Pembuatan Silabus Hasil Penelitian Relevan

H. Hasil Penelitian Relevan

Untuk lebih memperkuat alasan peneliti melakukan penelitian mengenai adanya perbedaan hasil pendidikan karakter antara siswa putra dan putri, peneliti mendapatkan sebuah fakta yang menunjukkan adanya perbedaan perilaku karakter yang dimiliki siswa maupun siswi tersebut. Pada penelitian yang dilakukan oleh Karina, Hastuti, dan Alfiasari menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata p0,05 pada peran pelaku bullying antara remaja perempuan dan laki-laki yaitu lebih dari tiga perlima remaja laki-laki 66 dan sebagian besar 86 merupakan seorang bully pelaku langsung bullying. Selain itu diketahui pula 12 remaja laki-laki dan 6 remaja perempuan yang merupakan pelaku reinforcing the bully mendukung temannya melakukan bullying. Selain perbedaan perilaku bullying yang menunjukkan perilaku karakter antara siswa dan siswi, terdapat juga perilaku karakter hormat santun yang dimiliki siswa dan siswi. Pada penelitian yang sama dengan fakta di atas, hasil uji beda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata p0,05 pada sikap hormat santun pada remaja laki-laki dan perempuan. Lebih dari tiga perlima remaja laki-laki 64 berada pada kategori rendah sedangkan lebih dari tiga perlima remaja perempuan 62 berada pada kategori sedang. Sikap hormat santun yang dimiliki remaja perempuan lebih tinggi dari remaja laki-laki. Dari kedua uji beda yang dilakukan oleh Karina, Dwi Hastuti, dan Alfiasari tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap bullying dan hormat santun antara remaja laki-laki dan perempuan. Hal ini menjadikan peneliti lebih yakin untuk melakukan penelitian mengenai adanya perbedaan sikap karakter yang dimiliki oleh siswa dan siswi di sekolah menengah pertama, dan lebih mengembangkan lebih dalam berbagai fakta yang terjadi pada siswa dan siswi di SMP mengenai sikap karakter yang dimiliki.

I. Kerangka Pikir

Pendidikan Karakter terintegrasi merupakan salah satu pengembangan pendidikan nasional di Indonesia. Upaya ini dilakukan sebagai pengembangan potensi peserta didik dalam membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalui upaya pendidikan karakter secara terintegrasi yang dilaksanakan di sekolah diharapkan membawa peserta pada sikap yang lebih menjunjung nilai-nilai kehidupan yang tinggi. Pendidikan karakter terintegrasi yang dilaksanakan di sekolah terpadu dalam tiga hal, yaitu: terpadu dalam mata pelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan kesiswaan. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi ketiga hal tersebut yang menjadi acuan yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter tersebut. Namun, selain melalui faktor pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi yang dilaksanakan sekolah terdapat faktor lain yang mempengaruhi tingkat hasil pendidikan karakter. Faktor lain tersebut dilihat dari perbedaan jenis kelamin siswa. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah. Hal ini dikarenakan cara penerimaan pendidikan karakter dan perilaku yang ditunjukkan antara siswa laki-laki dan perempuan tersebut berbeda. Sehingga menimbulkan hasil perilaku pendidikan karakter yang berbeda pula. SMP Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang telah melaksanakan pendidikan karakter terintegrasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah selama ini. Oleh karenanya, peneliti ingin mengetahui seberapa tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi di sekolah tersebut dan dari perbedaan karakteristik siswa menurut jenis kelamin peneliti juga ingin mengetahui adakah perbedaan hasil pendidikan karakter siswa menurut perbedaan jenis kelaminnya. Untuk menentukan keberhasilan pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP Negeri 6 Surakarta, dinyatakan dalam penilaian menggunakan instrumen yaitu kuesioner dalam bentuk semantic differensial. Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi dan di Tinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin siswa

J. Hipotesis

Dalam penelitian ini peneliti memiliki hipotesis yang digunakan sebagai acuan dalam menjawab sebuah rumusan masalah yang di uji kebenarannya. Hipotesis yang diajukan dalam permasalahan ini adalah: Ha: Terdapat perbedaan signifikan hasil pendidikan karakter terintegrasi antara siswa dan siswi di SMP Negeri 6 Surakarta. Ho: Tidak terdapat perbedaan signifikan hasil pendidikan karakter terintegrasi antara siswa dan siswi di SMP Negeri 6 Surakarta. Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi 1. Terintegrasi dalam Pembelajaran 2. Terintegrasi dalam Manajemen Sekolah 3. Terintegrasi dalam Kegiatan Kesiswaan Perbedaan Jenis Kelamin Ketercapaian hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi dan ditinjau dari perbedaan Jenis Kelamin Siswa 51

