yang ada di kota bogor cukup bervariasi. Dinas kebudayaan dan pariwisata kota bogor 2007 membagi jenis restoran berdasarkan jenis
hidangannya menjadi lima macam yaitu: 1
Restoran indonesia, yaitu restoran yang menyajikan berbagai jenis makanan yang biasa menjadi menu orang indonesia.
2 Restoran tradisional, yaitu restoran yang menyajikan berbagai makanan
yang berasal dari daerah tertentu yang ada di indonesia, seperti restoran sunda di jawa barat atau restoran minang dari sumatera barat.
3 Restoran internasional, yaitu restoran yang menyajikan makanan yang
secara umum dikonsumsi oleh masyarakat dunia. 4
Restoran oriental, yaitu restoran yang menyajikan makanan khas asia timur seperti restoran china atau jepang.
5 Restoran kontinental, yaitu restoran yang menyajikan berbagai makanan
eropa.
6
Tabel 4. Perkembangan Restoran di Kota Bogor Jenis Hidangan Yang Disajikan
Pada Tahun 2005-2010 Jenis
Hidangan Jumlah Unit
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Indonesia 45
48 51
54 55
55 Daerah
38 39
41 43
43 43
Internasional 37
38 40
41 41
41 Oriental
35 36
40 47
44 44
Kontinental 40
43 45
50 47
47
Sumber: Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2010 Desember 2010
1.2 Perumusan Masalah