Sosialisasi Penerapan Layanan Mandiri pada Kantor Perpustakaan dan Arsip

sistem atau jaringan yang bermasalah tersebut tidak dapat diperbaiki oleh pegawai KPAK Jakarta Barat, seperti telah dipaparkan pada poin sebelumnya. Sosialisasi yang kurang juga menjadi masalah tersendiri terhadap pemanfaatan layanan mandiri secara maksimal. Terkait sosialisasi yang kurang telah dipaparkan pada poin sebelumnya. Berbeda dengan informan lainnya, seorang informan menyebutkan tidak ada kendala yang dihadapi dalam penerapan layanan mandiri ini. Berikut hasil wawancaranya: hmm kendala ga ada ya justru tinggal petugas gimana menyesuaikan diri dengan sistem teknologi yang ada. 137 Berdasarkan wawancara di atas dinyatakan bahwa tidak ada kendala, hanya petugas saja yang perlu menyesuaikan diri dengan sistem baru. Selain kendala layanan mandiri, RFID yang merupakan komponen dari layanan ini juga memiliki beberapa kendala, yaitu: …..nah kendalanya nah ini dia, bukan hanya dari kita kendalanya kendalanya dari pemustaka juga, kalau ada buku-buku bagus disobek itu taggingnya diambil itu buku suka ilang atau kebanyakan tuh taggingnya dilepas ama dia untuk ambil jadi kita sering keilangan buku…. …..Kalau dari kita kurangnya tenaga yang akan mengolah buku untuk tagging itu karena juga harus database kita buat cuma eeem ada satu pas saya masuk kemari, buku-buku yang ditagging itu RFID ya adalah buku- buku yang dilayankan di sini, tapi buku-buku dilayanan di luar tidak, masih pake manual, jadi saya juga masih mengkaji apakah perlu juga pake RFID karena kan biayanya cukup mahal tagging…. 138 kalo kendala ya, kendala penerapannya itu aja RFID itu jarang eh kadang- kadang ya ga aaa kadang-kadang ga berfungsi itu aja, sayangnya satu juga tingginya alat sensor itu juga kur ang tinggi….. 139 137 Wawancara Pribadi dengan Faisal Norman 138 Wawancara Pribadi dengan Meti Lastri 139 Wawancara Pribadi dengan Faisal Norman kalo kendalanya ya itu mba kadang-kadang apa, SDM-nya semua kadang- kadang belum memahami, kan kita belum ada training-training untuk kesitu jadi setau-taunya sendiri aja. 140 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, informan pertama menyebutkan bahwa dalam penerapan RFID bukan hanya karena kurangnya tenaga untuk mengelolah dan harganya yang mahal, tetapi kendala juga datang dari pemustaka yang tidak bertanggung jawab. Informan kedua menyatakan bahwa RFID masih belum berfungsi maksimal karena terkadang RFID mati atau tidak berfungsi, selain itu bentuk security gate yang hanya seperti tiang di kiri kanan tidak cukup tinggi, sehingga mungkin saja dapat dilewati oleh pemustaka yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan, informan ketiga menyatakan bahwa pegawai perpustakaan belum sepenuhnya memahami terkait RFID. Adapun upaya untuk mengatasinya kendala-kendala tersebut menurut dua informan, yaitu: upaya untuk mengatasinya, ya paling kita langsung telpon BPAD atau ga orang yang teknisinya itu gitu loh, karna kalo lama-lama juga menghalangi mengganggu sirkulasi kita kan kalo misalnya rusak itu otomatis buku ga bisa melakukan peminjaman…. 141 ga ada, kayanya sih untuk upaya lain selama ini belum ada, hanya ya cuma itu aja, kita kalo ada error, ada kerusakan komputer, ya satu-satunya kita harus hubungi ke Pusat nanti kita tunggu teknisinya datang ya gitu aja, kalo untuk upaya dari sini ga ada karena kenapa ya, karena perawatannya mungkin ya mba yak arena ini kan untuk teknisi-teknisi ini kan ga dimasukin di Wilayah gitu, jadi yang punya ini Provinsi, jadi Provinsi yang punya perawatan berapa budget perawatan itu, jadi kita kalo seandainya ngadain ini sendiri, belum-belum ada teknisi sendiri. 142 140 Wawancara Pribadi dengan Imam Musada 141 Wawancara Pribadi dengan Fenty Afriyeni 142 Wawancara Pribadi dengan Imam Musada Hasil wawancara di atas kedua informan menyatakan untuk mengatasi masalah teknis yang terjadi pada layanan mandiri, yaitu dengan menghubungi teknisi dari BPAD.

C. Pembahasan

Penelitian ini berdasarkan dua perumusan masalah, yaitu tentang penerapan layanan mandiri dan kendala-kendala penerapan layanan mandiri dan upaya dari KPAK Jakarta Barat dalam mengatasinya. Penerapan layanan mandiri mencakup hardware dan software yang digunakan, pencapaian tujuan, ketepatan waktu, manfaat, hasil, kompetensi petugas, dan sosialisasi. Kedua perumusan tersebut akan dibahas secara lebih jelas pada paragragraf di bawah ini. Layanan sirkulasi yang dimaksud di sini hanya layanan peminjaman dan pengembalian buku saja, tidak termasuk layanan keanggotaan. Secara umum, layanan mandiri ini membutuhkan hardware berupa PC Personal Computer , barcode reader, RFID reader, printer struk, dan security gate jika sudah menggunakan RFID atau MPS Multi Purpose Stasion saja. Pada KPAK Jakarta Barat hardware yang digunakan untuk layanan mandiri, yaitu mesin layanan mandiri atau MPS Multi Purpose Stasion yang berfungsi untuk peminjaman dan pengembalian buku. Selain mesin layanan mandiri atau MPS, pada KPAK Jakarta Barat juga terdapat book drop yang berfungsi untuk melakukan pengembalian secara mandiri dan pemustaka tidak perlu masuk ke dalam gedung perpustakaan karena book drop ini terletak di dinding depan gedung. Adapun gambar dari MPS dan book drop, sebagai berikut: