1 Nasionalis Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsanya. 2 Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respekhormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan
agama.
7. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-butir Standar Kompetensi Lulusan
oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut:
a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja. b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
c. Menunjukkan sikap percaya diri.
d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan
yang lebih luas.
e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan
sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif.
h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. j. Mendeskripsikan gejala alam dan social.
k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
l. Menerapkan nilai-nilai
kebersamaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya
persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia. m. Menghargai karya seni dan budaya nasional.
n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk
berkarya.
o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang dengan baik. p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
di masyarakat. r. Menghargai adanya perbedaan pendapat.
s. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana.
t. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana.
u. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti
pendidikan menengah. v. Memiliki jiwa kewirausahaan.
8. Tahapan Pengembangan Karakter
Pengembangan atau penanaman nilai karakter kepada siswa diperlukan peran dari berbagai pihak yaitu sekolah dan stakeholder
yang ada, dalam rangka membentuk insan-insan individu yang baik. Tidak hanya pada sekolah semata pendidikan karakter dilaksanakan,
masyarakat juga berperan dalam membentuk karakter anak yaitu melalui orang tua dan lingkungan sekitarnya. Karakter dikembangkan
melalui tiga tahap yaitu pengetahuan knowing, pelaksanaan acting, dan kebiasaan habit. Pengembangan karakter akan mendalam apabila
pengembangan karakter yang dilakukan anak sesuai dengan tahapan- tahapan tersebut. Menurut Mochtar Buchori Fathurrohman, Suryana
Fatriany, 2013 pengembangan karakter seharusnya membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif,
dan akhirnya dibawa ke pengalaman nilai secara nyata dalam aktifitas sehari-hari.
Oleh karena
itu, diperlukan
tiga cara
dalam mengemabangkan karakter pada siswa yaitu yang pertama dengan
moral knowing pengetahuan moral, yang kedua moral feeling
penguatan moral dengan rasa, dan yang ketiga yaitu dengan moral
action perbuatan moral. Dengan mengikuti langkah-langkah yang
sistematis dalam pendidikan karakter, maka dapat diawali dengan pengenalan nilai secara kognitif, kemudian langkah kedua adalah
menghayati nilai secarafektif, dan yang ketiga adalah pembentykan tekad untuk melakukan nilai tersebut secara konatif.
B. Hakikat Pendidikan Karakter Terintegrasi
Dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di sekolah yang diupayakan oleh guru maupun pihak-pihak yang terkait di
sekolah haruslah mampu memfasilitasi pembentukan dan pengembangan karakter bagi peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar proses penanaman
dan pengembangan nilai karakter kepada peserta didik dapat berjalan secara optimal tidak berhenti pada tataran kognitif semata tetapi para
peserta didik mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai karakter yang memang perlu dimiliki oleh setiap individu. Berbagai cara yang relevan
tersebut dapat diterapkan dalam upaya penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter di sekolah. Peraturan Kemendiknas 2010
menyebutkan berbagai cara relevan yang dapat diterapkan di sekolah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pendidikan Karakter Terpadu dalam Pembelajaran
Pendidikan karakter terintegrasi dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai dan penginternalisasian nilai-nilai ke
dalam tingkah laku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari melalui proses pembelajaran baik di luar maupun di dalam kelas pada semua
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Penanaman nilai pada proses
ini dilakukan
dengan cara
memilah-milah atau
mengelompokkan nilai-nilai karakter yang sesuai dan cocok dengan materi dalam setiap mata pelajaran yang diberikan. Dengan demikian,
setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai utama tertentu yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
bersangkutan. Proses pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran
dilaksanakan mulai dari beberapa tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Pelaksanaan ketiga proses pelaksanaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dilakukan guna mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dapat benar-benar
memfasilitasi pendidikan karakter di sekolah yang memuat nilai- nilai karakter yang diiternalisasi melalui proses pembelajaran yang
ada. Perencanaan pembelajaran pada tahap ini dapat diwujudkan dalam silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah di susun oleh guru.
Silabus, RPP, dan bahan ajar yang dirancang agar muatan kegiatan pembelajarannya memfasilitasi pendidikan karakter. Sehingga,
nilai-nilai karakter
yang dieksplisitkan
dalam kegiatan
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta