Implementasi metode pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi menyusun rekonsiliasi bank sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan motivasi untuk siswa kelas X akuntansi SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta.
ABSTRAK
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI
MENYUSUN REKONSILIASI BANK
SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI UNTUK SISWA
KELAS X AKUNTANSI SMK PUTRA TAMA BANTUL YOGYAKARTA
Yovita Arwinda Nugroho
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode
cooperative learning tipe TGT pada materi menyusun Rekonsiliasi Bank sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi SMK Putra
Tama Bantul. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang
meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan hasil belajar
siswa pada materi menyusun rekonsiliasi bank melalui metode pembelajaran
cooperative learning tipe TGT (Siklus I: sebelum implementasi 63% dan sesudah
implementasi 75%) dan Siklus II: siklus I 75% dan siklus II 91.30%). Target yang
telah ditentukan sebesar 70%. (2) Ada peningkatan motivasi belajar siswa pada
materi menyusun rekonsiliasi bank melalui metode pembelajaran cooperative
learning tipe TGT
(Siklus I: sebelum implementasi 29.17% dan sesudah
implementasi 50%) dan Siklus II: siklus I 50% dan siklus II 65.22). Target yang
telah ditentukan sebesar 10%.
(2)
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
TYPE OF COOPERATIVE LEARNING METHOD ON ARRANGING
BANKING RECONCILIATION AS AN EFFORT TO INCREASE
LEARNING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT FOR
THE TENTH GRADE STUDENTS OF THE ACCOUNTING
DEPARTMENT OF SMK PUTRA TAMA BANTUL YOGYAKARTA
Yovita Arwinda Nugroho
Sanata Dharma University
2013
The research aims to find out the effects of applying cooperative learning
method of TGT on arranging banking reconciliation as an effort to improve
learning achievement and learning motivation of the students.
The research was conducted at the tenth grade students of the accounting
department of SMK Putra Tama Bantul. This research was conducted in two
cycles which cover four steps: planning, activities, observation, and reflection.
The data were collected by tests, observation, interviews, and documentation. The
data were analysed by implementing descriptive and comparative analysis.
The results of this research show that: (1) there is an increase in student’s
learning by arranging banking reconciliation material
through cooperative
learning instructional methods type TGT (Cycle I: Before the implementation are
63% and 75% after implementation), and Cycle II: cycle I is 75% and cycle II is
91.30%). Targets have been set at 70%. (2) There is an increase in students'
motivation is arranging banking reconciliation material
through cooperative
learning instructional methods type TGT (Cycle I: before the implementation is
29.17% and after implementation is 50%), and Cycle II : cycle I is 50% and cycle
II is 65.22%). Targets have been set at 10%.
(3)
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI MENYUSUN
REKONSILIASI BANK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI UNTUK SISWA KELAS X
AKUNTANSI SMK PUTRA TAMA BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Yovita Arwinda Nugroho NIM : 091334013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(4)
i
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI MENYUSUN
REKONSILIASI BANK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI UNTUK SISWA KELAS X
AKUNTANSI SMK PUTRA TAMA BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Yovita Arwinda Nugroho NIM : 091334013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(5)
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
My Lord Jesus Christ yang selalu berkenan menyertai segala usaha yang aku lakukan dan selalu memberikan aku kekuatan dalam mengadapi hari-hariku.
Kedua orangtuaku tersayang Bapak Petrus Siswanto dan Ibu Margaretha Maria Sujiyani yang ada di Tangerang yang tak henti-hentinya selalu mendoakan seya dan atas segala kasih sayang yang telah diberikan.
Kakakku satu-satunya yang tersayangHeribertus Wicaksono Nugroho yang selalu mendukung dan mendoakan saya, walaupun kami berjauhan dan selalu berantem.
Sahabat-sahabatku yang ada di Tangerang Mike, Maria Asumpta Hani, Niviliani, Yustina Reny, Yunita Wijaya, Johanna, Lucia Pertiwi , Dwi, Diana yang selalu mensupport dan memberikan aku semangat. Terima kasih teman-teman atas supportnya.
Sahabat-sahabatku di Jogja Vincentia Marianingsih, Lita Rahayuningrum, Angel, Orin, Putri Septi, Anastasia Galih, Ellyza, Vivin yang banyak sekali membantu aku dimasa-masa kuliah. Terima kasih teman-teman atas kebersamaan, persaudaraan, dan dukungannya. Adek tiri ku tercinta Natalia Desi yang selalu membantu saya terutama disaat-saat tersulit mengerjakan skripsi dan selalu mendukung aku. Terima kasih adek tiri.
(8)
v
MOTTO
Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. ( Kolose 2 : 3 )
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. ( Amsal 3 : 5 )
Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
( 1 Tesalonika 5 : 17-18 )
Saat dalam kondisi yang sangat terpuruk, yang perlu dilakukan adalah mensyukuri apa yang dimiliki.
Jangan pernah putus asa, kesempatan itu selalu ada selama kita yakin dan berusaha.
Ketakutan hanya akan membatasi kamu untuk melakukan berbagai hal yang berarti.
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat bagian karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 September 2013 Penulis
(10)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yovita Arwinda Nugroho Nomor Mahasiswa : 091334013
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Univeritas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI MENYUSUN
REKONSILIASI BANK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PUTRA TAMA BANTUL YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikan pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 27 September 2013 Yang menyatakan
(11)
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI
MENYUSUN REKONSILIASI BANK SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PUTRA TAMA BANTUL YOGYAKARTA
Yovita Arwinda Nugroho Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode
cooperative learningtipe TGT pada materi menyusun Rekonsiliasi Bank sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi SMK Putra Tama Bantul. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi menyusun rekonsiliasi bank melalui metode pembelajaran
cooperative learningtipe TGT (Siklus I: sebelum implementasi 63% dan sesudah implementasi 75%) dan Siklus II: siklus I 75% dan siklus II 91.30%). Target yang telah ditentukan sebesar 70%. (2) Ada peningkatan motivasi belajar siswa pada materi menyusun rekonsiliasi bank melalui metode pembelajaran cooperative learning tipe TGT (Siklus I: sebelum implementasi 29.17% dan sesudah implementasi 50%) dan Siklus II: siklus I 50% dan siklus II 65.22). Target yang telah ditentukan sebesar 10%
(12)
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE OF COOPERATIVE LEARNING METHOD ON ARRANGING
BANKING RECONCILIATION AS AN EFFORT TO INCREASE LEARNING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT FOR
THE TENTH GRADE STUDENTS OF THE ACCOUNTING DEPARTMENT OF SMK PUTRA TAMA BANTUL YOGYAKARTA
Yovita Arwinda Nugroho Sanata Dharma University
2013
The research aims to find out the effects of applying cooperative learning method of TGT on arranging banking reconciliation as an effort to improve learning achievement and learning motivation of the students.
The research was conducted at the tenth grade students of the accounting department of SMK Putra Tama Bantul. This research was conducted in two cycles which cover four steps: planning, activities, observation, and reflection. The data were collected by tests, observation, interviews, and documentation. The data were analysed by implementing descriptive and comparative analysis.