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, subyek penelitian, metode instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan survei. Suryabrata 1983 menegaskan, penelitian deskriptif merupakan metode penelitian untuk membuat pencandraan deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian, dengan tujuannya untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang hasil ketercapaian pendidikan karakter terintegrasi di SMP Negeri 6 Surakarta, serta mengetahui adakah perbedaan ketercapaian hasil pendidikan karakter tersebut ditinjau dari siswa putra dan putri.

B. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini ditetapkan dengan memilih sampel. Menurut Sugiyono 2010, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sample penelitian ini adalah siswa putra dan putri kelas VII D,E dan kelas VIII E,G SMP Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 115 0rang dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3. Subyek Penelitian No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswi 1. VII D 16 12 2. VII E 11 19 3. VIII E 12 16 4. VIII G 13 16 Jumlah 52 63

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesionerangket. Kuesioner disusun bersama oleh tim peneliti payung di bawah koordinasi dosen pembimbing dengan mengacu pada prinsip-prinsip skala Semantic Defferensial. Sugiyono 2010 menegaskan, skala Semantic Defferensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya saja bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya “sangat positif” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Kuesioner ini memiliki dua jenis pernyataan yang bersifat favorable positif dan unfavorable negatif. Pernyataan favorable positif merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung dengan jenis variabel yang akan diukur. Pernyataan yang bersifat unfavorable negatif merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung variabel yang akan diukur.

1. Cara Pemberian Skor Item

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilengkapi dengan nilai skala interval dari 1 sampai 9 dengan titik tengah yang dapat diartikan netral untuk item favorable, jika responden memberikan penilaian pada nilai skala 1, maka diartikan sebagai jawaban yang “sangat negatif”, sedangkan jika memberikan penilaian pada nilai skala 9 maka diartikan sebagai jawaban yang “sangat positif” dan ketika memberikan jawaban ditengah atau pada nilai skala 5, maka jawaban tersebut diartikan netral. Berikut ini adalah bentuk atau model pemberian jawaban dengan menggunakan skala Semantic Defferensial: 1 5 9 Tidak pernah Selalu

2. Konstruk Instrumen

Konstruk instrumen ini dibuat bedasarkan rambu-rambu indikator keberhasilan pendidikan karakter berdasarkan pedoman pendidikan karakter SMP Kemendiknas, 2010. Berdasarkan nilai-nilai karakter untuk sekolah menengah pertama yang disarankan oleh Kemendiknas, ditetapkan 20 nilai karakter yang bersumber dari 5 aspek sebagaimana tertera pada tabel berikut: Tabel 4. Konstruk Instrumen Hasil Pendidikan Karakter SMP Negeri 6 Surakarta No. Aspek-aspek Indikator Item Fav. Item Unfav. 1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan religius Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja 1, 2 2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a. Jujur Memahami kekurangan dan kelebihan diri 4 3 b. Bertanggungjawab Menunjukkan sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang seharusnya dilakukan 5, 6 7 c. Bergaya hidup sehat Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik 8, 9 10 d. Disiplin Menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan 11, 12 13 e. Kerja keras Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari 14 15 f. Percaya Diri Menunjukan sikap percaya diri 16, 17, 18 g. Berjiwa wirausaha Memiliki jiwa kewirausahaan 19, 20 h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif  Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber- sumber lain secara logis-kritis dan kreatif  Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 21 22, 23 i. Mandiri Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya 25 24 j. Ingin tahu Menguasai pengerahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menegah 27 26 k. Cinta ilmu  Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana dalam  Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana 29 28 3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesame a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain  Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan dimasyarakat  Menghargai adanya perbedaan pendapat 30, 31 b. Patuh pada aturan-aturan social Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas 34, 35 32, 33 c. Menghargai karya dan prestasi orang lain Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 36, 37 d. Santun Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun 38, 39 e. Demokratis Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia 41, 42 40 4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan  Mendiskripsikan gejala alam dan sosial  Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab 43, 45 44 5. Nilai kebangsaan a. Nasionalis Menghargai karya seni dan budaya nasional 46 47, 48 b. Menghargai keberagaman Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional 49, 50 JUMLAH 32 18