12
2.2. Deskripsi Sate Bandeng
Sate merupakan salah satu makanan yang sangat popular di Indonesia, dihidangkan dimana-mana, mulai dari gerobak pedagang kakilima hingga restoran
mewah di hotel. Hampir semua orang mengenal sate. Sate adalah makanan yang terbuat dari bahan utama berupa daging yang dipotong kecil-kecil yang kemudian
ditusuk dengan menggunakan bambu yang telah dipotong tipis-tipis. Setelah sate ditusuk, kemudian dibakar dengan menggunakan arang dan diberi bumbu. Di
Indonesia, sate biasanya disajikan dengan nasi atau lontong. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki variasi sate, mulai
dari jenis daging yang digunakan, bahan pembuat bumbu, hingga proses pembuatannya. Daging yang biasa digunakan sebagai bahan baku utama membuat
sate dapat berasal dari daging ayam, kambing, bebek, sapi hingga usus. Tidak hanya daging, bumbu sate di Indonesia pun beragam, mulai dari bumbu kacang,
bumbu kecap, hingga bumbu kuning. Sate bandeng merupakan salah satu produk olahan yang menggunakan
ikan bandeng sebagai bahan baku utamanya dan produk ini banyak dikenal oleh masyarakat luas sebagai makanan khas daerah Banten.
Dalam proses pembuatan sate bandeng, ikan bandeng yang telah dibersihkan lalu digemburkan dengan cara dipukul-pukul secara perlahan.
Selajutnya tulang dekat ekor dan kepala diputuskan dan ditarik secara hati-hati dari depan. Setelah itu, daging dan duri yang tersisa dikeluarkan dengan cara
meremas dari belakang ke depan. Daging ikan kemudian digiling dan dicampur dengan bahan lainnya
menjadi satu adonan dan diisikan kembali kedalam kulit ikan dan diluar kulit ikan hingga menyerupai bentuk ikan semula. Selanjutnya jepit ikan dengan bambu
yang telah diisi bumbu, mulai dari kepala hingga ekor. Tahap akhir, bakar ikan hingga kecoklatan.
2.3. Agroindustri
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya
atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai
13 sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi industri dapat dijabarkan
sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut
3
. Menurut Saragih 2010, Agroindustri adalah industri yang memiliki
keterkaitan ekonomi baik langsung maupun tidak langsung yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas
pertanian sebagai bahan baku input bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri.
Sedangkan keterkaitan tidak langsung, berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku input lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan
kimia, bahan kemasan dan lain-lain, beserta kegiatan ekonomi lain yang memasarkan dan memperdagangkannya.
Pengembangan kegiatan agroindustri mempunyai dampak yang cukup besar terhadap pembangunan negara-negara sedang berkembang termasuk
Indonesia. Bagi negara berkembang, agribisnis mempunyai peranan sangat penting bukan saja untuk mendorong sektor pertanian dan meningkatkan nilai
tambah hasil-hasil sektor pertanian, akan tetapi juga untuk penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan penghasilan dan daya beli masyarakat Pasambuna,
2003.
2.4. Agroindustri Pengolahan Ikan
Menurut Saragih 2008 pengertian agroindustri pengolahan ikan adalah industri pengolahan dengan menggunakan bahan baku komoditas perikanan
seperti ikan, udang, ubur-ubur, dan lain-lain. Komoditas perikanan tersebut diolah menjadi bahan pangan untuk dikonsumsi. Saat ini Indonesia harus menguasai
agroindustri, terutama agroindustri perikanan. Hal ini dikarenakan agribisnis dan agroindustri terbukti mampu membuka lapangan kerja baru, meningkatkan
pendidikan dan menyiapkan SDM yang memenuhi tuntutan kuantitas dan kualitas
4
.
3
[Anonim]. 2009. Agroindustri. http:agribisnis.blogspot.com200912agroindustri.html [diakses tanggal 23 Februari 2012]
4
Saragih, Bungaran. 2008. Ubah Mindset Sekarang, atau Terjengkang. www.trobos.com [dikases tanggal 25 Maret 2012]
14
2.5. Industri Kecil