The results of this research show that: (1) there is an increase in student’s learning by arranging banking reconciliation material through cooperative learning instructional methods type TGT (Cycle I: Before the implementation are 63% and 75% after implementation), and Cycle II: cycle I is 75% and cycle II is 91.30%). Targets have been set at 70%. (2) There is an increase in students' motivation is arranging banking reconciliation material through cooperative learning instructional methods type TGT (Cycle I: before the implementation is 29.17% and after implementation is 50%), and Cycle II : cycle I is 50% and cycle II is 65.22%). Targets have been set at 10%.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Metode PembelajaranCooperative LearningTipeTeams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa Pada Materi Menyusun Rekonsiliasi Bank Untuk Kelas X Akuntansi SMK PUTRA TAMA Bantul Yogyakarta.“
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyususnan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, kerjasama, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini.
7. Bapak Drs. Simon Suharyanta, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK PUTRA TAMA Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
(14)
xi
8. Ibu Dra. Zita Trimurdani selaku Guru Akuntansi yang juga sebagai Guru Mitra SMK PUTRA TAMA Bantul Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian penulis.
9. Staf pengajar dan tenaga administrasi SMK PUTRA TAMA Bantul Yogyakarta yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
10. Seluruh siswa kelas X AK 2 SMK PUTRA TAMA Bantul Yogyakarta yang telah membantu dan mendukung kelancaran pelaksanaan penelitian.
11. Orangtuaku, Bapak Petrus Siswanto dan Ibu Margaretha Maria Sujiyani yang selalu mendoakan penulis dimanapun dan selalu memberikan semangat, memberikan dukungan untuk selalu berusaha, dan selalu mengingatkan penulis untuk bersandar kepada Tuhan.
12. Kakakku Heribertus Wicaksono Nurgoho yang selalu mensupport penulis dan mendoakan penulis untuk kelancaran proses penyusunan skripsi.
13. Sahabat-sahabatku yang ada di Tangerang Mike, Hani, Niviliani, Yunita, Yustin, Jojo, Dwi, Tiwi, Diana yang telah mendoakan dan selalu mensupport penulis. Terima kasih teman-teman atas doanya.
14. Sahabta-sahabatku yang ada di Jogja Ria, Orin, Putri Septi, Tasya, Lita, Angel, Ellyza, Vivin yang telah banyak membantu penulis baik selama perkuliahan dan proses penyusunan skripsi dan selalu mendukung penulis. Terima kasih teman-teman atas kebaikan dan doanya.
15. Adek tiriku Natalia Desi yang selalu menghibur penulis terutama di saat-saat tersulit dalam menyusun skripsi dan selalu mensupport penulis. Terima kasih adek tiri sudah banyak membantu kakak tiri.
16. Kostmates para penghuni kost Surya 2a Lina, Valen, Debbi, Ria, Desi terima kasih atas perhatian dan doanya yang selalu diberikan kepada penulis.
17. Seluruh mahasiswa angkatan 2009 yang banyak membantu penulis di masa-masa perkuliahan maupun dalam penyususnan skripsi ini. Kebersamaan kita selama kurang lebih 4 tahun yang berwarna semoga tidak terlupakan dan selalu menjaga hubungan baik.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(15)
xii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan skripsi ini, serta penulisan menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Yogyakarta, 27 September 2013 Penulis
(16)
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii
ABSTRAK ... viii
ABTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN... xxi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6
1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ... 7
2. Tujuan dan Manfaat PTK ... 7
3. Model-model PTK... 8
B. Motivasi Belajar... 9
1. Pengertian Motivasi ... 9
(17)
xiv
3. Peran Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran ... 11
4. Fungsi Motivasi ... 12
5. Prinsip-Prinsip Motivasi... 12
6. Cara Menggerakkan Motivasi Belajar Siswa ... 13
7. Komponen Motivasi... 14
8. Unsur-unsur Motivasi Belajar ... 15
C. Hasil Belajar Siswa ... 16
1. Definisi Belajar ... 16
2. Pengertian Hasil Belajar ... 17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17
D. Model Pembelajaran... 21
1. Pengertian Model Desain Pembelajaran ... 21
2. Rasional Ragam Model ... 21
3. Komponen Model Pembelajaran ... 22
E. Kooperatif Learning ... 23
1. Pengertian pembelajaran kooperatif... 23
2. Karakteristik kooperatif learning ... 24
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperaktif ... 25
4. Prosedur Pembelajaran Kooperaktif ... 26
5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperaktif ... 27
6. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperaktif... 29
7. Tujuan Pembelajaran Kooperaktif ... 29
8. Tipe Pembelajaran Kooperaktif ... 29
F. Pembelajaran Kooperatif ModelTeams Games Tournament... 31
1. Pengertian ModelTeams Games Tournament ... 31
2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament... 32
3. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament... 33
G. Materi Akuntansi Menyusun Rekonsiliasi Bank ... 34
(18)
xv
2. Pengertian Rekonsiliasi Bank... 35
3. Tujuan Rekonsiliasi Bank ... 35
4. Kegunaan Rekonsiliasi Bank ... 36
5. Dokumen-Dokumen Dalam Proses Rekonsiliasi Bank ... 36
6. Bentuk Rekonsiliasi Bank ... 36
7. Analisis Selisih Kas Di Bank ... 38
8. Penyusunan Laporan Rekonsiliasi Bank... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48
A. Desain Penelitian ... 48
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50
C. Subyek dan Objek Penelitian... 50
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 50
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 55
1. Pengumpulan Data ... 55
2. Analisis Data ... 57
F. Instrumen Penelitian... 63
1. Perencanaan... 63
2. Tindakan ... 67
3. Observasi... 67
4. Refleksi ... 68
G. Prosedur Penelitian... 69
1. Kegiatan Pra Penelitian... 69
2. Tahap Pelaksanaan ... 70
a. Siklus I... 71
b. Siklus II ... 82
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 83
A. Tujuan Pendidikan di SMK Putra Tama Bantul ... 83
B. Sistem Pendidikan di SMK Putra Tama Bantul ... 83
(19)
xvi
D. Organisasi Sekolah SMK Putra Tama Bantul ... 89
E. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama Bantul ... 90
F. Siswa SMK Putra Tama Bantul ... 93
G. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Putra Tama Bantul .... 93
H. Proses Belajar Mengajar SMK Putra Tama Bantul ... 94
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 95
J. Dewan Sekolah ... 98
K. Hubungan Antara SMK dengan Instansi Lain... 99
L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitias Lulusan... 101
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 104
A. Deskripsi Penelitian ... 104
1. Observasi Pendahuluan... 105
a. Observasi Guru ... 105
b. Observasi Siswa... 108
c. Observasi Kelas ... 113
2. Siklus Pertama... 123
a. Perencanaan... 123
b. Tindakan... 130
c. Observasi... 134
1) Observasi Terhadap Kegiatan Guru Di Kelas ... 134
2) Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Di Kelas ... 139
3) Observasi Terhadap Kondisi Kelas... 143
d. Tingkat Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa ... 145
e. Refleksi ... 153
1) Guru ... 153
2) Siswa ... 156
3. Siklus Kedua ... 160
a. Perencanaan... 161
b. Tindakan... 162
(20)
xvii
1) Observasi Terhadap Kegiatan Guru Di Kelas ... 167
2) Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Di Kelas ... 172
3) Observasi Terhadap Kondisi Kelas... 176
d. Tingkat Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa ... 177
e. Refleksi ... 186
1) Guru ... 186
2) Siswa ... 189
B. Analisis dan Pembahasan Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative LearningTipe TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa Dalam Materi Menyusun Rekonsiliasi Bank .... 193
1. Hasil Belajar... 193
2. Motivasi Belajar ... 195
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN... 200
A. Kesimpulan ... 200
1. Siklus I ... 200
2. Siklus II... 201
B. Keterbatasan Penelitian ... 202
C. Saran ... 203
1. Bagi Guru ... 203
2. Bagi Siswa... 204
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 204
DAFTAR PUSTAKA ... 205
(21)
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi... 53
Tabel 3.2 Pendekatan PAP Tipe II ... 54
Tabel 3.3 Skala Likert Kuesioner Motivasi ... 54
Tabel 3.4 Target Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Pengamatan... 59
Tabel 4.1 Daftar Peserta Didik SMK Putra Tama Bantul ... 93
Tabel 4.2 Daftar Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMK Putra Tama Bantul ... 101
Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran .. 107
Tabel 5.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran . 109 Tabel 5.3 Analisis Motivasi Siswa Pra-Implementasi (Based-Line)... 111
Tabel 5.4 Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Di Kelas Pra-Implemnetasi Tindakan ... 112
Tabel 5.5 Hasil Observasi Kondisi Kelas Dalam Proses Pembelajaran ... 115
Tabel 5.6 Hasil Belajar Siswa Pra-implementasi Tindakan Pada Materi Kas Kecil ... 121
Tabel 5.7 Daftar Pembagian Kelompok ... 127
Tabel 5.8 Lembar Penilaian Kelompok ... 129
Tabel 5.9 Aktifitas Guru Di Kelas Pada Dalam Penerapan Metode PembelajaranCooperatve LearningTipe TGT (Siklus I) ... 135
Tabel 5.10 Aktifitas Kegiatan Siswa Di Kelas Dalam Penerapan MetodeCooperative LearningTipe TGT (Siklus 1) ... 139
Tabel 5.11 Observasi Kelas Selama Menerapkan Metode PembelajaranCooperative LearningTipe TGT (Siklus 1) ... 143
Tabel 5.12 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I... 145
Tabel 5.13 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Pra-Implementasi Tindakan dan Sesudah Implementasi Tindakan ... 146
(22)
xix
Tabel 5.14 Pengamatan Motivasi Siswa Di Kelas Dalam Penerapan
Model Pembelajaran TGT (Siklus I)... 147 Tabel 5.15 Rekap Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Di Kelas
Pra-Implementasi dan Sesudah Implementase Tindakan... 149 Tabel 5.16 Hasil Tes Belajar Siswa Sesudah Implementasi Tindakan
Model Pembelajaran TGT (Siklus I)... 151 Tabel 5.17 Rekap Hasil Belajar Siswa Pra-Implementasi dan
Sesudah Implementasi Tindakan Siklus I ... 152 Tabel 5.18 Instrumen Refleksi Kesan Guru Terhadap
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I... 153 Tabel 5.19 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Dan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I... 157 Tabel 5.20 Aktifitas Guru Di Kelas Pada Dalam Penerapan
Metode PembelajaranCooperative LearningTipe TGT
(Siklus II)... 167 Tabel 5.21 Aktifitas Kegiatan Siswa Di Kelas Dalam Penerapan
MetodeCooperative LearningTipe TGT (Siklus II)... 172 Tabel 5.22 Observasi Kelas Selama Menerapkan Metode
PembelajaranCooperative LearningTipe TGT (Siklus II) ... 176 Tabel 5.23 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 178 Tabel 5.24 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus I dan
Siklus II ... 179 Tabel 5.25 Pengamatan Motivasi Siswa Di Kelas Dalam Penerapan
Model Pembelajaran TGT (Siklus II) ... 180 Tabel 5.26 Rekap Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Di Kelas Siklus I
Siklus II ... 182 Tabel 5.27 Hasil Tes Belajar Siswa Sesudah Implementasi Tindakan
Model Pembelajaran TGT (Siklus II) ... 183 Tabel 5.28 Rekap Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 184 Tabel 5.29 Instrumen Refleksi Kesan Guru Terhadap
(23)
xx
Tabel 5.30 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Dan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus II ... 189 Tabel 5.31 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas X AK SMK Putra Tama
Bantul ... 193 Tabel 5.32 Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa ... 195 Tabel 5.33 Analisis Tingkat Keberhasilan Motivasi Dalam Proses
Pembelajaran ... 197 Tabel 5.34 Hasil Analisis Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Pada
(24)
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner... 207 Lampiran 2 Lembar Observasi dan Refleksi... 218 Lampiran 3 Daftar Pembagian Kelompok dan Penilaian Kelompok ... 232 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)... 235 Lampiran 5 Handout... 252 Lampiran 6 SoalPre Testdan Evaluasi Siklus I dan Siklus II... 265 Lampiran 7 Hasil Tabulasi Data Kuesioner Motivasi Belajar dan
Hasil Evaluasi Siswa ... 277 Lampiran 8 Surat-Surat ... 286 Lampiram 9 Hasil Penelitian Siklus I & Siklus II ... 291
(25)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan suatu hal penting dalam bidang
pendidikan. Proses tersebut berlangsung karena adanya interaksi antara guru
sebagai pengajar dengan siswa sebagai peserta didik. Pada dasarnya mengajar
merupakan suatu hal yang dilakukan untuk mengubah seseorang menjadi
lebih baik dalam segala hal. Mengajar merupakan kegiatan pendampingan
atau bimbingan yang dilakukan oleh guru di kelas terhadap siswa dalam
menyampaikan materi-materi pembelajaran. Tidak hanya menyampaikan materi namun guru juga dituntut untuk melakukan tindakan yang mampu
menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Tujuan mengajar sendiri adalah
hasil belajar yang baik, oleh karena itu guru harus meningkatkan kesempatan
belajar bagi peserta didik untuk meningkatkan mutu mengajarnya.
Kesempatan belajar peserta didik ditingkatkan dengan cara mengajak peserta
didik untuk mengemukakan pemikiran mereka terhadap materi yang sedang
diajar. Semakin sering siswa diberikan kesempatan seperti itu akan semakin
banyak siswa yang mampu berpikir sendiri sehingga sifat siswa akan
terbentuk menjadi sifat yang mandiri.
Pada jaman dahulu pandangan masyarakat terhadap guru adalah guru
memberikan penjelasan kepada siswa secara searah atau dengan kata lain
guru hanya menggunakan metode ceramah. Dalam kegiatan tersebut telihat siswa hanya menerima pengetahuan atau penjelasan yang diberikan oleh
(26)
guru. Namun, dewasa ini semakin berkembangnya jaman semakin
berkembang pula pemikiran masyarakat. Pemikiran tersebut dibentuk dan
dikembangkan oleh siswa sendiri bahwa sekarang siswa yang dituntut untuk
aktif dalam kegiatan belajar mengajar sedangkan peran guru tidak hanya
sebagai pemberi pengetahuan namun guru menjadi fasilitator bagi siswa
untuk mengembangkan pemikiran mereka. Proses tersebut terjadi karena
adanya interkasi antar guru dan peserta didik.
Sekarang guru dituntut untuk profesional dengan menerapkan
metode-metode pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan motivasi siswa serta
meningkatkan hasil belajar dan mengubah paradigma masyarakat terhadap guru. Berbagai metode pembelajaran aktif dapat dipilih oleh guru untuk
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar yang mampu mencapai tujuan
pembelajaran.
Pada pokok pembelajaran materi menyusun rekonsiliasi bank, metode
yang tepat untuk pembelajaran ini agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
adalah dengan menggunakan metode pembelajarancooperative learningtipe
teams games tournament(TGT). Pada prosedur model pembelajaran ini yang
secara ekplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,
menjawab, saling membantu satu sama lain, berperan serta dalam kegiatan
pembelajaran, dan mampu meningkatkan motivasi. Melalui cara seperti ini
diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling
bergantung pada kelompoknya secara koooperatif. Sebuah model pembelajaran teams games tournament (TGT) mengharapakan siswa tidak
(27)
hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi
pelajaran akan tetapi melalui model pembelajaran teams games tournament
siswa aktif berpikir, berkomunikasi, bekerja sama satu sama lain untuk bisa
memahami materi secara bersama-sama pula. Model ini sesuai dengan tema
pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan
meningkatkan perkembangan motivasi siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk
memaparkan metode pembelajaran cooperative learning tipe teams games
tournament(TGT) yang akan diterapkan dalam mata pelajaran akuntansi pada
materi menyusun rekonsiliasi bank guna meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa. Hal ini bertujuan agar suasana belajar dapat lebih
menyenangkan namun tetap terkendali karena siswa nantinya akan belajar
secara berkelompok bersama teman-teman sekelasnya sehingga siswa lebih
termotivasi untuk belajar dan mampu membangkitkan semangat satu sama
lain. Dengan siswa termotivasi dalam belajar, siswa mudah dalam
memahami materi tersebut dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Batasan Masalah
Model pembelajaran tipe cooperative learning ini mengajak siswa
untuk berkembang dalam berpikir. Guru yang bersangkutan hanyalah sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dalam makalah ini, penulis
menitikberatkan pada perancangan metode tersebut dalam pembelajaran
akuntansi pada materi menyusun rekonsiliasi bank agar tujuan pembelajaran yakni meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dapat tercapai.
(28)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, selanjutnya dapat
dirumuskan masalah yang berfungsi sebagai indikasi dan sasaran yang akan
dicapai dalam penelitian, yaitu bagaimana implementasi metode
pembelajaran cooperative learning tipe teams games tournament (TGT)
untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi menyusun
rekonsiliasi bank untuk kelas X Akuntansi SMK PUTRA TAMA Bantul
Yogyakarta ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa kelas X Akuntansi SMK PUTRA TAMA Bantul dengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe teams games
tournament.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini untuk beberapa pihak, antara lain :
1. Bagi siswa
Rancangan metode cooperative learning ini membantu siswa dalam
memahami materi karena siswa akan diajak untuk berpikir secara
individual dan secara bersama-sama dengan teman-temannya. Dengan
metode cooperative learning tipe teams games tournament yang dipilih
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam
(29)
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam merancang
suatu kegiatan pembelajaran dengan memilih metode yang tepat agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan referensi
bagi guru yang ingin menggunakan model pembelajaran teams games
tournament sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah.
4. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan dan referensi bagi
dosen dan mahasiswa yang nantinya akan menjadi pendidik sehingga
membantu mahasiswa menerapkan metode ini di kelas.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya untuk
memperbaiki hal-hal yang belum tepat sehingga dalam penelitian
(30)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Hopkins (2011:97) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan di ruang kelas. Dave Ebbutt berpendapat (2011:97) PTK merupakan studi pencobaan guna untuk memperbaiki praktisi pendidikan dengan melibatkan kelompok guru melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari suatu tindakan. PTK juga dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu, tujuannya untuk memperbaiki pemahaman mengenai keadilan tentang situasi atau praktik pendidik.
Agar PTK tidak terlepas dari tujuan perbaikan, maka ada beberapa hal
yang perlu di perhatikan, yaitu: (Zainal, 2011: 96)
a. Dalam melakukan PTK hendaknya memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai yang secara praktis tidak mengganggu kegiatan sehari-harinya, hal ini dilakukan bahwa PTK merupakan alat untuk memperbaiki atau menyempurnakan mutu pendidikan
b. Dalam teknik pengambilan data jangan sampai menyita waktu yang bisa mengganggu kegiatan utamanya.
c. Metodologi penelitian hendaknya dapat memberi guru melakukan permusan hipotesis yang kuat, serta dapat menentukan strategi yang cocok dengan suasanya kelas tempat dimana mengajar.
d. Masalah yang diangkat sebaiknya masalah yang benar-benar dapat diselesaikan dengan PTK
(31)
1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, yang
sekaligus dapat membedakan dengan penelitian formal, adalah sebagai
berikut: (Zainal, 2011:98-100)
a. PTK mengandalkan data yang diperoleh langsung dari refleksi diri peneliti. Refleksi adalah tindakan merenung, mempertimbangkan atau memikirkan sesuatu.
b. Jika PTK dilakukan secara kelompok, maka masing-masing anggota harus ikut ambil bagian dalam setiap langkah kegiatan
c. Dalam melakukan PTK terdapat langkah-langkah yang harus dijalankan yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
d. PTK dirancang untuk menanggulangi masalah yang nyata, yang dialami guru berkaitan dengan siswa di sekolah.
e. PTK merupakan proses belajar yang sistematis yang di dalamnya terdapat orang bertindak secara sadar sesuai dengan tahapan-tahapan yang ditentukan.
f. PTK dapat dibuktikan dengan data, karena apa yang dilakukan tidak hanya membuat catatan seakurat mungkin, tetapi juga mengumpulkan, menganalisis, menilai, menanggapi, dan memberi kesan mengenai apa yang telah terjadi.
2. Tujuan dan manfaat PTK
Tujuan dari PTK terdiri dari tujuan utama dan tujuan sertaan, adalah
sebagai berikut: (Zainal, 2011:100-101)
a. Tujuan utama dari PTK yaitu melakukan perbaikan dan meningkatkan profesionalisme guru mengenai proses pembelajaran, serta mengembangkan ketrampilan guru dalam proses pembelajaran.
b. Tujuan sertaan dari PTK yaitu menumbuhkan semangat guru untuk melakukan penelitian.
Manfaat PTK sangat besar bagi dunia pendidikan. Wayan Santyana
(2011:100) berpendapat bahwa manfaat dari PTK adalah sebagai inovasi
(32)
lapangan. Manfaat lain melakukan PTK yaitu dapat berpikir analisis
ilmiah, dapat mengembangkan keterampilan pembelajaran, terbiasa untuk
menulis, menambah kekhasan ilmu pendidikan, serta dapat
mengembangkan mutu sekolah.
3. Model-model PTK
Banyak model-model penelitian tindakan kelas (PTK) yang
ditawarkan, diantaranya yaitu:
b. Model Kurt Lewin (2010:20)
Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu a) perencanaan, b) tindakan, c) pengamatan dan d) refleksi.
c. Model Kemmis & McTaggart (2010:21)
Model ini merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Model
yang dikemukakan oleh Kemmis McTaggart pada hakekatnya juga
mempunyai empat komponen seperti pada model Kurt Lewin, dimana
keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
d. Model John Elliott (2010:21)
Dalam satu tindakan terdapat 3 langkah, di mana setiap
langkah-langkah itu berdasarkan pemikiran bahwa dalam pembelajaran terdapat
(33)
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motivation” yang berarti menggerakkan atau dorongan. Oemar Hamalik (Mc. Donald 1999:158-159) motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Di dalam
perumusan ini kita dapat mengetahui unsur-unsur yang saling berkaitan,
yaitu sebagai berikut,
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisasi manusia, misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal.
Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-katanya dengan lancar dan cepat akan kelar.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan enegri dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah kearah mencapai tujuan.
Secara serupa menurut Ali Imron (Winkels 1996: 87-88) motivasi
adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Dalam
kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar. Motivasi
(34)
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi
mencapai suatu tujuan (Winkels 1996: 87-88).
2. Jenis dan Sumber Motivasi
Menurut Eveline Siregar (2006:50-51) jenis motivasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu,
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya ransangan dari luar.motivasi ini sering disebut motivasi murni, motivasi ini berguna dalam situasi belajar yang fingsional dan bersifat riil.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri individu. Motivasi ini diperlukan di sekolah karena pembelajaran yang diberikan oleh guru tidak semua menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (Maslow 2006:50-51)
motivasi bersumber dari lima kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuhan
dasar tersebut yaitu,
a. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian, dan tempat tinggal. Termasuk dalam kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan biologis seperti seks. Kebutuhan fisik ditempatkan sebagai yang paling dasar, oleh karena itulah yang terpenting pada diri manusia termasuk makhluk hidup yang lainnya.
b. Kebutuhan rasa aman dan terjamin, yang dimaksud rasa aman di sini tidak saja fisik, tetapi juga secara psikis atau mental. Aman secara fisik contohnya terhindar dari gangguan kriminalitas, teror, gangguan binatang buas, gangguan orang lain, gangguan dari bangunan dan tempat yang tidak aman. Sedangkan aman secara psikis contohnya, tidak banyak diejek, tidak direndahkan harga dirinya. Sementara rasa terjamin contohnya saja ada penghasilan ketika sakit. Kebutuhan rasa aman dan terjamin sangat penting bagi seseorang, karena hal demikian dapat menjadi faktor motivasi, termasuk juga motivasi belajar.
c. Kebuthan sosial ini erat hubungannya dengan kedudukan manusia yang sebagai makhluk sosial itu. Sebagai makhluk sosial ia butuh agar dianggap sebagai warga komunitas sosialnya, ialah manusia. Kebutuhan sosial ini sangat penting artinya buat mereka yang sedang belajar. Pembelajar tidak akan dapat belajar dengan baik manakala ia merasa atau mempersepsi dirinya tertolak oleh warga komunitasnya. Oleh karena itu, ia haruslah senantiasa dapat diterima dengan baik oleh
(35)
teman-teman sesama pembelajar. Kebutuhan mengasihi dan dikasihi oleh orang lain, berbeda dalam wilayah kebutuhan sosial itu.
d. Kebutuhan ego adalah kelanjutan dari kebutuhan sosial. Ia ingin prestasi dan berprestasi. Oleh karena itu, ia membutuhkan kepercayaan dan tanggungjawab dari orang lain. Dengan kepercayaan dan tanggungjawab yang menantang, maka seseorang akan beraktivitas. Jika kebutuhan ini diterapkan dalam belajar dan pembelajaran, maka pembelajar haruslah diberikan banyak tugas-tugas yang menantang tetapi masih dalam kerangka kemampuan dirinya. Dengan tugas-tugas yang menantang, maka ia akan termotivasi.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, yang dimaksud dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk membuktikan dirinya dan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Oleh karena itulah, pada tahapan pemenuhan kebutuhan tertinggi ini, ia mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang mereka miliki, apapun potensinya. Pada seorang pembelajar, ekspresi dari seluruh totalitasnya bisa tercurah dengan baik manakala terdapat suasana yang kondusif untuk aktualisasi belajar dari pembelajar baik di setting kelas maupun di luar kelas.
3. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Secara umum menurut Eveline Siregar (2006:51-52), terdapat dua
peran penting motivasi dalam belajar, pertama, motivasi merupakan daya
penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua,
motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat
dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar.
Dalam study yang dilakukan Fyans dan Maerh dalam bukunya
Eveline Siregar (2006:51-52) mengatakan bahwa di antara tiga faktor,
(36)
maka faktor yang terakhir merupakan predictor yang paling baik untuk
prestasi belajar.
4. Fungsi Motivasi
Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007:160-161) motivasi
berfungsi sebagai pendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan
belajar, mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
penggerak artinya motivasi menentukan cepat atau lambatnya pekerjaan.
Jadi fungsi motivasi itu meliputi yaitu,
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia akan berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
5. Prinsip-Prinsip Motivasi
Menurut Ali Imron (H.Hover 1996:163-166) prinsip-prinsip yang
disusun atas dasar penelitian yang saksama dalam rangka mendorong
motivasi belajar siswa di sekolah yang mengandung pandangan
demokratis dan dalam rangka menciptakan self motivation dan self
disciplinedikalangan siswa prisip-prisip motivasi tersebut adalah:
a. Pujian lebih efektif daripada hukuman
Hukuman bersifat menghentikan sesuatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu pujian lebih besar nilainya bagi motovasi belajar siswa.
b. Semua siswa mempunyai kebutuhan psiklogis tertentu yang harus mendapatkan kepuasan. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan di dalam motivasi dan disiplin.
c. Motivasi dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.
(37)
d. Terhadap jawaban yang serasi perlu dilakukan usaha pemantauan. Apabila sesuatu perbuatan belajar mencapai tujuan maka terhadap perbuatan itu perlu segera diulang kembali setelah beberapa menit kemudian, sehingga hasilnya lebih mantap. Pemantapan itu perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalam belajar.
e. Motivasi mudah tersebar terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi atau antusias akan menghasilkan siswa menghasilkan siswa yang antusias atau berminat tinggi dalam belajar.
f. Pemahaman yang jelas terhdap tujuan-tujuan akan meransang motivasi.
g. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minta yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada tugas-tugas tersebut dipaksa oleh guru.
6. Cara Menggerakkan Motivasi Belajar Siswa
Menurut Ali Imron (1996:166-168) guru dapat menggunakan
berbagai cara untuk menggerakkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.
Ada dua cara mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar. Pertama, menyusun strategi sehingga prinsip-prisip tersebut dapat terterapka secara optimal. Kedua, menjauhkan kendala-kendala yang ditemui. Kendala demikian ini patut dijauhi agar tidak mengganggu prinsip-prinsip belajar.
b. Mengoptimalkan unsure-unsur dinamis pembelajaran.
Dapat dilakukan dengan cara menyediakan secara kreaktif berbagai unsure pembelajaran tersebut. Penyediaan ini perlu dilakukan karena umumnya ketika guru tidak ada guru hanya menerima kondisi tersebut apa adanya. Selain itu dapat dilakukan dengan cara, memanfaatkan sumber-sumber di luar sekolah sehingga keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dapat ditanggulangi.
c. Mengembangkan aspirasi dalam belajar.
Setiap siswa mempunyai kemampuan dan pengalaman yang berbeda. Kemampuan dan pengalaman yang bebeda demikian hendaknya tidak menjadi kendala dalam aktivitas belajar. Pengalam masa lalu ini bisa didapatkan siswa melalui aktivitas belajar, aktivitas non belajar.
d. Member Angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan guru. Siswa yang mendapatakan angka baik, akan mendorong belajarnya semakin lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang, mungkin akan menimbulkan frustasi atau bisa jadi menjadi pendorong agar belajar lebih baik.
(38)
e. Pujian
Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.
f. Hadiah
Cara ini dapat dilakukan guru dalam batasan-batasan tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik dan mendapat juara.
g. Persaingan
Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-mptif social kepada siswa. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar.
h. Sarkasme
Dilakukan dengan cara mengajak siswa yang hasil belajarnya kurang jalan-jalan. Selama dalam batasan tertentu sakarsme dapat mendorong kegiatan belajar.
i. Penilain
Penilai secara kontinyu akan mendorong siswa belajar, karena setiap siswa mempunyai kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik. j. Film Pendidikan
Setiap siswa merasa senang menonton film, siswa akan mendapat pengalaman baru yang merupakan suatu unit cerita yang bermakna. k. Belajar Melalui Radio
Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah guru. Kendatipun demikian radio tidak akan bisa menggatikan kedudukan guru dalam mengajar.
7. Komponen Motivasi
Motivasi memiliki dua komponen menurut Ali Imron
(1996:159-160), yakni komponen dalam (inner component), dan komponen luar
(outer component). Komponen dalam ialah perubahan dalam diri
seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis.
Sedangkan komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan
(39)
kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan
yang hendak dicapai.
8. Unsur-unsur Motivasi Belajar
Menurut Mudjiono, ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar, yaitu :
a. Cita-cita/aspirasi pembelajaran
Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajaran. Cita-cita aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut, seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.
a. Kemampuan pembelajaran
Kemapuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Menuntut seseorang sabagaimana orang lan dari bingkai penglihatan demikian tentulah tidak dibenarkan. Sebab, orang yang menyerupai orang yang mempunyai kempuan tinggi. Dan sebaliknya orang berkemampuan tingga, akan menajadi malas jika dituntut sebagaimana mareka yang berkemampuan rendah.
b. Kondisi pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat dibedakan ats kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologis, umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Bila seseorang kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya. Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun, jika kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat. c. Kondisi lingkungan belajar
Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana orang lain. Ia, secar sadar atau tidak, terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar sudah menjadi budaya, maka para penghuni lingkungan tersebut bisa terbawa ke dalam budaya belajar. Jelaslah kiranya, bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.
(40)
d. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar pembelajaran. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran tersebut meliputi hal-hal sabagai beikut :
1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar 2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya
3) Alat bantu belajar dan upaya penyediannya 4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya
5) Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan dam peneguhannya
e. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran, menjadikan peserta didik juga bergairah belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan peserta didik, menjadikan tingginya motivasi belaajr pembelajaran.
C. Hasil Belajar Siswa
1. Definisi Belajar
Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu.
Oleh karena itu, hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk
menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan
belajar, dimana di dalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri,
memahami perubahan, dan perkembangan globalisasi. Sehingga dengan
belajar seseorang siap menghadapi perkembangan zaman yang begitu
pesat. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
(41)
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar (Hamalik,1995:48) merupakan perubahan tingkah laku
subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam
situasi tertentu berkat pengalamnnya berulang-ulang. Pengertian hasil
belajar menurut (Sudjana,2005:3) adalah perubahan tingkah laku yang
mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya.
Definisi lain menganai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar
dibagi menjadi tiga ranah yaitu (Benyamin Bloom Anni,2004: 6) :
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiridari pengetahuan/ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis dan evaluasi. Keenam tujuan ini sifatnya hierarkis, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila kemampuan sebelumnya belum dikuasai.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana,1989 :
39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa
perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh
(Clark,1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh
(42)
lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan
yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana,2002 : 39).
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dalah sebagai berikut
(http://ml.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli) :
a. Faktor pada diri orang yang belajar, yang masih dapat dibagi menjadi dua :
1) keadaan fisik, keadaan fisik yang sehat, kuat, akan menguntungkan hasil belajar,
2) keadaan mental atau psikologi, yaitu fungsi-fungsi yang berperan dalam hubungannya dengan belajar yakni: ingatan, perhatian, minat, kecerdasan, motivasi, kemauan dan pikiran
b. Faktor diluar diri orang yang belajar, yang terdiri dari tiga macam : 1) alam atau fisik seperti iklim, sirkulasi udara, keadaan cahaya dan
sebagainya
2) faktor sosial atau psikologis, disini yang terutama faktor pembimbing/guru yang mengarahkan serta membimbing kegiatan orang yang belajar serta yang menjadi salah satu sumber materi belajar
3) sarana-prasarana baik fisik maupun non fisik memainkan peranan penting dalam mencapai hasil belajar (gedung, kelas, perlengkapan, laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran, alat-alatperaga), sedang suasana yang paedagogis, tenang, gembira, adalah sarana-prasarana yang non fisik.
Sedang menurut (Sudjana,1990:22), faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah kualitas pengajaran di sekolah itu sendiri, yakni
adatiga unsur: kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik
sekolah. Hasil belajar yang dicapai siswa menurut (Sudjana,1990:56),
melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri
(43)
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa (Anonim, 2001) adalah:
a. Faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud faktor sosial disini adalah factor msnusia, baik manusia itu hadir pada saat terjadi proses belajar maupun tidak hadir. Kehadiran sesorang dapat menggangu kawannya yang sedang belajar, misalnya seorang siswa yang menggangu kawan lainnya yang sedang mengerjakan tugas latihan dikelas sehingga siswa tersebut menggangu kawannya yang sedang mengerjakan tugas latihan.
b. Faktor non sosial dalam belajar
Kelompok ini banyak sekali jumlahnya, misalnya waktu, tempat, alat-alat yang digunakan dalam belajar, keadaan udara, suhu udara, cuaca dan sebagainya. Faktor ini mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. c. Faktor fisiologis dalam belajar
Yang dimaksud keadaan fisiologis adalah keadaan fisik seseorang terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan fungsi panca indera. Tingkat kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh dalam belajar. Apabila kondisi fisik seseorang tidak fit atau kurang sehat maka dalam belajar ia akan terganggu, baik perhatian maupun konsentrasinya. Begitu juga apabila salah satu panca inderanya terganggu, misalnya telinga atau mata sakit maka akan mengganggu kegiatan belajarnya. d. Faktor psikologis dalam belajar
Faktor psikologis yang paling menonjo adalah sesuatu yang mendorong aktivitas seseorang dalam belajar, dengan kata lain alasan yang membuat seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Hal yang menonjol di dalam memaksimalkan hasil belajar adalah mengenai
(44)
factor kepribadian. Kepribadian siswa memberikan kontribusi yang besar terhadap hasil belajar karena komponen kepribadian tersebut mempunyai fungsi yaitu :
1) Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif merupakan kemampuan manusia menghadapi obyek-obyek dalam bentuk representatif menghadirkan obyek dalam kesadarannya. Hal-hal yang terkait dengan fungsi kognitif manusia antara lain :
a) Taraf intelegensi–daya kreativitas b) Bakat khusus
c) Organisasi kognitif d) Kemampuan berbahasa e) Daya fantasi
f) Gaya belajar g) Tipe belajar
h) Tekhnik atau cara-cara belajar secara efisiensi dan efektif 2) Fungsi kognitif – DinamisFungsi kognitif – Dinamis ini berkisar
pada penentuan suatu tujuan dan pemenuhan suatu kebutuhan yang di dasari serta dihayati. Beberapa aspek yang termasuk dalam fungsi kognitif dinamik antara lain adalah :
a) Karakter–hasrat–berkehendak b) Motivasi belajar
c) Konsentrasi-perhatian 3) Fungsi Afektif
Fungsi Afektif membantu siswa dalam mengadakan suatu penelitian terhadap obyek-obyek yang dihadapinya, dan dihayati apakah benda tersebut suatu peristiwa atau seseorang, bernilai atau tidak bagi dirinya. Dalam berperasaan dapat terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap semangat belajar antara lain adalah :
a) Temperamen b) Perasaan c) Sikap d) Minat
Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan
yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika
dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman, dan kepuasan belajar,
bersih, rapi dan teratur. Berkaitan dengan kompetensi guru yang merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kualitas belajar, maka
(45)
dalam pembelajaran guru harus pandai-pandai memilih pendekatan dan
metode mengajar yang sesuai dengan isi materi pelajaran. Metode
berfungsi sebagai media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin
dicapai sehingga metode pembelajaran yang digunakan harus benar-benar
efektif dan efisien.
D. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Desain Pembelajaran
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur
kerja yang teratur atau sistematik, serta mengandung pemikiran bersifat
uraian atau penjelasan beserta saran (Dewi Salma, 2007:33-35).
Uraian atau penjelasan menunjukkan bahwa suatu model disain
pembelajaran menyampaikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun
atas dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi,
sistem, dan sebagainya yang mengacu pada proses pembelajaran.
2. Rasional Ragam Model
Menurut Dewi Salma, (2007:33-35) keragaman desain
pembelajaran memunculkan pedekatan yang berbeda dari setiap modelnya.
Manfaat yang dapat disimpulkan dari khazanah model yang ada ialah:
a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pengajar atau guru dalam memilih desain atau PBM sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina.
b. Terkait dengan materi ajar, setiap materi ajar memerlukan suatu desain pembelajaran yang khas dan khusus untuk materi ajar tersebut.
c. Menimbulkan inspirasi di antara pakar teknologi pendidikan untuk menciptakan kembali model-model turunan lain dari desain pembelajaran.
(46)
d. Membuka peluang untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang desain pembelajaran sehingga model disain pembelajaran dapat diuji cobakan dan diperbaiki.
3. Komponen Model Pembelajaran
Menurut Dewi Salma, (2007:35-37) komponen dasar desain
pembelajaran adalah:
a. Pebelajar
Pebelajar merupakan pihak yang menjadi focus suatu disain pembelajaran. Informasi yang paling diperlukan untuk dilacak adalah karakteristik mereka, kemampuan awal atau prasyarat.
b. Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran merupakan penjabaran kompetensi yang akan dikuasi oleh pebelajar jika mereka telah selesai dan berhasil menguasai materi ajar tertentu. Tujuan pembelajaran dalam lingkup besar dianggap sebagai tujuan umum, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam lingkup khusus dianggap sebagai tujuan khusus. Tujuan pembelajaran sering kali disebut sebagai tujuan khusus kinerja atau dengan itsilah aslinyaPerformance Objectives.
c. Analisis Pembelajaran
Merupakan proses menganalisis topic atau materi yang akan dipelajari. Analisis topic dikaitkan dengan kemampuan awal.
d. Strategi Pembelajaran
Merupakan upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan tehnik penyampaian pesan, penentuan metode dan media, alur isi pelajaran, serta interaksi antara pengajar dengan siswa. Stategi pembelajaran dapat dikembangkan secara makro dan mikro. Stategi pembelajaran makro adalah stategi pembelajaran yang diterapkan untuk kurun waktu satu tahun atau satu semester. Sedangkan strategi pembelajaran mikro merupakan strategi yang dikembangkan untuk satu KBM.
e. Bahan Ajar
Merupakan satu-satunya yang berwujud (tangible) dari seluruh komponen dasar daisan pembelajaran. bahan ajar adalah format materi yang diberikan kepada pebelajar.
f. Penilaian Belajar
Penilaian belajar adalah tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum. Penilaian tidak hanya berkaitan dengan angka tertentu sebagai hasil belajar yang menunjukkan prestasi belajar.
(47)
E. Kooperatif Learning
1. Pengertian Kooperatif
Kelompok merupakan konsep yang penting dalam kehidupan
manusia, karena sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari
kelompoknya. Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat dapat
diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang
berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa
dirinya merupakan bagian dari kelompoknya, sehingga mereka merasa
memiliki dan merasa saling ketergantungan secara positif yang digunakan
untuk mencapai tujuan.
Menurut Wina Sanjaya (2006:241-243) pembelajaran kooperatif
adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif,
yaitu:
a. Adanya peserta dalam kelompok. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, di antaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Pendekatan apapun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.
b. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai kelompok.
c. Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antarpeserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan-gagasan.
(48)
d. Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 siswa yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, suku
yang berbeda. Dengan demikian setiap anggta kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya
akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan
keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
Jadi, pembelajaran kooperatif meningkatkan prestasi belajar siswa
dan mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik,
penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan kepada siswa
lain.
2. Karakteristik Kooperatif Learning
Menurut Wina Sanjaya (2006:243-246) karakteristik pembelajaran kooperatif adalah:
a. Pembelajaran secara tim
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap kelompok bersifat heterogen artinya, kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
(49)
b. Didasarkan pada management kooperatif
Pada umumnya management mempunyai empat fungsi yaitu, perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan control. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif.
2) Fungsi organisasi
Menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok.
3) Fungsi pelakanaan
Menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan rencana, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama.
4) Fungsi control
Menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes. c. Kemauan untuk Bekerja Sama.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. d. Keterampilan Bekerja Sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggta lain.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut
Wina Sanjaya (2006: 246-247) yaitu:
a. Ketergantungan Positif (Positive Interpendence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantuangan
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas
(50)
kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan mana kala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing kelompok.
b. Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Setiap anggota kelompok harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu juga kelompok.
c. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Intaraksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing.
d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal untuk kehidupan di masyarakat. Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemapuan-kemapuan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu tidak mungkin dapat dikuasai oleh siswa dalam waktu sekejap.
4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya
(Salvin,2006:60-63)
a. Penjelasan Materi
Proses penyampaian pokok-pokok materi sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi tersebut dalam kelompok. Di samping itu guru juga harus dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampain dapat lebih menarik.
b. Belajar Dalam Kelompok
Pengelompokan dalam pembelajaran kooperaktif bersifat heterogen artinya, kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya. (Anita Lie: 2005) menjelaskan beberapa alasan lebih disukainya pengelompokan heterogen.
(51)
1) Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung.
2) Kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar agama, etnis, dan gender. Terakhir, kelompok heterogen memudahkan pengelolan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
c. Penilaian
Penilaian bisa dilakukan dengan tes atau kuis yang dilakukan baik secara kelompok. Tes individual memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
d. Pengakuan Tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus menerus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi belajar.
5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
a. Keunggulan Kooperatif
Keunggulan menurut Sugiyanto (2009: 43-44), pembelajaran kooperatif learning
1) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menentukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3) Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 4) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
(52)
5) Strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan memanage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
6) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompok. 7) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8) Interaksi selama kooperaktif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsang untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
b. Kelemahan Kooperatif
Kelemahan pembelajaran kooperatif learning menurut Wina Sanjaya (2006: 248-249)
1) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperaktif butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan.
2) Ciri utama pembejaraan kooperatif adalah siswa saling membelajaran. Jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperaktif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil belajar yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4) Keberhasilan pembelajaran kooperaktif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali penerapan strategi ini.
5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan itu.\
(53)
6. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sri Harmianto dkk (2011:59) pembelajaran kooperatif
memiliki ciri-ciri:
a. Belajar bersama dengan teman.
b. Selama proses pembelajaran terjadi tatap muka dengan teman. c. Saling mendengarkan pendapat diantara kelompok.
d. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok. e. Belajar dalam kelompok kecil.
f. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat. g. Keputusan tergantung pada mahasiswa itu sendiri. h. Mahasiswa aktif.
7. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.
Tujuan pembelajaran kooperatif menciptakan situasi di mana
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya (Sri Harmianto dkk, 2011:60).
Model ini dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran kooperatif yaitu, meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu. Tujuan yang kedua memberikan peluang agar siswa dapat menerima teman-teman yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Tujuan penting ketiga ialah untuk mengembangkan keterampilan social siswa. Keterampilan social yang dimaksud antara lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok.
8. Tipe Pembelajaran Kooperatif
a. Student Teams-Achievement Division(STAD)
Model pembelajaran yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Model ini juga sangat mudah digunakan.
Ciri pembelajaran STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok-kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan metode pembelajaran kooperaktif dan prosedur kuis.
(54)
b. Jigsaw
Tipe jigsaw termasuk pembelajaran kooperaktif dengan memberikan pengarahan, informasi, bahan ajar, yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa.
Ciri-ciri pembelajaran tipe ini, yaitu setiap anggota terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok asal, kelompok asal tesebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli, kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai keahliannya, kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.
c. Teams Games Tournament(TGT)
Model ini menekankan pada pencapaian tujuan dan kesuksesan kelompok dengan berdasarkan pada kerja-kerja anggota kelompok. d. Group Investigation(GI)
Model ini didasarkan pada suatu permis bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kewawasan dalam domain social dan intelektual, dan proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua doamain.
e. Think Pair Share
Tipe ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dalam model pembelajaran ini menghendaki siswa bekerja sama dalam kelompok kecil. Yang terdiri dari 2 sampai 6 anggota dalam setiap kelompok. Tahanpan dalam TPS yaitu:
1) Tahap 1 :Thinking (berpikir)
Guru memberikan pertanyaan dan siswa memikirkan jawaban secara mandiri untuk beberapa saat.
2) Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain guna mendiskusikan apa yang dibahas pada tahap 1.
3) Tahap 3 : Sharing (berbagi)
Pada tahap ini guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan.
(55)
F. Pembelajaran Kooperatif Tipe Model Teams Games Tournament
(TGT).
Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal yaitu TGT
menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem
skor kemajuan individual, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim
mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara
seperti mereka (Slavin, 2008:163).
PembelajaranStudent Taching Learningmenekankan pada pencapaian
tujuan dan kesuksesan kelompok dengan berdasarkan pada kerja-kerja
anggota kelompok. Tujuan dan kesuksesan kelompok tidak hanya dalam hal memahami suatu pelajaran, hanya bekerja menyelesaikan masalah
tetapi juga mempelajari sesuatu secara kelompok.
Dalam metode ini siswa setelah belajar dalam kelompoknya
masing-masing anggota kelompok yang setingkat kemampuannya akan
dipertemukan dalam suatu pertandingan/turnamen yang diadakan tiap
akhir unit pokok bahasan atau akhir pekan. Skor yang didapat akan
memberikan kontribusi rata-rata skor kelompok.
1. Pengertian Model Teams Games Tournament.
Menurut Slavin (1995:105) ada lima komponen utama dalam
pembelajaran kooperatif tipeteams games tournament(TGT) yaitu ;
a. Penyajian kelas
Penyajian kelas dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak berbeda dengan pengajaran biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pengajaran lebih difokuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Ketika penyajian kelas berlangsung mereka sudah berada dalam kelompoknya. Dengan demikian mereka akan
(56)
memperhatikan dengan serius selama pengajaran penyajian kelas berlangsung sebab setelah ini mereka harus mengerjakan games
akademik dengan sabaik-baiknya dengan skor mereka akan menentukan skor kelompok mereka.
b. Kelompok (teams)
Kelompok disusun dengan beranggotakan 4-5 orang yang mewakili pencampuran dari berbagai keragaman dalam kelas seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau eknik. Fungsi utama mereka dikelompokkan adalah anggota-anggota kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat bekerja sama dalam belajar dan mengerjakangamesatau lembar kerja dan lebih khusus lagi untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi kompetensi.
c. Permainan (games)
Pertanyaan dalamgames disusun dan dirancang dari materi yang relevan dengan materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. sebagian besar pertanyaan pada kuis adalah bentuk sederhana. Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang diberikan nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada kartu tersebut.
d. Kompetisi/Turnamen (tournament)
Turnamen adalah susunan beberapa gameyang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah dosen memberikan penyajian kelas dan kelompok mengerjakan lembar kerjanya.
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberi penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai kriteria yang telah disepakati bersama.
2. Langkah-langkah metode pembelajaran cooperative learning tipe
Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah dan akitivitas pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut (Tukiran Taniredja, 2011:66-73) :
a. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT mengikuti urutan sebagai berikut :
1) Pengaturan klasikal 2) Belajar kelompok 3) Turnamen akademik 4) Penghargaan tim
(57)
5) Pemindahan
b. Pembelajaran diawali dengan memberikan pelajaran, selanjutnya diumumkan kepada semua siswa bahwa akan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja tim. Kepada siswa disampikan bahwa mereka akan bekerja sama dengan kelompok belajar selama beberapa pertemuan, mengikuti turnamen akademik untuk memperoleh poin bagi nilai tim mereka serta diberitahukan tim yang mendapat nilai tinggi akan mendapatkan penghargaan.
c. Kegiatan dalam turnamen adalah persaingan, dimana setiap anggota kelompok dari masing-masing kelompok mendapatkan empat simbol yang berbeda-beda antar anggota yang satu dengan anggota yang lain. Simbol tersebut yang akan menjadi identitas bagi setiap anggota untuk menjadi peserta turnamen.
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament
yaitu (Tukiran Taniredja, 2011:66-73) :
a. Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya
b. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi
c. Perilaku menggangu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil d. Motivasi belajar siswa bertambah
e. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan pembelaan negara
f. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antar siswa dengan siswa dan antar siswa dengan guru
g. Siswa dapat menelaah sebuah pokok bahasan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri mahasiswa tersebut dapat keluar, selain itu kerjasama antar siswa juga siswa dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosannkan.
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament
yaitu (Tukiran Taniredja, 2011:66-73) :
a. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta menyumbang pendapatnya
(1)
307 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
308 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
309 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
310 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
311 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
312 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI